Kamis, 09 April 2015

EDISI - 20 BURDAH

Edisi 20 Burdah
Kamis 25 September 2014

“ KALAU SULIT MEMANGNYA KENAPA..? ”
Allohuma sholli wassalim ala sayyidinaa Muhammad Wa ro'iha wah-ya fil a'mali sa-imatun
Wa in hiyastahlatil mar'a fala tusimi (Dan karena itu pimpinlah nafsumu Sebab iapun ada dalam perbuatan baikmuNamun tetap pimpinlah sebagaimana mestinya Agar tidak berlebihan menikmati kenyamanannya.)
Apakah pekerjaan terberat..?.apakah hal paling sulit dilakukan..?.apakah mendaki gunung,
mengarungi samudera atau berkelana di angkasa raya.  Ataukah menumpuk harta benda yang
sesungguhnya tidak benar-benar kita butuhkan..? ataukah berbuat baik dengan pamrih pribadi,
pahala dan surga.  Semua pekerjaan tadi di atas, tidaklah terlalu atau tergolong sangat
berat dan sulit, bahkan mungkin bagi sebagian orang, hal itu adalah pekerjaan yang sangat
ringan, sebab seiring perkembangan dunia dan tekhnologinya maka hal-hal tersebut semudah
membalikan telapak tangan. Lalu apakah pekerjaan paling berat, hal apakah yang sulit untuk
dilakukan, pekerjaan paling berat bagi insan manusia adalah memimpin dirinya sendiri,
memimpin nafsu, hasrat dan keinginannya agar berada pada jalur yang telah Alloh swt
gariskan dan Rosululloh Muhammad. saw selalu tekankan dan ajarkan, yakni jalur untuk
bertaqwa, untuk beribadah dan manembah hanya kepada Alloh swt semata. Rosululloh Muhammad
saw bersabda ”Sesungguhnya jihad terbesar (ini bisa bermakna hal paling berat dan sulit)
yang akan dilakukan oleh umatku adalah berjihad menghadapi hawa nafsunya sendiri”. Namun
seperti yang sudah-sudah, begitu mendengar kata atau kalimat ”sulit, berat, angel, susah”
sepertinya kita secara otomatis langsung menyerah dan tidak mau mencoba, apalagi
menjalankannya, kita menjadi pesimis, menjadi takut terhadap sebuah kesulitan dan kemudian
alas untuk mengerjakannya.
Lalu memangnya kenapa kalau sulit..? kalau sulit lantas tidak kita kerjakan..? begitukah
maksudmu..? Memangnya semua mudah, lalu sampai dimanakah pemahamanmu terhadap ayat ”Innaa
ma’aal usri yusroo,fa innaa ma’aal usri yusro-sesungguhnya bersamaan dengan kesulitan ada
kemudahan” justru karena sulit itu harus kita kerjakan agar bisa kita rubah jadi kemudahan
atas ijin Alloh tentunya. Dengan kita bekerjasama dengan Alloh dalam semua hal maka dengan
begitu berkah akan tumbuh dan yang sulit akan menjadi mudah, kemudian berkah, rezeki,
kemudahan akan mengaliri dan memenuhi kehidupan kita tiada henti dan dalam bentuk yang
tidak kita sangka dan duga-duga. Oleh karena itu kita harus menemukan cara, sebuah formula
untuk memanajemen nafsu, hasrat dan keinginan kita agar timbul sinkronisasi (Hubungan
timbal balik dalam konteks yang baik, benar dan indah) antara kita dan nafsu, hasrat dan
keinginan kita, harus kita cari sebuah titik keseimbangan diri, keseimbangan hasrat dan
keinginan kita, agar kita temukan apakah ini benar-benar bermanfaat ataukah hanya bisikan
nafsu dan keinginan hasrat kita. Memimpin nafsu, hasrat dan keinginan diri, bukanlah hanya
demi kepuasan diri, ketenangan semu, kemewahan bangga sesaat dan semunya kemuliaan
kedudukan di hadapan manusia lainnya, namun dalam konteks yang lebih luas di dalam diri
kita dan di luar diri kita yang akan berkesinambungan pada kewajiban sebagai ”abdulloh-
hamba Alloh” (Mengabdi, manembah, beribadah, menjalankan perintah dan larangan, serta ridlo
atas ketentuan Alloh atas kehidupannya Alloh) juga dengan memanajemen ego, hasrat, nafsu,
keinginan dan berjihad melawan ego diri sendiri maka akan  terbuka cakrawala pintu-pintu
ilmu, khasanah terbukanya kemungkinan untuk mengerti dan memahami rahasia-rahasia Alloh
yang terkandung dalam semua unsur kehidupan dan mengerti irodah Alloh (Bukankah ayat-ayat
Alloh itu tidak saja terletak dalam al-Quran semata, namun dalam daun yang jatuh, musim
panas, musim hujan dan pelbagai macam hal lainnya). Dengan memahami itu, maka akan bertemu
dengan khasanah terbukanya mata hati kita yang akan berefek pada jernihnya penilaian.
Santunnya kepribadian dan mengendapnya emosi dan ego diri, atau hal tersebut yang seperti
orang-orang sering sebut dan teorikan yakni ”kasih sayang kepada siapa saja” sebab jika
kualitas seseorang sudah mengendap emosi amarahnya, santun pribadi dan akhlaknya, jernih
penilaianya, maka tentu saja hidup dan perilaku kehidupanya adalah pengejawantahan kasih-
sayang kepada siapa saja atau disebut ”muslim kaffah-mukmin kamil (manusia dengan hati dan ego yang selesai)”
memanglah sangat sulit, memang susah, lalu memangnya kenapa kalau sulit..? kalau susah..?
bukankah kesulitan sudah menjadi teman akrab kita sejak kita lahir didunia.?  ataukah
karena saking akrabnya kita jadi tidak mau mengerjakanya ataukah karena takut tidak bisa.
Memangnya dahulu Rosululloh Muhammad saw pernah mengeluh dan ngambek tidak mau menyebarkan
kasih sayang dan keindahan Islam sebab sulitnya umat jaman itu menerima islam..? Kita hanya
terus mengeluh dan ketakutan akan hal-hal yang kita anggap sulit dan susah tanpa mau
mencoba dan terus berjuang untuk membuatnya jadi mudah, kita hanya mengukur diri kita
sebatas sukses duniawi semata, kepuasan nafsu dan  besarnya kekuasaan, banyaknya harta dan
kewibawaan yang kita  jadikan  imam dan kiblat hidup kita dan tidak lagi aman dan selamat
di hadapan Alloh yang jadi tujuan hidup kita.
Kita menjadi sangat ahli ketika memimpin orang lain, ketika menasehati orang lain atau
bahkan ketika menindas orang lain, namun menjadi sangat kekanak-kanakan dan memble ketika
memimpin nafsu, hasrat dan keinginan kita dan dengan begitu pasrah dan sukarela mengikuti
apapun bisikan dan perintahnya. Kita selama ini terlalu sibuk dengan menerjemahkan hal-hal
diluar diri kita sendiri sehingga kita lupa untuk mendidik dan memimpin nafsu, hasrat dan
keinginan di dalam diri kita sendiri untuk berada pada jalur kebaikan, kebenaran dan
keindahan yang Alloh ajarkan dan Rosululloh Muhammad praktekkan.  Karena itu teruslah
berguru dan jangan berhenti belajar. Alloh ya Hafied, Allohul Kaafi, ketentraman bersama kalian.

DIMENSI HENING
”Innaa ma’aal usri yusroo,fa innaa ma’aal usri yusro-sesungguhnya bersamaan dengan
kesulitan ada kemudahan’’ jika engkau hanya ketakutan untuk mencoba dan mengerjakan hal-hal
yang menurutmu sulit dan susah, maka engkau tidak ketemu dengan indahnya kemudahan dan
berkah, tidak bertemu dengan asyiknya perjalanan menemukan indahnya kemudahan yang pada
akhirnya engkau hanya bisa berkata bijak dan teori semata tanpa mengerti makna indah yang
terkandung dari sebuah kesulitan.       

ANGKRINGAN SUFI
Bismilahirohmanirohim : Urip Kog Pamrih Wae…(Bagian pertama)
Seperti ada yang bergemuruh di dadanya, sesak seolah  memenuhi ruang hatinya, namun rasa
malas sepertinya lebih hebat dari keinginan untuk bertafakur dan memahami diri sendiri ”aku harus mencari motivasi” bisik Kang Sarengat pada diri sendiri, dan kang Hakekat kuharap mau memercikan mata air ilmunya, agar ketemu jalan keluarnya.
Kang Sarengat   : Kang, mbok ya aku di ajari kata-kata sakti atau dikasih motivasi gitu to kang biar jelas arah hidup dan tentram hatiku.
Kang Hakekat    : Bismillahirohmanirohim.
Kang Sarengat  : Terus Kang..? masak ya cuma Bismillah……
Kang Hakekat   : Jadi kamu meremehkan Bismillah..? yakin..?
Kang Sarengat  : Ya tidak to Kang, mana berani aku, tapi mbok ya ditambahi kalimat apa
kek, semua indah pada waktunya kek atau apa gitulah.
Kang Hakekat   : Lalu buat apa ditambahi kalimat lagi, jika Bismillah  saja sudah mewakilinya semua kalimat indah didunia..?
Kang Sarengat  : Ya biar terkesan semangat dan modern ngono lho Kang, pie toh….
Kang Hakekat   : Kamu ini bagaimana to Kang-Kang, bukankah Bismillah adalah sebuah
kalimat motivasi paling dahsyat yang pernah dikenal manusia,  sebab Alloh
sendiri yang langsung mengajarkannya, maka Bismillah akan selalu modern
dan terus modern selalu modern  sampai kapanpun juga, mau jaman mau
berubah bentuk dan modelnya, Bismillah akan selalu dan terus modern.
dan apakah kamu lupa bahwa al-Quran dan Hadist itu motivasi dahsyat
hidup dunia aherat..?
kamu ini terlalu sok maju sehingga lupa akan akarmu sebagai hamba Alloh
dan orang islam, kamu ini terlalu sok hebat, sok modern, sok gaya sehingga
hidupmu hanya terpatok pada pamrih dan motivasi semata, hanya terfokus
pada sukses duniawi, pahala, pada surga dan takut neraka semata.urip kok pamrih wae kamu ini…..
Kang Sarengat  : Lho malah ngamuk……….
Kang Hakekat   :  Ini belum selesai ucap ”Kang Hakekat sambil mengangkat cangkir kopinya…
                 

0 komentar:

Posting Komentar