Jumat, 03 April 2015

EDISI - 02 KAMIS

Edisi, 02
Kamis 10 Jan 2013

CAPAI KESEMPURNAAN DENGAN FANA
AL HALLAJ.    Nama ini begitu terkenal setiap disebutkan namanya, orang yang mendengarnya akan tersentak. Itulah salah seorang tokoh Sufi yang kontraversial, karena mempertahankan keyakinannya Ia rela mendekam dalam penjara dan dihukum mati. Ia dilahirkan di Persia pada tahun 244 H, dengan nama lengkap Abdul Mughist al Husain bin Manshur Al Hallaj.
ejak   kecil  Al Hallaj   sudah  menunjukan  sifat dan sikap yang jauh
berbeda     dengan    anak   seusianya.     Ia   begitu    kokoh   dalam mempertahankan pendapatnya, Pada usia 16 tahun Al Hallaj senang hidup mengembara dan berpindah-pindah itu semua dilakukan untuk belajar tentang ilmu agama kepada ulama terkenal seperti Sahal bin Abdullah At Tsauri, Amr Ibnu Usman al Makki serta belajar kepada Junaid Al Baghdadi.  Pengembaraan merambah ke banyak kota seperti Kota Tsur, Baghdad, Basrah Khurasan, Sajistan Karman, Akhwas, Mesir dan India.
 “ DITUDUH BERILMU SIHIR “
    Setelah pulang dari pengembaraannya Ia menetap di Baghdad sambil mengajarkan ajaran tasawuf kepada penduduk Baghdad. Al Hallaj membawa ajaran bagi penduduk Baghdad, namun perjalanannya banyak menghadapi rintangan, bahkan ajaran yang diberikan kepada penduduk Baghdad menyebabkan penduduk terpecah menjadi dua
Satu kelompok mendukung ajaran yang di bawa oleh Al Hallaj kelompok lainnya justru menentangnya dengan menuduh apa yang diajarkan Al Hallaj kepada penduduk adalah ilmu SIHIR dan menuduhnya sebagai Tukang SIHIR, akhirnya pemerintah menangkap Al Hallaj dan menghukumnya dengan hukuman mati. Al Hallaj meskipun dipenjara namun tidak bisa membendung geloranya untuk menghasilkan karya-karya besar. Selama di dalam penjara hingga akhirnya meninggal Al Hallaj berhasil merampungkan 48 Judul Buku.
Sebagai seorang sufi ada beberapa pokok pikiran yang di kembangkan oleh Al Hallaj diantaranya  “ Ia mengajarkan Bahwa Tuhan memiliki sifat LUHUT dan NASUT, demikian juga dengan Manusia “. Menurut Al Hallaj Manusia bisa menghilangkan sifat Nasutnya ( Sifat Kemanusiannya ) apabila Manusia sudah mencapai tingkat FANA. Dengan meghilangkan sifat NASUT mencapai sifat LUHUT ( Sifat Ketuhanan ) yang dapat mengontrol tingkah lakunya dan menjadi inti dari kehidupan.  Ajaran Al Hallaj merupakan salah satu pemicu timbulnya pro kontra. Karena FANA bagi Al Hallaj mempunyai TIGA Tingkatan yakni :  
Pertama    “ Tingkat memfanakan semua kecenderungan dan keinginan jiwa”.
Kedua    “ Tingkat memfanakan semua pikiran, khayalan, perasaan dan perbuatan hingga tersimpul semata-mata hanya kepada Allah.  
Ketiga    “ Tingkat menghilangkan semua kekuatan pikiran dan kesadaran.      
                  Al Hallaj juga memandang kepada Nabi Muhammad S.A.W dalam DUA bentuk yang berbeda 
Satu “ Bentuk Berupa Nur Muhammad yang Qodim, yang telah ada sebelum adanya segala yang maujud ini dari padanya terpancar  segala macam ilmu pengetahuan yang gaib.
Dua   “ Dan satu bentuk lagi Bahwa Nabi Muhammad S.A.W yang diutus keadaanya baru dibatasi oleh tempat dan waktu, dari bentuk ini lahir Kenabian dan Kewalian.
Itulah perjalanan seorang Sufi Al Hallaj yang dengan teguh terhadap keyakinannya sanggup menerima ketentuan Allah  dan Ia sadar betul bahwa akhir hidupnya harus difitnah dan mati dalam penjara. Al Hallaj meninggal pada tanggal 29 Dzulhijjah tahun 309 H. 
MUTIARA HIKMAH
“ Jika Kau seseorang mengumbar rahasianya dengan lisannya sendiri, dan mencela orang lain dengan rahasianya, maka dia adalah manusia dungu.
“   Jika kau tidak mengingkari hawa nafsumu, maka kau akan dituntun oleh hawa nafsu itu kepada semua yang akan memberatkanmu ( Hisyam bin Abdul Malik )
“     Barang siapa yang diberi Taufik oleh Allah untuk melawan hawa nafsunya, maka dia itu lebih hebat dari pada orang yang bisa terbang diudara karena peristiwa  seperti itu tidak bisa digolongkan karomah jika tidak dibarengi sikap istiqomah dalam mengamalkan ajaran Islam. (Syeikh Abdulloh Almurta’isi).
ANGKRINGAN SUFI
Sore itu Kang Hakekat duduk di teras depan rumahnya sambil memperhatiakan orang pada lalu-lalang. Ia berfikir sebenarnya ada apa,  Tiba-tiba Kang Sarengat melintas, dan Assalamualaikum Kang Hakekat Walaikumsalam Kang, mampir dulu sebentar aku mau tanya sama sampean
Kang Hakekat : Kang Sarengat sampean mau kemana kok kelihatanya dandananya necis, besus tur agak bau wangi he he he…….
Kang Sarengat : Lho … Sampean gimana to, apa tidak tahu kalau si Fulan mau berangkat Haji jadi kita khormat to kang disana khan ada walimatulsafar.
Kang Hakekat  : Oalah… ngono to, emang harus ada acara begitu, saya malah baru tahu lha terus itu apa di sakumu kaya ada amplop segala.
Kang Sarengat : Hemmm… anu Kang biasa geguyuban dan ngiras-ngirus nitip ben dapat barokah Haji…..
Kang Hakekat  : Kang-Kang begini lho acara Walimatulsafar itu tidak ada, dari pada punya dana untuk acara itu mending Si Fulan mendatangi orang-orang yang sangat membutuhkan di bagi-bagikan itu lebih utama,  e..e.. malah masih mau menerima amplop terus gimana ?
Kang Sarengat : Begitu to Kang berarti selama ini kita kurang pas ya…
Kang Hakekat : Bukannya kurang pas lagi tapi sudah nyimpang dari ajaran, Haji juga punya keutaman dengan ibadah yang lain artinya jangan untuk dipamerkan gitu.
Kang Sarengat  : Wah.. jadi selama ini kita kleru yo, maturnuwun yo..


0 komentar:

Posting Komentar