Jumat, 03 April 2015

EDISI - 06 BURDAH

Edisi 06 Burdah
Kamis 26 Des  2013

ALLOH ITU TIDAK RUMIT, ROSULULLOH ITU SEDERHANA
Ahmad ya habibi salamun’alaika, ya’aunal-gharibi salamun’alaika.
Fa-kayfa tunkiru hubban ba’da maa-syahidat Bihi ‘alaika uduulud dam’i wassaqomi
(Maka bagaimana bisa kau ungkiri cintamu itu Setelah linangan air mata dan Penderitaanmu  Menjadi saksi yang  jujur dan adil atas cintamu itu)
Didalam kehidupan kita sehari-hari mungkin kita seringkali sangat pintar menutupi  atau mungkin mengingkari sebuah hal ataupun sebuah rahasia, sebuah kejujuran, keinginan dengan berbagai macam alasan dan retorika bahasa yang kita kuasai.  Dan ada berbagai macam sebab seseorang menyembunyikan sebuah rahasia, sebuah alasan atau sebuah prinsip tentang kehidupannya, tentang kebaikan dan kemuliaannya, tentang masa lalunya dan apapun saja yang bersangkutan dengan hal yang menurut seseorang layak untuk dirahasiakan, entah karena memang berdasar atas keinginannya sendiri atau mungkin karena kondisi lingkungan sosial yang mengharuskan dia menyembunyikan alasan dan prinsipnya. Sebab acap kali baik dan benar  itupun belum tentu berdiri sejajar dengan indah. Namun ada berbagai macam hal dan kondisi yang mengharuskan seseorang bertanya lagi tentang prinsip ”baik” yang ia pegang dengan teguhnya pada suatu hari justru menjadi sebuah jebakan dan bumerang bagi kondisi kehidupan  sosial   yang  ia  jalani,  sebab  prinsip baik dan benar  itu belum tentu
senilai dan sejalan lurus dengan baik, benar, indah menurut Alloh dan Rosululloh. Dan bagaimanakah baik, benar dan indah menurut Alloh dan Rosululloh itu...?
salah satu contohnya ialah menjalani kehidupan yang telah Alloh konsep dan gariskan yakni memenuhi fitrah kita sebagai hamba-Nya (yakni beribadah, menomor satukan Alloh) dan terus berusaha menjadikan Alloh sebagai tujuan paling utama dari semua tujuan kita, serta terus belajar dan memupuk cinta terhadap Rosululloh, sebab Beliau adalah pintu utama menuju Alloh dan keselamatan nasib kita dunia akherat, dan selain fitrah untuk beribadah, sejak awal mula Alloh telah menanamkan fitrah Rohman Rohim-Nya di dalam diri masing-masing individu yang  dilahirkan kedunia ini sesuai sabda Rosululloh Muhammad ” Kullu mauluudin yuuladu alal fithroh” bahwa setiap anak yang dilahirkan itu dalam fitrah kesucian”, dan bukankah sifat dasar dari cinta dan kasih sayang itu suci..? namun kadang kita ini terlalu rumit atau merumitkan diri sendiri, dengan berusaha lari dan menghindari fitrah kita sendiri. Menumpuk benih su’udzon yang tak kita sadari makin lama makin meninggi dan menutupi cerahnya mata hati nurani. Kita terus berusaha menghindari getaran cinta terhadap Alloh dan Rosululloh yang memang sejak semula menjadi fitrah kita, dan sebagai hamba kita mengemban perintah Alloh yakni untuk menyembah kepada-Nya dan mengikuti perintah Rosululloh yakni menyebarkan keindahan rahmatan lil-alamin.
 Kita terlalu sering lupa mana yang semestinya hal penting dan harus kita utamakan dengan mendahulukan kepentingan pribadi dan kepuasan nafsu kita sendiri sehingga kita tidak lagi memahami mana kesejatian dan mana semu palsuanya kemuliaan duniawi, bukan dalam artian bahwa dunia ini tidak baik dan selalu jahat, akan tetapi sifat serakah dan tak pernah puas kita yang justru kita jadikan acuan dan imam hidup kita. Dunia itu baik, selagi kita menggunakan keadaan dunia itu untuk kita bawa dan jadi semangat untuk mencintai Alloh dan Rosululloh lebih dari pada cinta kita terhadap dunia itu sendiri dan bukan jadi sebuah hijab (penghalang) bagi cerahnya mata hati nurani dan cinta sejati kita kepada Alloh dan Rosululloh. Fa-kayfa tunkiru hubban ba’da ma-syahidat “ lalu mengapa kau pungkiri cintamu, mengapa kau pungkiri fitrah kasih sayangmu, fitrah untuk selalu kembali pada Alloh dan berbuat baik, sebab itu telah dan akan selalu terlihat..? “Bihi ‘alaika udulud dam’ii wa-saqomii.” Sebab segala perbuatan dan tingkah lakumu, keluh kesahmu, resah gelisahnya jiwa dan nuranimu tidak cukupkah untuk menjadi saksi yang sangat jujur dan adil bagi cintamu itu..?. Perintah dan keputusan Alloh itu tidaklah serumit yang kita kira, segala keputusan-Nya meski diawal mula sering tidak kita terima ataupun enggan
kita laksanakan, hal itu terjadi karena ego kita dan hidup kita masih dipimpin oleh nafsu kita yang paling dasar yakni nafsu amarah (egois, serakah, iri, tidak ridlo dsb) namun bila kita mengendepankan diri dan bermuhasabah (introspeksi diri) pada akhirnya akan kita temukan sebuah ketercerahan hati bahwa dengan meridloi segala keputusan Alloh maka otomatis Alloh akan Ridlo terhadap hidup kita, dan Alloh hanya meminta kita untuk mencintai Alloh, ridlo terhadap keputusannya, dan urusan yang lain soal dunia akherat Alloh yang akan mengurusi jika Alloh sudah Ridlo pada hidup kita. Maka semua akan indah dan akan berujung pada keindahan, begitupun Rosululloh, Beliau sangat sederhana, hanya meminta kita untuk mencintai Beliau, maka Beliau akan menolong nasib kita dunia akherat, akan menjadi pembela kita dihadapan Alloh kelak dihari perhitungan. Rosululloh dan perintah-perintahnya sangat sederhana, seperti contohnya berbuatlah baik dan kasih sayang, sayangilah  kepada mahluk-mahluk Alloh di muka bumi maka semua penghuni langit akan mengasihimu, mengasihi anak kecil, menghormati yang lebih tua dan berbagai macam contoh sederhana mulianya perintah -perintah Beliau.  Jadi sampai kapan akan terus kita pungkiri........???

DIMENSI HENING
*Janganlah menuntut Robb-mu karena permohonanmu belum dikabulkan oleh-Nya, akan tetapi tuntutlah dirimu sendiri yang mungkin belum memenuhi syarat dikabulkannya sebuah permohonan. (al-Hikam, syaikh ibnu Athoillah )
**Jika hati tidak sabar, tidak cuma jarak yang menjadi jauh, akan tetapi juga akal sehat dan system  penalaran jernihmu, sehingga stress akan mudah menemukanmu.

ANGKRINGAN SUFI
APA ITU MENCINTAI
Kang Sarengat    : Kalau menurut   Sampeyan bagaimana yang di sebut dengan “ mencintai Kang.. ?
Kang Hakekat    : “Mencintai”  berarti menjaga dan merawat dengan segala hakekatnya.
Kang Sarengat    : Bagaimanaorentasi sesungguhnya cinta kita kepada Allah.
Kang Hakekat    : Sholat kita, ibadah kita, hidup kita, mati kita hanya untuk Allah artinya setiap mereka lakukan segala sesuatu harus di dasari keikhlasan tidak pamrih apapun selain hanya untuk Allah semata, sebab segala yang terjadi Khoirihi wa syarihi sesungguhnya Min Qudrotillah,  Pahit getir yang terjadi dalam kenyataan kehidupan harus kita tanggapi dan kita rasakan sebagai ketentuan atau hukum yang mesti kita terima sebagai keharusan dalam hidup yang harus kita alami, selaku “ PELAKU merangkap SAKSI “ kehidupan dengan ujian dan hukumnya yang tak mungkin kita hindari.
Kang Sarengat    : Terus bagaimanakah wujud konkrit dari cinta kita kepada Rosululloh Kang…..?
Kang Hakekat    : Ya… tentunyatidak hanya sekedar membaca sholawat sebanyak-banyaknya, tapi bagaimana dan sampai dimana kesanggupan kita merefleksikan dan mengaplikasikan sholawat itu dalam kehidupan sehari-hari, sejauh mana kita mau mencontoh akhlaqul karimah Rosululloh untuk kita terapkan dalam setiap gerak langkahkita. Sedalam apa paru-paru, jantung, hati kita untuk menghirup aroma wewangian taukhid yang Rosululloh ajarkan kepada kita semua, sebagai pegangan dalam hidup.
Kang Sarengat    : Bukankah membaca sholawat itu merupakan ungkapan pujian dan do’a kepada Beliau yang kita cintai bersama…?
Kang Hakekat    : Memuji tanpa mau mencontoh dan mengejawantahkan dalam kenyataan semua prilaku orang yang kita puji adalah ironi, atau sama “ CINTA YANG MELUKAI HAKEKATNYA” kalau dalam kisah pewayangan Tarian Buto Cakil yang menikam jantungnya sendiri.
Kang Sarengat    : Terus kalau Sampean sendiri antara Allah, Rosulullaoh dan keluarga Sampean mana yang sampean nomorsatukan dalam hal mencintai Kang….?
Kang Hakekat    : Menomorsatukan keluarga dalam rangka menomorsatukan Allah dan Rosulnlya. 

0 komentar:

Posting Komentar