Jumat, 03 April 2015

EDISI - 03 BURDAH

Edisi 03 Burdah
Kamis 14 Nov  2013

ENAM PULUH TIGA TAHUN
DAN TERUS MENJADI ROHMATAN LIL-ALAMIN
As-Sholaatu was salaamu alaika yaa Sayyidyyaa Rosuulalloh
FAMAA LI AINAIKA  IN QULTAKFUFAA HAMATAA WA MAALI QOLBIKA
IN QUL TASTAFIQ YAHIMI.
Dan terus membasah genangan air mata padahal engkau berkeras  menahan dan berkata
”Berhentilah” akan tetapi air mata semakin menderas jatuhnya”                          
lalu perasaan apakah yang berkecamuk di hatimu   saat engkau berusaha tenang dan berkata
”Sadarlah”  akan tetapi engkau justru semakin hilang di gemuruhnya.)
Pernahkah engkau mendengar tentang sebuah kisah dan kisah tersebut  tak lekang oleh waktu
dan terpinggirkan oleh laju perubahan jaman, sebuah kisah indah dan mulia tentang
perjalanan hidup seorang manusia pilihan dan mulia. Manusia yang paling mencintai dan
dicintai oleh Alloh Azza wa-Jalla, dan bukanlah sebuah kebetulan jika sebuah kisah, sebuah
cerita tersebut mengandung  efek manfaat yang sangat luar biasa bagi kehidupan  dunia
akherat.  Beberapa abad yang lalu nun jauh di sana di Jazirah Arab, di Makkah al-Mukaromah
tepatnya, ada seorang lelaki yang di anugerahi Alloh dengan limpahan keindahan dan
kemuliaan pangkat dunia akherat, pangkat tersebut ialah Sayyidul Anbiya wal-Mursalin.
Tuannya para utusan, orang yang sangat mencintai Alloh dan yang paling dicintai Alloh.
Seorang lelaki yang menyandang pangkat sebagai seorang Nabi sekaligus Rosull,  akan tetapi
profesi Utama Beliau adalah ”DIHINA” 63 tahun Beliau menjalani kehidupan di dunia dan
Sore itu terlihat beberapa anak-anak muda yang berkumpul, akan tetapi tidak berkumpul
berembug partai. Namun ada hal yang menarik karena anak-anak tersebut ternyata masuk dari
pintu ke pintu untuk minta sengkuyungan dalam rangka acara Yatiman, diantara mereka teryata
di pandegani Kang Sarengat yang terlihat begitu semangat dalam mengarahkan anak buahnya bak
pejabat yang lagi memimpin rapat pleno.
selama itu pula profesi utamanya adalah, di hina, di lecehkan, di fitnah, dan lain
ebagainya, akan tetapi hal tersebut tidak pernah sedikitpun menggoyahkan Beliau untuk
terus mencintai Alloh dan Umatnya, terus menerus menaburkan kasih sayang , menjadi Rohmatan
lil-Alamin, rahmat semesta alam dan Lelaki mulia tersebut bernama ”Muhammad Ibn-Abdilaah”
suatu ketika  Alloh bertanya menggodanya dengan sebuah tawaran  ”Wahai  kekasihKU Muhammad,
jika engkau meminta gunung Uhud  atau gunung manapun yang engkau mau, berubah menjadi
sebuah gunung emas, maka dengan segera akan kukabulkan  atau sebutkanlah  apa permintaanmu
kekasihKU..?.  Taukah engkau apa jawaban dari Rasulluloh…? jawaban Beliau sungguh indah
”Duhai Alloh Robbku, hamba lebih baik di dera rasa lapar asal selalu dekat kepadaMu, dan
hamba lebih memilih menjadi Abdan Nabiya-(seorang nabi yang Hamba papa) daripada menjadi
Mulkan Nabiya (Nabi yang raja) asalkan hal tersebut tidak membuat-MU marah terhadap hidupku
duhai Allohku”.  Apakah kita juga masih ingat ketika kening Beliau berdarah akibat di
lempari batu dan kotoran oleh tetangganya seorang yahudi akan tetapi beliau malah tersenyum
dan mendoakan kebaikan baginya, suatu hari Beliau mendapati tidak di lempari oleh tetangga
tersebut, Beliaupun menanyakan kepada sekitarnya kemanakah tetangganya tersebut dan ketika
Beliau mengetahui bahwa tetangganya sedang dilanda sakit,  maka Beliaulah orang yang datang
pertama kali menjenguk dan mendoakan kesembuhanya dibandingkan teman terdekat dan tetangganya.
Dan ketika tetangganya tersebut bertanya “Wahai Muhammad, bukankah  aku hampir setiap hari
berlaku kasar dan jahat kepadamu, tapi kenapa engkau malah melimpahiku dengan kasih
sayangmu.  Rasulluloh tersenyum dan berkata ”Sudahlah jangan kau pikirkan tentang diriku”,
sebab yang terpenting  adalah kesehatanmu,  jawaban Beliau itu sontak meluruhkan kerasnya
hati tetangganya dan dihadapan Rosull Muhammad saat itu juga dia mengucapkan Syahadah persaksiannya.
Tahukah kamu ketika ada seorang pemuda datang menghadap Beliau dan bertanya ”Wahai
Rosulalloh yang mulia, aku sudah mengenal islam, dan aku sedang belajar mencintaimu dan
Allah. Akan tetapi aku masih sering melakukan kemaksiatan, apakah yang harus aku lakukan
dan aku perbuat…? marahkah Rosululloh mendengar pertanyaan dari pemuda tersebut..? Rosull
Muhammad tersenyum dan berkata ”Tidak menjadi suatu masalah buatku, akan tetapi
kuminta satu hal kepadamu, apakah itu ya Rosull..? berbuatlah dan berkatalah JUJUR kepadaku
itu saja permintaanku. 
Rosululloh Muhammad S.A.W  manusia di tugaskan untuk membawa rahmat semesta alam, yang oleh
Alloh di biarkan terkena tenung/santet sebelum menerima surah al-Falaq dan an-Nass, yang
oleh Alloh di biarkan keningnya berdarah akibat lemparan batu para penghinanya. Jadi masih
tak mengertikah kita semua, apa sebabnya para ulama, Aulia, mursyid, selalu dan terus
menerus dan seolah tiada bosan menganjurkan dan mengingatkan  kepada kita untuk mencintai
Rosululloh dengan segenap jiwa raga kita. Masih herankah kita, apa sebabnya para Aulia,
Sufi dan Mursyid sering menangis tanpa bisa mereka tahan dan bendung ketika menceritakan
dan mengingat Rosululloh yang mulia tersebut..? jadi masih tak kau pahamikah kenapa Imam
Bushiri tak bisa membendung tetesan air mata dan perasaan cinta yang berkecamuk di
hatinya…? jadi masih banggakah kita mengaku cinta kepada Rosull jika kisah hidupnya pun
kita tak memahaminya,  jika kelakuan dan perbuatan kita tak mencerminkan sedikitpun pada
apa yang Rosululloh ajarkan. Sampai kapan kita  bermanja dengan kemuliaan semu duniawi
padahal Rosull Muhammad tak pernah mengajarkan untuk mencintai dunia.  Terus kapan kita
memulai memupuk benih cinta kepada Rosull Muhammad kalau tidak sedini mungkin dan mulai
dari sekarang, sedang kalian masih sibuk dengan urusan dunia dan bahkan masih ragu dengan
semua itu….... Sampai kapan kalian semua tergerak untuk menggerakan kaki untuk melangkah
menyambut kasih sayangnya...

DIMENSI HENING
* Menghitung dosa dan kesalahan orang tak lantas membuatmu menjadi orang suci, perbanyaklah
membelajari diri sendiri, sebab antara satu mukmin dan mukmin lainya adalah seperti sebuah
cermin.
* Semakin engkau memberi ruang di hatimu kepada hal-hal duniawi  maka akan semakin
menjauhkanmu  dari cinta kepada Alloh yang mulai tumbuh di dalam dirimu.
(Mevlana Jallaludin Rumi)
* Tidak perlu menunggu tua untuk mengerti apa itu kesejatian dan tidak perlu menunggu
hancur untuk membedakan mana murni mana palsu. (Emha Ainun Nadjib)

ANGKRINGAN SUFI
Sore itu terlihat beberapa anak-anak muda yang berkumpul, akan tetapi tidak berkumpul
berembug partai. Namun ada hal yang menarik karena anak-anak tersebut ternyata masuk dari
pintu ke pintu untuk minta sengkuyungan dalam rangka acara Yatiman, diantara mereka teryata
di pandegani Kang Sarengat yang terlihat begitu semangat dalam mengarahkan anak buahnya bak
pejabat yang lagi memimpin rapat pleno.
Kang  Hakekat  : Kang  saya  lihat  Sampean begitu semangat, berapi-api baguslah Kang itu
namanya peduli terhadap sesama.
Kang Sarengat  : Ya  haruslah  Kang kita khan wajib  peduli untuk menyantuni anak-anak
yatim Kang, bukankah dalam agama Islam di ajarkan demikian.
Kang Hakekat   : Iya  betul Sampean, tapi bahasanya kok  ya tinggi  sekali, menyantuni Mbok  yang  sederhana  saja,  karena  seakan-akan kita  paling hebatbisa menyantuni anak yatim,
padahal yang punya syurga khan mereka lantas  apa kapasitas kita, justru  sejatinya  kita  
nunut mukti sama mereka, nebeng kabejan Kang. 
Kang Sarengat  : Lho jadi  begitu tho Kang….  artinya ketika tidak ada ruang untuk berbagi 
sejatinya tidak punya nilai apa-apa yang kita kumpulkan ?
Kang Hakekat   : Ya  mestinya begitu karena yang butuh kita bukan mereka, tapi  lebih
anehnya lagi ada istilah diYatimkan dan menyatimkan diri. Kalau yatim
jelas karena  di tinggal,  tapi  kalau  diyatimkan  artinya ditinggalkan, nah ada  apa  sehingga  sampai ditinggalkan jangan-jangan tidak patuh
pada suatu ajaran, dan  yang  paling celaka yang  meyatimkan diri atau
meninggalkan.  Jadi Sampean jangan   berfikir  kalau  kata yatim di artikan pada orang yang ditinggal mati orang tuanya saja, akan  tetapi
bisa diartikan dalam bentuk ilmu atau pemahaman, jadi ketika kitameyatimkan artinya  kita 
telah meninggalkan  ajaran-Nya dan jangan-
jangan kita tergolong orang yang benar-benar yatim dari pemahaman, bahkan Yatim dari
syafa’at Kanjeng Rosull itu yang celaka.
Kang Sarengat  : Waduh…!!! …  kok  gitu  tho Kang ya kalau gitu kita benar-benar yatim
Ilmu dan pemahaman ya Kang……. (Sambil bingung).



0 komentar:

Posting Komentar