Jumat, 03 April 2015

EDISI KHATAMAN 24-01-2013

Edisi Khataman Sholawat Burdah
24 Jan 2013

KERINDUAN PELEPAH KURMA PADA KANJENG ROSUL
“ Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadaNya.   
(Al-Ahzab : 56) “.
    Bulan purnama telah terbit diatas kita
    Dari kampung Tsaniyatul-Wada
    Pengucapan syukur wajib atas kita
    Selama kepada Allah orang berdo’a
    Hai …. Utusan di dalam kalangan kita
    Dengan membawa perintah,      Engkau telah tiba
Itulah syair-syair yang dilantunkan ahli Madinah ketika menyambut dan menemui beliau
Kanjeng Rosul, diantara mereka ada perempuan-perempuan dan anak-anak menghampiri dengan
penuh kebahagiaan.  Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta hanya
untuk beribadah.   Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya
dan sahabatnya.
Nabi penuh rahmat dan petunjuk yang telah diutus oleh Allah sebagai pembawa kabar gembira,
pemberi peringatan, untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan seizin-Nya dan untuk
menjadi cahaya yang menerangi alam seisinya.  Meskipun sudah lebih dari seribu empat ratus
tahun berlalu semenjak diutusnya Nabi Muhammad SAW, semoga keagungan agama yang dibawanya
ini dari hari ke hari semakin bertambah kokoh.  Lantas bagaimana tentang sikap kita
terhadap Beliau, kadang masih ada diantara kita yang anti sholawat sedang haditspun jelas,
semoga orang-orang yang demikian mendapat hidayah agar bersholawat dan mengerti tentang
sholawat.    Apah kita tidak belajar dari kisah-kisah tentang seluruh mahluk yang
merindukan dan mengalami kesedihan ketika merasa tidak diperhatikan Kanjeng Rasul, bahkan
benda-benda matipun mengalami kesedihan yang teramat memilukan, ada suatu kisah kesedihan
pelepah kurma karena merasa di tinggalkan Kanjeng Rosul.   
Jabir bin Abdullah berkata “ Dahulu masjid memakai atap dari pelepah kurma, apabila
berkhutbah Kanjeng Rosul selalu dekat salah satu pelepah itu. Ketika telah dibuatkan
untuk-Nya sebuah mimbar, Beliau selalu berdiri diatasnya kami mendengar dari pelepah itu
menangis seperti suara onta hamil, sehingga Kanjeng Rosul mendekatinya dan mengelusnya,
maka pelepah itupun diam “. Sebab berpindahnya Kanjeng Rosul ke mimbar ialah semakin
banyaknya orang, sebagian sahabatnya menyarankan supaya dibuatkan untuk beliau sebuah
mimbar supaya semua orang dapat mendengar khutbahnya.
Dalam riwayat Abu Ya’la juga di sebutkan ketika Kanjeng Rosul duduk diatas mimbar,  pelepah
itu menguak seperti menguaknya sapi sambil bergerak-gerak karena sedih terhadap Rosulullah
shallallahu alaihi wasallam, maka Beliau turun dari mimbarnya dan mendekati untuk
memeluknya sedang pelepah itu menguak hingga ia diam.
Kemudian Beliau bersabda “ Demi Dzat yang jiwa  Muhammad berada di tangan-Nya, sekiranya
saya tidak memeluknya niscaya ia akan terus menguak hingga hari kiamat karena merasa sedih
terhadap Rosul Allah”. (Hadists ini shahih Gharib). Apabila Hasan meriwayatkan hadist ini, dia menangis kemudian berkata “ Wahai hamba Allah,
kayu/pelepah saja bisa menangis karena rindu kepada Rosulullah Shallallahu alaihi Wasallam
sebab kedudukannya di sisi Allah, maka kamu sekalian lebih layak merindukan untuk berjumpa
dengan-Nya. Dengan demikian kisah-kisah diatas bahwa betapa engkau
manusia yang sempurna yang diutus oleh Allah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak
serta meyayangi terhadap semua mahluk. Dengan momentum (khataman) ini semoga kita
digolongkan orang-orang yang pantas mendapat Syafaat-Nya untuk  di dunia dan di akhirat kelak.
Bersholawat adalah bukan hanya lantunan syair yang di kumandangkan, namun bersholawat
adalah mengikuti prilaku, perbuatan, dan sabda-sabda Rosulullah SAW, karena hal ini jalan
satu-satunya yang mengantarkan kita kepada Allah Ta’ala. Barang siapa yang mengaku
mencintai Kanjeng Rosul akan tetapi tidak berusaha mengikuti prilaku, perbuatan dan sabda-
sabdanya berarti ia berada di jalan Iblis (sesat).
 
MUTIRA HIKMAH
 “    Jagalah lisanmu dan berhati-hatilah dengan perkataanya, karena sesorang itu dapat
selamat dengan lisan dan dapat celaka dengan lisan “.
 “     Retorika yang paling terpuji adalah diam, ketika kata-kata tak lagi memberikan kebaikan”.
 
KECINTAAN SEMU
Getar saat lantunan-lantunan di kumandangkan
    Ketika hasrat memuji dengan pesona kemuliaan
    Menyadari betapa agung Ia sebagai Hamba sempurna di sisih-Nya
    Karena di daulat menjadi pemimpin isi jagad raya
    Datang dengan kasih……. Dan kelembutan
                  Datang dengan kesempurnaan …… dan kebenaran
                  Dan datang dengan cahaya…..
    Menjangkau segala lorong-lorong penderitaan kaum sudra
        Tak luput dari kearifanNya
        Tak luput dari ajaranNya
        Tak satupun yang lepas dari Nur IlahiNya
        Bahkan tak  satupun yang luput dari syafaatNya   
        Engkau katakan rindu
        Engkau katakan cinta,   Namun…. Entahlah bagaimana engkau
        Mengungkapkannya, sedang kamu tuli  dan buta……
    Apa tidak salah ketika kamu rindu tapi hari-harimu penuh benalu
    Apa tidak malu kamu katakana cinta tapi kamu berpaling
    Dari sabda-sabda dan ajaranNya
    Suatu kemustahilan ketika mulutmu menganga…
    Mengatakan CINTA dan memuja namun jalan pikiranmu, lakumu berbeda
    Suatu kepalsuan ketika mulutmu melantunkan syair-syair kerinduan
    Tapi prilaku dan hatimu beku………
    Lantas…. Kecintaan macam apa
    Jika bukan KECINTAAN SEMU….


0 komentar:

Posting Komentar