Senin, 06 April 2015

EDISI - 33 KAMIS


Edisi, 33
Kamis 19 Desember 2013

MEMAHAMI ASAL DUNIA DARI “ TITIK BA’ ”
“ Sayyiduna Muhammad Rosulullah ila Al-Alamin”
(Junjungan kita Kanjeng Rosul Muhammad S.A.W adalah utusan Allah untuk seluruh alam)
Menurut para ahli makrifat, terjadinya dunia berasal dari titiknya BA’ awal ayat
Bismillaahirrahmaanirrahiem. Karnanya mereka memfokuskan perhatian pada makna dan
pengertian Basmalah pada TITIK BA’-nya dengan kepanjangan “ Bii kaa na maa kaana, bii ya
kuunu maa ya kuunu fawujuudu ‘awaalin bii Makna dari kalimat Bii kaa na maa kaana, bii ya kuunu   maa ya kuunu, Fawajuudul awaali bii,
kurang lebihnya “ Dengan Aku ada, apa saja yang telah ada, dan dengan Aku akan ada apa saja
yang akan ada”.  Maka semua alam ini adalah dengan-KU.
Seakan-akan dari isyarat titik BA’ ini lahir Kalam Qodim “ Bila ingin menjumpai AKU
hendaklah dengan Sin Huruf Sin yang dimaksudkan adalah setelah Bismillaahirrahmaanirrahiem.
Sin ini meng-isyaratkan syariat, tarikat dan hakekatnya, lantas mana makrifatnya… ? yakni
terdapat pada huruf Mim di samping huruf Sin,   merupakan awal huruf dari kata makrifat.
Siapa yang di makrifati… ? Allah..!, Allah yang mana…? Allah tidak dua tidak tiga, Allah
hanya satu, Dialah Ar-Rahman – Ar Rohiem.
Nama Allah Ar-Rahman – Ar-Rohiem dalam Basmalah seakan-akan meng-isyaratkan adanya ciptaan
Allah serba dua/sepasang, Bumi-Langit, Syurga neraka, Baik-Buruk, Salah-Benar, pahala-Dosa,
Pria-Wanita, Kaya-miskin dan lain-lain. Himpunan inti wahyu.
Di antara ulama ada yang berpendapat bahwa Allah SWT telah menurunkan wahyunya kepada para
Nabi dan Rasull,  berjumlah 100 buah shuhur (eksemplar) dan 4 buah kitab. Dari 100 shuhuf
tersebut kepada Nabi Adam As, 60 shuhuf untuk putra Adam, Nabi Syit As, 10 mushhaf untuk
Nabi Ibrahim As,    1 kitab Taurat untuk Nabi Musa As,
1 kitab Zabur untuk Nabi Daut As, 1 kitab Injil untuk Nabi Isa As, dan 1 kitab Alquran
untuk Rasulullah Muhammad SAW.      Dijelaskan bahwa 100 shuhuf itu terhimpun dalam 3 kitab,
sedangkan 3 kitab itu terhimpun dalam jus Alquranul karim. Sedangkan 30 jus Alquran itu
terhimpun dalam surat Al-fatihah. Selanjutnya, 7 ayat surat Al-fatihah itu terangkum
seluruh dalam Bismillahhirrahmanirrahim. Kalimat ini di namai kalimat basmalah yang terdiri
atas 19 huruf. Huruf basmalah yang 19 huruf itu terhimpun dalam huruf Ba’ dan Ba’ terhimpun
pada titiknya. Dan, titik dari Ba’ itulah alasan dijadikan dunia sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Ibnu Marwaih dari Jabir bin ‘ Abdullah Ra, Rasulullah manjelaskan yang
artinya: ” ketika ayat Bismillahhirrahmanirrahim Allah turunkan, awan-awan pada lari
ketimur, angin tidak bergerak tetapi laut-laut berkolak, binatang-binatang (dengan penuh
perhatian ) mandengarkan apa yang sedang terjadi, setan-setan dirajam/ dilempari panah api
dari langit, dan Allah bersumpah demi kemuliaan-Nya Dan kebesaranya bahwa ( apabila)
menyabut-Nya atas sesuatu niscaya Allah limpahkan berkah atas sesuatu itu. Sebuah hadis
lain yang diriwayatkan Wa’il dari ‘Abdullah Ibnu Mas’ud Ra, Rasulullah SAW bersabda yang
artinya: ”Siapa yang ingin supaya Allah selamatkan dia dari penanganan Malaikat Zabaniyah
(penjaga neraka) yang berjumlah 19 orang, maka hendaklah
mengamalkanBismillahhirrahmanirrahim , niscaya Allah buatkan untuknya (yang membaca).
dari setiap satu huruf itu dengan sebuah syurga.”   Dan banyak lagi hadis-hadis yang menerangkan tentang fadilah (keutamaan)
membaca Basmalah. Di dalam Alquran tercantum kisah Nabi Sulaiman As, waktu mengirim surat
yang ditunjukkan pada ratu Bulqis, dimulai dengan kalimat Basmalah.” Sesungguhnya surat ini
dari sulaiman  dan sesungguhnya (diawali) dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”Hikayat
Dikisahkan, R. Sahid yang masih bergelar ‘Berandal lokajaya’ mencegah seorang tua renta
yang tidak lain adalah Sunan Bonang di tengah jalan, untuk merampas hartanya. Sunan Bonang
hanya memiliki seuntai tasbih. Dengan tenang sembari senyumnya menghiasi bibir, beliau
menyerahkan  seuntai tasbihnya karena itu harta yang dimiliki. Seraya berkata, ”silahkan
ambil ini hai anakku. Tetapi, kalau kau ingin yang lebih banyak lagi, cobalah kau tengok
pohon enau itu.” Berandal Lokajaya menoleh ke pohon enau yang ditunjuk Sunan Bonang. Betapa
takjupnya Dia, ternyata pohon enau itu berubah menjadi emas mulai daun, batang, hingga
akar-akarnya. Buahnya berubah menjadi berlian, permata yang membiaskan cahaya.
Berandal lokajaya tersadar. Ia seketika kehilangan tenaganya. Tubuhnya lemas, urat-uratnya
seperti hilang. Ia bersimpuh dihadapan Sunan Bonang. Ia mencium tangan waliullah itu.”ampunilah hamba tuanku.              
Wahai tuanku, perkenankan hamba untuk bisa menjadi murid paduka. Dan hamba mohon maaf atas
perlakuan hamba terhadap tuan.”  Sunan Bonang memandang pemuda genteng itu dengan penuh
khidmat.” Apa yang engkau inginkan dariku..? ” tanya Sunan Bonang. R. Sahid menundukkan
kepala sambil berkata, ” ilmu titik Ba’ tuanku.” Sambil tersenyum Sunan Bonang meraih bahu
R.sahid untuk berdiri.” Baiklah, tetapi aku harus pulang dulu, engkau tunggu aku disini,”
pesan Sunan Bonang, lalu pergi meninggalkan R. Sahid. Setelah tiga tahun Sunan Bonang
dilupakan oleh Allah. Setelah itu beliau  teringat  bahwa ia telah berjanji dengan seorang
pemuda, untuk mengajarkan ilmu ‘titik Ba’. Maka bergegaslah Beliau ketempat pertemuan.
Ternyata, anak muda itu tetap dan berada ditempat semula dalam keadaan duduk bersemadi di
piggir sungai, seluruh tubuhnya terbungkus semak belukar.
Pada ahkirnya, R. Sahid dibangunkan oleh Sunan Bonang, dan diajari ilmu titik Ba’ lantas
bergelar Sunan Kalijaga. Dari kisah tersebut, depat dipahami bahwa ilmu titik Ba’ menjadi
pegangan para wali di tanah Jawa.
 Ulama Sufi berpendapat, khususnya di kalangan ahlul-isyarat, bahwa penggalihan rahasia-
ahasia huruf Alquran adalah satu bagian dari ijtihad. Mereka berkesimpulan , dan titik “
tiap-tiap hutuf, ayat dan titik dalam Alquran adalah mempunyai hikmah.”
Dalam surat Al-Hijr ayat 9 disebutkan yang artiny : ” Sesungguhnya kami turunkan dzikra
(peringatan berupa Alquran) dan sesungguhnya Alquran itu ada penjaganya.

DIMENSI HENING
*Merendahlah, kalau kau dimuliakan orang, karena orang yang paling mulia adalah yang rendah hati.
*Merendahlah, kalau kedudukanmu tinggi, karena kerendah hatian seseorang merupakan bukti kecerdasan akalnya.

ANGKRINGAN SUFI
SERING DILUPAKAN
Kang Hakekat    : Benar    sekali Kang…. apa yang  dikatakan   Mursyid kita
bahwa kita tak mungkin bisa membalas kebaikan orang tua
kita kepada kita semua.
Kang Sarengat    : Maaf Kang…. !     bukankah   curahan  kasih  sayang oleh
orang tua terhadap anaknya adalah pelaksanaan kewajiban orang tua terhadap anaknya…? Lalu
apa dasar alasannya anak harus merasa berhutang budi kepada orang tuanya.
Kang Hakekat    : Wow…   lumayan   tinggi  kecerdasan  akalmu, namun
sayang sangat rendah tingkat budi susilamu… camkan bener-bener Kang, salah orang tua yang
berpendapat, bahwa ia telah berbuat jasa-jasa terhadap anak keturunannya, tetapi juga
sangat tercela anak yang tak mampu menghargai “Jasa pengorbanan” dari pada orang tuanya,
tidak terpuji orang tua yang berpendirian Ia telah berkorban demi anaknya, namun juga
sangat tidak pantas anak yang tidak mengerti menghargai “ pengorbanan” orang tuanya, 
Tercela orang tua yang berkeyakinan anaknya berhutang budi kepadanya, akan tetapi terkutuk
anak yang tak merasa berhutang budi kepada orang tuanya. Bila keselamatan dan kebahagiaan
anak menjadi kewajiban orang tua, maka mengagungkan dan menjunjung tinggi orang tua menjadi
kewajiban sang anak Ia tetap junjungan bagi sang anak sebagai tempat sembah sungkem, bhekti
bagi si anak dalam rangka mencapai ridlo Alloh sesuai hadist Nabi “ Ridlolloh fi Ridlo
walidaini ”. Catat ini semua Kang… pada dinding lubuk hati kita, agar tingkat nilai dan
derajad daripada diri pribadimu sendiri pada tingkat yang layak sebagai makhluk ciptaan
Alloh yang paling sempurna.
Kang Sarengat    : Oh begitu tho… Siap…siap.. laksanakan Kang…!!!   


0 komentar:

Posting Komentar