Jumat, 03 April 2015

EDISI - 07 KAMIS

Edisi, 07
Kamis 28 Peb 2013

SANGKAN PARANING DUMADI
Sejatinya  sudah  ditentukan oleh hukum Tuhan Sang Maha Suci bahwa dijadikannya Manusia
berasal dari air hina yang sangat berbau, dari
 tulang iga dan dari tulang dada, purwa perpaduan manikam, (perpaduan     rasa Wanita dan
Pria).  Dalam Aksara Jawa RO “ dijelaskan
dengan gamblang dan jelas yakni :
 “ RO “  Rogo Raino (peralihan dari alam Ruh ke Janin).
 “ RO “  Rogo Mulyo (Sejatinya manusia adalah mulia).
 “ RO “  Rogo jagad (Raganya sudah bermanfaat bagi alam).
 “ RO “  Rogo Nyawiji (Sudah menyatu / tunggal manunggal wihdatul
             wujud, tau sangkan paraning dumadi).
 “ RO “  Rogo Jati Kusumo ( Wusul/sambung dengan Sang Kholiq)
Dalam proses “ ROGO RAINO “ ada beberapa perjalanan terjadinya ahadiyat latakyun yakni
belum terarah tempatnya, Bentuk, warna, bau, rasa belum ada tempatnya tetapi pasti adanya Yaitu :
Pertama adalah ALAM LAHUT, (Gaibul Guyub) Nukat gaib dalam empat puluh hari Gelap di dalam
gelap tempatnya, (Gelapnya hati sesungguhnya).
Kedua ALAM KALBI MALAKUT  Sampai di antaranya empat puluh harinya lagi Masih samar, tidak
gelap tidak terang. Wahdat  itu baru ada pusatnya, KUN dalam Gaib Huluwiyah.
Ketiga ALAM NASRUT Ketika Empat puluh hari lagi, Wakhidiyat KUN ayah baru (sedang), darah
menggumpal di tempatnya, atau Gaib Uliyah (itu sama dengan terangnya Hati).
Keempat ALAM JABARUT Keempat puluh hari, alam arwah sedang/baru, daging menggumpal. alam
Jabarut menguasai, di dalam Empat Alam Gaib Sububun juga menguasai, juga dalam alam Empat
perkara, alam arwah ditengahnya dibatasai Gaib tiga yang sudah dibicarakan diatas.
Kelima ALAM AJESAN Sampai empat puluh hari selanjutnya Alam Ajesan sudah terbentuk, tetapi
belum jelas atas penciptaan Tuhan martabatnya manusia.
keenam, ALAM MISAL Empat puluh hari itu, disitu ketika sudah tampak jelas semua bentuknya
laki-laki atau perempuan, tetapi masih mengumpul semua.
Ketujuh, ALAM INSAN KAMIL  Empat puluh hari lagi adalah yakni sudah sempurna martabatnya
manusia ini, sudah pisah antaranya.
Jadi Umur martabatnya Dua Ratus Delapan Puluh Hari lebih Sepuluh Malam, disitu sudah
selesai syarat menjadi manusia, lalu ditulisi batas umurnya pendek panjang sudah dibuat
demikian, celaka, kaya miskin, besar kecil, tinggi pendek, cacat dan baik. Hal tersebut
sudah ada dalam (DURYAT KUDRAT TUHAN) tak lebih dan tak kurang ketentuan itu sejak dalam
kandungan Ibu sampai selama Sembilan bulan manusia dilahirkan walau kadang kurang kadang
lebih semua itu adalah kehedak dan merupakan ketentuan Sang Pencipta. Bersamaan dengan
masuknya dan keluarnya ketika hidup didunia mestinya kita sebagai manusia (TITAH) sadar
betul dari mana kita diciptakan (Sangkan paraning dumadi). Kalau sudah demikian apa
kita masih akan kufur dengan segala kanikmatan yang telah diberikan kepada kita, Maka dari
itu pilihlah tabiat yang baik agar kita tidak di samakan dengan (Gambar Manusia lebih-lebih
gambar Kerbau, Sapi Dll ). Jadi inti dari semua itu adalah agar kita Iman kepada Gusti
Allah, karena disitu letak ujiannya jika melesat tentu akan gagal, peganglah kuat-kuat pada
raganya Ilmu sejati, jatinya Zat Tuhan Yang Maha Agung.  “ ROGO NYAWIJI,  ROGO SUKMO JATI “
 Manunggaling Kawulo Gusti (FANA). ***
  
 TITAH
    Sadar atau memang dungu
    Paham atau memang ingkar
    Pandai atau memang tolol
    Cerdas atau memang merendah
    Lantas pengertian macam apa
    yang membuat kita kehilangan
    arah dan kiblat
Atau kita buta dan tuli untuk mengerti bahwa kita sebagai Titah, lantas perbuatan macam apa
yang patut, jikalau kita sadar sebagai Titah, Apa kita tidak punya nyali, apa kita terlalu
pengecut untuk menutupi, lebih-lebih angkat jari untuk  mengakui bahwa masih ada
penghianatan dalam hati.
     Mestinya kita sadar untuk apa
     kita diciptakan, untuk apa kita
     ada dan untuk apa sejatinya
     manusia. Dari debu kita turun
     dan lebur menjadi debu.

ARKANUL ISLAM
“ Dua kalimah Syahadah”
 “ Syahadah tauhid berarti bentuk sumpah setia meng-Esakan  Allah dalam segala keadaan”.
 “  Syahadah Rosul berarti bahwa kita menyakini bahwa Nabi Muhammad Rosull Allah yang
menyampaikan perintah dan larangan dari Allah”.

MUTIARA HIMAH
 “   Bencana bagi orang yang penyabar adalah meledaknya kemarahan. “
 “  Jihad yang paling utama adalah jihad (melawan) hawa nafsu (Hasan Al-Bashri).”

ANGKRINGAN SUFI
Dalam suasana yang agak sunyi ditempat angkringan Kang Hakekat  terlihat dengan wajah agak
sedikit layu kemudian duduk dan langsung menyambar sebatang rokok di sakunya, Bul… bul
hisapan pertama asap mengepul dari mulutnya serasa begitu menikmatinya, sampai-sampai kang
Sarengat datang tak digubrisnya 
Kang Sarengat : Weh Kang tumben sampan wajahnya agak suncrut biasanya paling semangat,
Sampean lagi kurang sehat, apa masuk angin he.. he..   Mbok hidup jangan dibuat susah,
hidup sekali saja kok di buat susah, happy aja Kang.
Kang Hakekat  : Gusti…. Gusti … (Dengan menghela nafas panjang menatap wajah sahabatnya
yang semakin criwis).
Kang Sarengat : Hai Kang Sampean kenapa kok menatapku dengan aneh ada yang lucu apa ada
yang salah dengan ucapanku Kang. 
Kang Hakekat  : Dengarkan baik-baik Kang aku sedih bukan karena apa-apa namun tau tidak
Sampean, Betapa banyak orang yang telah ingkar janji bahkan mungkin termasuk saya dengan
kalimah syahadah yang sering kita ucapkan, bahwa kita selalu ingkar dengan Allah dan
Rosullnya, Kita sering mengucap janji setia namun sering pula kita menghianatinya, kita
masih sering bangga dengan ilmunya, kekayaanya dll, itu bukti bahwa kita telah berkhianati
sesunggungnya, lantas apa pantas kalau kita enak-enakan dan happy, sebenarnya Sampean paham
tidak makna hakekat dari kalimah Syahadah itu (Coba jawab dan camkan)
Kang Sarengat : Oh jadi gitu tho…. (Dengan wajah kebingungan).



0 komentar:

Posting Komentar