Jumat, 03 April 2015

EDISI - 16 KAMIS

Edisi, 16
Kamis 2 Mei 2013

MARTABAT NAFSU TUJUH (7)
Berorentasi pada sifat-sifat yang berada dalam diri kita bahwa kita mengenal tentang
nafsu-nufsu yang telah bersemayam semenjak kita dilahirkan, lantas sebenarnya Martabat
nafsu tujuh itu apa saja, dimana letaknya dan siapa pasukan-pasukannya. Di bawah ini kita
akan uraikan secara singkat dan jelas bahwa Martabat Nafsu Tujuh (7) sbb :
1.    AMAROH.    Tempatnya ada di Dada, pasukannya  ada tujuh (7) yaitu :
a.    Batil                       e.        Takabur
b.    Rakus                    f.        Syahwat
c.    Iri                          g.        Murka.
d.    Bodoh
Hal ini cenderung mengandung dorongan-dorongan rendah yang bersifat jasmaniah, seperti loba, tamak dan cenderung menyakiti orang lain.
2.    LAWWAMAH.    Tempatnya di hati, yaitu dibawah susu sebelah kiri, jaraknya 2
telapak tangan (Epek-epek) dari susu ke bawah, pasukannya ada Sembilan (9) yaitu :
a.    Mencela            f.    Ria
b.    Hawa               g.    Dholim
c.    Makar              h.    Bohong
d.    Ujub                 i.    Lupa
e.    Ghibah (Gunjing).
Lawwamah sudah menerima nilai-nilai kebaikan tapi masih cenderung kepada dosa, walaupun
pada akhirnya menyesalinya, dan cenderung pada sifat keutamaan penyerahan kepada Tuhan Al
Khaq dan mencapai ketenangan jiwa. 
3.    MULHAMAH.Tempatnya Ruh yaitu di bawah susu sebelah kanan jarak dua epek-epek
telapak tangan ke bawah, pasukannya ada tujuh (7) yaitu :
a.    Sakhonah (Dermawan)    e.    Tobat
b.    Qona’ah (Cukup)            f.    Sabar
c.    Santun                            g.    Tahammul (Tahan uji).  
d.    Tawadlu’
Mulhamah yang memilih keutamaan dalam bertindak menjauhi perasaan dengki, rakus, iri dll.
4.    MUTHMAINNAH.    Tempatnya adalah Sir yaitu disamping susu sebelah kiri kea rah dada, pasukannya ada enam (6) yaitu :
a.    Aljud (loma)                   d.    Syukur,
b.    Tawakkal                       e.    Ridlo
c.    Ibadah                           f.    Khosyyah (Takut kepada Allah) Muthmainnah cenderung pada harmoni.
5.    RODHIYAH.     Tempatnya adalah rahasianya rahasia atau sir ru sir  yaitu
Qolap/seluruh jasad, pasukannya ada delapan (7) yaitu :
a.    Al karom (Kemuliaan)    e.    Waro
b.    Mulia                             f.    Riyadloh
c.    Zuhud                            g.      Wafa (Menepati janji)
d.    Ikhlas               
Hal ini yang cenderung kepada sikap-sikap ikhlas tanpa pamrih.
6.    MARDHIYAH.Tempatnya adalah khafi (samar) di samping susu sebelah kanan kearah
tengah-tengah dada, pasukannya lima (5) yaitu,
    a.Husnul khuluq (Bagus budi pekertinya).
b.    Tarku ma siwa lloh (Meninggalkan sesuatu selain Allah).
c.    Belas kasih terhadap mahkluk dan membawa mereka kearah kebaikan.
d.    Memberi maaf kepada kesalahan mereka.
e.    Mencintai makhluk untuk mengantarkan mereka dari kegelapan watak dan nafsu kepada
pencerahan jiwanya.
enderung untuk menjalankan petunjuk yang baik  guna meraih Ridlo Gusti.
7.    KAMILAH.    (Sempurna) Hal tersebut mengarah pada kesempurnaan. Tempatnya lebih
samar yaitu di tengah dada, pasukannya yaitu :
a.    Ilmu yakin
b.    Ainul yakin
c.    Haqul yakin.
    Demikian angung-Nya Tuhan memberi dan meletakkan segala perangkat dalam tubuh kita,
akan tetapi yang sering kita hadapi hampir tak satupun dari setiap perangkat yang melekat
tidak berfungsi dengan benar, karena apa, karena kita tidak mau mencari untuk menghidupkan
secara benar perangkat tersebut.  Sehingga tubuh semacam simbolis dari pengejawantahan
mayat hidup, oleh sebab itu sedikitpun tidak bisa merasakan sinyal/getaran Nur Ilahiyah
sehingga yang terjadi tak nampak lentera penerang dalam hati.

MUTIARA HIKMAH
“ Jika engkau memberi nasehat hendaklah yang ringkas (tapi tepat) karena banyak bicara akan
melupakan bagian-bagian (Penting)-nya.
 “  Sikapmu yang tidak membutuhkan sesuatu jauh lebih baik dari pada sikapmu membutuhkan sesuatu itu (Ahli hikmah). *
 
ANGKRINGAN SUFI
Malam kian luruh dalam sujudnya, sementara di angkringan sang kopi Nasgitel (panas, legi,
kentel) masih dengan setia menemani sohib-sohib yang lagi pada ngudo roso satu sama lainnya.
Kang Sarengat  :  Edan….! Kita ini gemblung & betul-betul dungu, sudah jelas di hadapan
kita adalah samudera malah justru kita yang merasa menjadi samudera padahal kita ini
hanyalah parit-parit kecil yg selalu menyombongkan kekeruhan pada samudera. 
Kang Salik      : Sabar… sabar Kang jangan gebyah uyah tidak semua begitu, sebab    hanya
mata yg rabun yg tak mampu menatap cahaya, sebetulnya kita itu hanyalah bebek-bebek dalam
piaraan Sang Gembala, tapi kita sering lupa hakekat kebebekkan kita sehingga bebek tersebut
ingin jadi sang gembala, bahkan lebih parah lagi  diantara bebek-bebek ini sudah ada yg
merasa menjadi sang Gembala itu sendiri, yg semua pendapatnya adalah keniscayaan, tapi
bagaimanapun tetap bebek yg seolah-olah Sang Gembala. 
Kang Faqih     : Who…bukankah itu orentasi tentang ajaran fana..? ketika Sang bebek bisa
merasakan dan menyatu dalam getaran rohani Sang Gembala.
Kang Hakekat  : Ssssttt………. Jangan ngomong soal fana hakekat diri kita sendiri aja sering
lupa, apalagi pengertian wahdaniyatul af’al, wakhdaniyatussifat, kita belum paham aqoid 50
saja kita masih mengeja, kita belum gayuk kuping untuk bicara soal fana, tapi mungkin
pernah kita jumpai “ Mangga menguning sebelum masak, kulit mengelabuhi isinya sendiri,
mangga mencapai kepuasan tertinggi dalam menipu diri sendiri.
Semua Yg         :  Astaghfirullohal adziim…………….  Maha suci engkau ya Rob
Ngangkring         sesunggunhya kami termasuk orang-orang yg mendzolimi


0 komentar:

Posting Komentar