Minggu, 17 Mei 2015

EDISI - 63 KAMIS


Edisi, 63
Kamis 14 Mei  2015

APA YANG KAU PERJUANGKAN DENGAN PUASAMU
“ Sayyiduna Muhammad Rosuulullah Lil Alamin”
(Junjungan kita Kanjeng Rosul Muhammad S.A.W
adalah utusan Allah untuk seluruh alam)
Keinginanmu akan al-Haqq’ Azza wa-Jalla belum benar dan engkau menginginkan-Nya, sebab setiap orang mengklaim menginginkan al-Haqq’Azza wa Jalla, akan tetapi mengejar-ngejar selain-Nya justru dikedepankan, maka sebenarnya batallah klaimnya.  Pengingin dunia sangatlah banyak diantara kita sebagai manusia, sementara pengingin akhirat adalah minoritas dan lebih sedikit dari pada pengingin Alloh SWT itu sendiri, semakin sedikit dan hanya hitungan jari yang bersungguh-sungguh untuk bertujuan kembali kepada Al-Haqq Azza wa Jalla. Banyak pejuang-pejuang yang mengatas namakan ritual, ataupun laku brata dengan bermacam-macam cara, banyak yang rela melakukan berlapar-lapar ataupun puasa untuk suatu ritual tertentu ataupun suatu keinginan tertentu.  Dan bahkan terlalu besar dalam berhalusinasi sehingga yang terjadi hanya igauan belaka, dalam segala hal yang dijalaninya.  Sebenarnya apa yang kalian perjuangkan dalam “Puasamu”...? Apa kalian benar-benar mengerti dan memahami dengan yang kalian lakukan. Sebab berlapar-lapar (Puasa) bukanlah sekedar meninggalkan makan dan minum dan hal-hal yang bisa membatalkannya saja, akan tetapi juga harus mampu dan suatu keharusan untuk meninggalkan dosa.
Manis dan pahit, bagus dan rusak serta kotor dan suci memang suatu keharusan, jika kalian menginginkan kemurnian menyeluruh maka tinggalkanlah dosa dengan segenap hatimu dan hubungkanlah ia dengan Alloh Azza Wa Jalla, lepaskanlah dunia dan penghuninya, kosongkan perut dari muatan-muatan kotor, keluarkan syawat, ego dan nafsunya dari pikiran serta hatimu yang akan merusak puasamu.  Kenapa harus diperjuangkan puasa itu, bukankah hal ini sudah tradisi turun temurun bagi kaum muslim bahkan kaum-kaum yang lain, lantas kenapa juga harus berpuasa dan mengapa juga harus dilaksanakannya...? semakin membabibuta dalam berhalusinasi tentang menerjang keinginan untuk memenuhi hasrat ego dan duniawinya. Taukah engkau kedudukan puasa sehingga benar-benar kita perjuangkan untuk kemurnian laku tersebut. Diawali dari Puasa syariat, ialah yang mempunyai definisi tentang puasa yang menjelaskan ataupun menerangkan secara sederhananya tidak boleh makan dan minum ataupun berkumpul dengan istri di siang hari dalam arti sebelum berakhir waktu berbuka puasa, sebab jika hal itu dilakukan akan membatalkan syarat syahnya puasa. Yang kedua Puasa Torekoh yaitu puasa hati, maksudnya bagaimana, maksudnya adalah menjalankan puasa dari penyakit keinginan-keinginan hati yang berkeinginan selain Al-Haqq Azza wa Jalla, berarti selain Alloh SWT  maka puasanya dianggap tidak syah (batal), barangsiapa mampu mencapai kondisi ini maka ia akan merasakan kenyamanan, walau kadang kenyamanan itu sendiri adalah jebakan ataupun rumah kotoran dan petaka, oleh karna itu engkau harus keluar meninggalkannya. Selanjutnya adalah Puasa Hakekat, yakni puasa yang didasari rasa cinta, sebab puasa yang mampu mencegah dari rasa cintanya selain Alloh Azza wa Jalla. Ternyata tidak semudah yang kita bayangkan tentang sejatinya puasa itulah puasa hakekat, tidak cukup menahan haus dan lapar ataupun syahwatnya saja, akan tetapi sedemikian dalamnya ketika khasanah keilmuan tentang puasa kita gali sedalam-dalamnya. Dengan demikian semakin jelas dan terjawab sudah, ketika pertanyaan apa yang kita “perjuangkan” dalam puasamu...???  yaitu suatu bentuk usaha ataupun perbuatan yang bersungguh-sungguh serta totalitas dan disandarkan kepada Alloh SWT dalam rangka memurnikan (Mensucikan) hatinya dari  sifat kebinatangan untuk menjadi manusia yang purna, untuk menjadi manusia yang ridlo dan diridloi Alloh SWT, sehingga mendapatkan cinta-Nya. Oleh karenanya puasa adalah khasanah batin, jika engkau harus melakukannya maka miskinkanlah dulu hati dari keinginan-keinginan Selain-Nya, (Alloh Azza wa Jalla) dan jangan pernah mencintai apapun selain mencintai-Nya.  Semua itu bahwa kebenaran hati dan rasa cinta dari puasa, dapat dimurnikan melalui aktivitas mempelajari ilmu (Ngaji) dan mengamalkannya, ikhlas beramal dan kesungguhan mencari al-Haqq Azza wa Jalla. Belajarlah dan terus belajar baru kemudian menyendirilah (uzlah) belajarlah memahami permasalahan yang lahir (syariat), kemudian beriringan mempelajari pemahaman batin (hakikat). Ilmu lahir adalah lentera penerang lahir dan sementara ilmu batin adalah lampu penerang batin, yaitu penerang antara engkau dan Illahi Robbi. Manakala engkau totalitas memperjuangkan puasamu dengan landasan ilmu, maka semakin lebar pula antara engkau dan Dia (Alloh Azza Wa Jalla) dan akhirnya terbukalah kecintaan-Nya pintu yang di khususkan bagimu.

DIMENSI HENIG
* Ilmu lahir adalah lentera penerang lahir dan sementara ilmu batin adalah lampu penerang batin, yaitu penerang antara engkau dan Ilahi Robbi. Manakala engkau memperjuangkan puasamu dengan landasan ilmumu, maka semakin lebar pula antara engkau dan Dia (Alloh Azza Wa Jalla) dan akhirnya terbukalah daun pintu yang di khususkan bagimu.

ANGKRINGAN SUFI
Bismillahirohmanirohim :   BERLATIH  PUASA Semangat untuk selalu menggali terus berjalan ngansu kaweruh merupakan bagian detak nafas kehidupan yang harus dicukupi, sebab perintahnya adalah mencari ilmu sampai liang lahat, oleh sebab itulah semua perlu diperjuangkan dalam rangka pencarian, bahkan kita selalu berlatih ataupun melakukan diklat-diklat yag kita tradisikan secara individu, disaat yang demikian di kampung angkringan Kang Sarengat nyeletuk.

Kang Sarengat  :   Kang lantas kenapa juga kita melakukan diklat/pelatihan puasa Kang...?

Kang Hakekat   :  Hehehe... emang ada sejenis manusia seperti kita langsung bisa tanpa harus                  melakukan pelatihan dahulu Kang... Sampean Kok aneh hehehe...

Kang Sarengat  :  Yo maksud saya tidak demikian...tapi kenapa puasa saja ndadak latihan
bukankah kita langsung saja menjalankannya Kang... kaya naik motor saja pakai latihan khan saya rasa kosepnya beda khan... 

Kang Hakekat    :   Hehehe...Kang-Kang ngono yo oleh ora popo...?

Kang Sarengat : Lho genahe Kang aku tanya serius lho... dan aku pernah dengar juga bahwa melaksanakan puasa itu justru terletak pada sahurnya  lha itu bagaimana aku ora dong tenan...?

Kang Hakekat    :   Hemmm... wis gini aja tolong dengarkan, tak njawab masalah yang sahur
saja, kalau masalah pelatihan pikiren dhewe aja Kang...., Begini kang kenapa puasa itu justru terletak pada sahurnya, sebab sahur adalah bagian dari niat bukan hanya sekedar makan atau minum saja, namun disitu ada sebuah ketegasan niat seseorang dalam menjalankan ibadah puasa, sebab tidak sedikit yang gara-gara tidak sahur ditengah jalan mutus dengan alasan tidak sahur. Jadi sebenarnya sahur bukan hanya kegiatan formal makan dan minum saja akan tetapi pada sebuah peristiwa dimana seseorang telah mengikatkan jiwa dan raganya dipersembahkan dengan sepenuh hati dan rasa cinta-Nya, agar hati  dan cinta-Nya tidak tertuju kepada selain Gusti Alloh...itulah sebabnya bahwa suhur itu diniati dengan sungguh-sungguh Kang.... paham.. 

Kang Sarengat : (Dengan wajah bengong)....Oh ternyata begitu tho kang... ya aku paham Kang, maturnuwun...




0 komentar:

Posting Komentar