Kamis, 30 April 2015

EDISI - 33 BURDAH

Edisi 33 Burdah
09April 2015

“Singkaplah Selubungmu”
Allohumma sholli wa sallim`Ala Sayyidina wa Maulana,HabibbinaaMuhammad.
Wa kayfa tad'u ilad dunyadhoruratu manLawla hu lam takhrujid-dunya minal'adami
(Dan sedalam apapun duka-derita Yang dialami oleh RosulullohTakkan pernah sedikitpun tertarik pada duniaSebab bagaimana bisa tertarik pada dunia Seandainya Beliau tiada,dunia ini pun takkan diciptakan)

Sholawat kepada Rosululloh Muhammad saw.Haruskah kita membenci dunia..?ataukah kita lari dari dunia..?katakanlah sejauh apapun engkau pergi,menyepi dihutan belantara atau ditempat manapun yang menurutmu paling  sepi dan sunyi sekalipun itu toh tetap dunia juga. Dan tidak ada jaminan engkau akan berhasil menaklukkan dunia ataupun dirimu dan hawa nafsumu. Jadi benarkah harus membenci dunia untuk menemukan keaslian cahaya nuranidiri kita..?bisakah itu..?lantas apakah untuk menemukan itu  harus dengan membenci atau lari dari dunia itu sendiri..?apakah pernah juga Rosululloh Muhammad saw mengajarkan untuk membenci, termasuk membenci dunia..?Rosululloh tidak pernah membenci siapapun,bahkan tidak benci terhadap dunia,buat apa juga Rosululloh Muhammad membenci atau butuh terhadap dunia,lhawong seandainya Rosululloh tiada,maka dunia ini tiada akan diciptakan kok. Bukankah dunia diciptakan oleh Alloh selain sebagai ayat-ayatNya,juga sebagai media sarana pendukung bagi kita untuk kembali dengan khusnul khotimah dan menemukan mana yang sejati dan mana yang palsu,bukankah dunia itu bagian dari Rosululloh Muhammad sebab Beliaulah yang pertama kali di ciptakan Alloh swt,sebelum menciptakan segala sesuatu(Nur Muhammad). Dan bukankah dunia juga bagian dari kitadan jika kita membenci dunia,sama juga kita membenci diri sendiri..?kebencian  timbul karena rasa iri,dan hal ini ditimbulkan karena rasa kurang bersyukur kepada Alloh atas apapun saja yang telah kita terima,hadapi dan temui. Baca dan renungi kembali surat al-qhosos ayat 77(renungi,temukan dengan jernihnya akal dan tenangnya hatimu sendiri)agar terbuka pemahamanmu bahwa dunia bukanlah tujuan namun hanya sebuah sarana(wasilah)untuk nandur becik-menanam kebaikan,amal-amal sholeh untuk kita petik di akherat nanti,Alloh melalui Rosululloh Muhammad saw mengajarkan kepada kita untuk tidak tergantung kepada apapaun dan siapapun kecuali Alloh Robbul izzati,jadi Beliau tidak mengajari untuk membenci dunia namun untuk tidak tergantung,jatuh cinta banget terhadap dunia yang hanya sarana, inilah intisari dari Zuhud itu sendiri.(baca buletin sebelumnya tentang Zuhud-Belajar menjadi angin.red)jadi yang sebenarnya perlu engkau sunyikan dan sepikan adalah hatimu dari pamrih-pamrih duniawi dan rasa ketergantungan terhadap dunia itu sendiri,bukan lari darinya tapi dikhalifahi agar berfungsi sesuai manfaatnya. Kemudian jangan hanya berhenti sebatas mengkotak-kotakan bahwa dunia itu hanya melulu berwujud harta benda,kekuasaan dan kekayaan semata,bukan..!,perluaslah sudut pandangmu,singkaplah selubung yang menutupi cara pandangmu yang hanya itu-itu melulu,bukankah pahalapun bisa saja menjadi sebuah dunia,jika tujuan dari ibadah-ibadahmu bukan Alloh swt melainkan hanya surga dan pahala. Ada ribuan bahkan mungkin jutaan perspektif tentang apa itu dunia,tentang apa yang bisa didefinisikan dari dunia sendiri,ada ribuan baris kitab,jutaan kebijaksanaan tentang apa itu dunia tentang bagaimana kita menghadapi dunia,namun toh kita perlu keluar dari kotak pemikiran orang lain dan kotak pemikiran kita sendiri dan jangan hanya berhenti pada hasil pemikiran orang lain,keluarlah dari definisi siapapun tentang apa itu dunia dan kehidupan,sebab hasil dari pemikiran orang lain hanya acuan bagi kita dan bukan sebuah hasil akhir dari pencarian. Kita harus otentik dalam menilai sebuah hal dan dunia,dan berusahalah untuk otentik terhadap semua hal,sebab keotentikan kita  tumbuh dari tafakur dan pencarian akan sebuah ilmu dan bagaimana cara pemecahannya. Sebab lainnya jika engkau hanya berhenti dan terpatok pada hasil yang telah dicapai oleh orang lain,maka engkau dengan sengaja ataupun tidak menumbuhkan rasa tergantung kepada orang lain dan rasa malas untuk mencari dan tafakur. Dan jika kita mencari dengan sepenuh keyakinan maka Alloh swt tidak cuma menyediakan jalan keluar namun juga memfasilitasi keteguhan kita dalam menemukan khasanah cakrawala keilmuan itu sendiri.  Jangan takut salah,namun jangan berhenti hanya menyesali kesalahan itu,sebab dengan kesalahan kita bisa menemukan kebenaran dengan keotentikan kita sendiri,asal tidak berhenti belajar dan mencari.Tafsirkanlah dunia sesuai keotentikanmu sendiri,sebab dari pencarianmu itu,engkau akan sanggup untuk mewaspadai apa yang paling berbahaya bagi perjalananmu menuju Alloh.
Dunia dan seisinya diciptakan Alloh swt untuk kita khalifahi,bukan dunia yang mengkhalifahi kita,selama ini kita terbalik,kita yang dikendalikan bukan mengendalikan.
jadi yang sebenarnya perlu dirubah bukanlah dunia itu sendiri,akan tetapi pandanganmu sendiri terhadap dunia itu sendiri,sekali lagi perluaslah dan singkaplah hijab pemikiranmu. Perluaslah dan jelajahilah cakrawala ilmu dan khasanahnya,agar tersingkap kesejatian diri.
Teruslah berguru dan jangan berhenti belajar.

DIMENSI HENING
* Jangan hanya berhenti sebatas mengkotak-kotakan bahwa dunia itu hanya melulu berwujud harta benda,kekuasaan dan kekayaan semata,bukan..!perluaslah sudut pandangmu,singkaplah selubung yang menutupi cara pandangmu yang hanya itu-itu melulu,bukankah pahalapun bisa saja menjadi sebuah dunia,jika tujuan dari ibadah-ibadahmu bukan Alloh swt melainkan hanya surga dan pahala.
** Jangan hanya berhenti dan terpatok pada hasil yang telah dicapai oleh orang lain maka engkau dengan sengaja ataupun tidak menumbuhkan rasa tergantung kepada orang lain dan rasa malas untuk mencari dan tafakur,dan jika kita mencari dengan sepenuh keyakinan maka Alloh swt tidak cuma menyediakan jalan keluar namun juga memfasilitasi keteguhan kita dalam menemukan khasanah cakrawala keilmuan itu sendiri.

ANGRINGAN SUFI
Bismilahirohmanirohim:”Apakah Melanggar..?(Bagian Satu.)”
Kang Hakekat  : Kang,menurutmu Nabi adam as itu melanggar ketentuan Alloh nggak sih..?       
Kang Sarengat : Wah,Sampean ini,bercanda opo gimana kang..?
Kang Hakekat  : Tidak kang,saya sangat serius ini,jadi menurutmu pie Kang..?
Kang Sarengat : Bukannya sudah jelas to Kang,bahwa nabi Adam itu melanggar perintah
Alloh swt dengan memakan buah khuldi,sampean kok nganeh-nganehi tho
Kang,pertanyaanmu kok kaya baru tau saja tentang sejarahnya saja sih.
Kang Hakekat  : Yakinkah kamu dengan jawabanmu itu Kang..?
Kang Sarengat : Lha sampean ini bertanya apa ngetes saya to kang..?
Kang Hakekat  : Yo terserah bagaimana caramu menilainya Kang,hehe..
Kang Sarengat : Sik,kok dadi nggak yakin aku malah sama jawaabanku sendiri ki kang,lha kalau menurut sampean bagaimana Kang..?
Kang Hakekat  : Haha,kalau menurutku sih Nabi Adam tidak melanggar apapun kang,justru malah sangat sukses menjalankan perannya Kang.
Kang Sarengat : Lha kok bisa sukses bagaimana to kang,lhawong nyatanya diusir dari surga   
kok sukses bagaimana..?diusir kok sukses.?aneh sampean ki.
Kang Hakekat  : Jadi ukuran sukses dunia-akheratmu itu pahala dan masuk surga to kang..?
Kang  Sarengat : Yang tadi aja belum dijawab ini malah nanya lagi,pie jane…..
Kang  Hakekat  : Jadi Nabi adam as itu tidak melanggar apapun,sebab sebelum menciptakan
Adam,Alloh swt terlebih dulu menciptakan dunia,bukankah ayatnya-Inni
jaa’ilun fil-ardhi Kholifah-Akan Kujadikan Khalifah dimuka bumi,jadi Adam
as tidak melanggar apapun,namun sangat sukses menjalankan perannya
untuk membuktikan cintanya kepada Alloh swt dengan ridlo diusir dari
surga dan menjadi khalifah,sebab bagi adam as,surga itu bukan ukuran
sukses,sebab tujuan sejatinya hanya Ridlo dan cinta Alloh swt.
mustinya kita peka dan mau mempelajari hal itu kang,agar sesukses adam hidup kita.
bukan hanya menyalahkan dan menyalahkan saja,lain soal,jika ukuran
dan tujuan suksesmu dunia-akherat hanya kepada surga dan pahala Kang.
Kang  Sarengat  : Wah ini,ternyata begitu rahasianya tho Kang,baiklah Alhamdulillah aku
memahaminya sekarang kang,lantas peran Ibunda Hawa apa terusan Kang?
Kang  Hakekat  : Kita bahas lain waktu itu hehehe.





0 komentar:

Posting Komentar