Senin, 06 April 2015

EDISI - 15 BURDAH

Edisi 15 Burdah 
Kamis 15  Mei  2014      

HIDUP BUKAN HANYA ITU SAJA
Mawlayya sholli wa sallim da iman abadan Ala Habibbika khoyyil kholqii kullihimi
Law kuntu a’lamu anni ma uwaqqiruhu Katamtu sirran bada li minhu bil katami(Andai saja aku mengerti bahwa aku tak  bisa menghormatimumaka lebih baik aku lari sembunyi darimu diantara warna gelapnya Dan akan kusimpan rapat hal itu).
Yang menumbuh suburkan kepekaan hati dan keikhlasan itu dari kita sendiri dengan terus
menyiramnya dengan air ilmu pengetahuan dan kemauan belajar  serta dengan memberinya pupuk
indahnya akhlak, sunyinya sabar, totalitas tawakal. Jika sudah maka akan tumbuhlah bunga
dan kembang keajaiban yang berbau harumnya ilmu dan buah tentramnya ridlo yang kemudian
akan membuka lebih banyak lagi cakrawala pengetahuan dan tumbuh suburlah pohon cinta yang
indah , sejati dan mendalam kepada Alloh dan Rosululloh Saw. Cinta memungkinkan untuk
bertemu dengan rasa saling menghargai, menghormati dan saling menyayangi  dalam proses
kehidupan yang kita jalani, kemudian kita akan terus belajar untuk ikhlas menghadapi apa
yang datang dalam kenyataan-kenyataan yang terkadang sangat susah untuk kita hadapi dan
hikmahi, sebab perjalanan hidup tidaklah cukup untuk dipahami dan dimengerti dengan hukum-
hukum fiqh semata, ada unsur-unsur lain yang membangun kedewasaan seseorang dan membuatnya
mampu memaklumi dan menghikmahi, menerima dan belajar mengikhlaskan dan meridloinya. Ada
masalah-masalah yang membuat seseorang terpuruk jatuh, baru kemudian tumbuh kemauan untuk
melakukan perubahan diri dan terus belajar, sebab hukum-hukum fiqh saja tidak bisa
menyelesaikan masalah dan menumbuhkan kesadaran hati dan membuka dimensi cakrawala
kejernihan dalam menyelesaikan semua permasalahan hidup yang beragam dan kadang susah
dipahami. Ada sabar, ada taqwa, ada tawakal dan terakhir ada cinta.  Dan hal ini bisa
ditemukan melalui perjalanan pencarian terus-menerus tentang hidup, dirinya sendiri,
kesadaran hatinya, kecerdasan cara berfikirnya, keteguhan bertauhidnya dan meyakini janji
dan pertolongan Alloh dan syafa’at Rosululloh itu berlaku pada apapun dan kapan saja.
Kenapa jika merasa hukum fiqh saja tidak menyelesaikan masalah…? Apakah menurutmu hidup
hanya soal salah benar melulu…? Bukankah ada pantas dan tidak pantas…? Bukankah Rosululloh
dilutes selain menjadi Rahmat bagi semesta alam juga “ Li utammima makarimal akhlak”
(Menyempurnakan, mengutamakan indahnya akhlak). Sebab dengan akhlak yang baik dan indah
memungkinkan kita untuk terus belajar menghormati dan menyayangi siapa saja, tua muda,
kecil besar, kaya miskin dan akan tumbuhlah kepekaan dan tau diri. Dengan sabar
memungkinkan seseorang untuk bertahan dan memahami batasan-batasan dirinya dan
kemanfaatannya, sabar mengajari banyak hal tentang kesetiaan, yakin, taat dan menjaga
akhlaknya, cintanya dan kemampuan untuk ikhlas dan meridloi, dengan taqwa mendidik kita
untuk terus setia menjalani perintah dan amanah Alloh yakni beribadah dan bekerja sama
dengan kehidupan sekitarnya, dan terus berupaya menghasilkan sebuah kemanfaatan bagi
sekitarnya.  Dengan tawakal kita tidak hanya berpangku tangan berdoa panjang lebar tanpa
berusaha, sebab inti dari tawakal ialah anda memasrahkan semua urusan yang tidak bisa anda
kerjakan kepada Alloh, jangan kita belum mengerjakan apapun sudah kita pasrahkan kepada
Alloh, jadi dengan tawakal kita akan selalu menyadari bahwa kita ini hamba dan mengerti
sepenuhnya bahwa semua hal ada ruang dan waktunya, ada batasnya dan dalam kekuasaan Alloh,
lalu bagaimanakah dengan cinta…? Indahkah akhlak, taqwa, sabar dan tawakal anda tanpa
cinta..? Cinta adalah fundamen dasar dari ke-empat hal tersebut, cinta yang memungkinkan
kita untuk setia dan bersabar, dan begitu dihati anda tumbuh cinta yang mendalam maka
dengan sendirinya anda akan menjadi seorang yang tak pernah berhenti belajar, bekerja sama
dengan akhlak, sabar, taqwa, tawakal untuk menemukan kedalamannya dan kemudian jika sudah
terjalin kerja sama maka cinta akan membungkus semua hal dan perilaku hidup, dan pada
akhirnya akan tumbuhlah cinta yang lebih mendalam dan sejati yakni cinta kepada Alloh dan
Rosululloh. Cinta kepada Alloh dan Rosululloh memungkinkan seseorang untuk selalu
menyediakan ruang di hatinya bagi kegagalan dan ketidaksesuaian dengan harapan-harapan
sekaligus menghormati dan taat kepada aturan-aturan yang telah Alloh tentukan dalam rytme
kehidupan, cinta kepada Alloh dan Rosululloh menumbuhkan kepekaan diri, rasa saling
menghormati, menjadikan Alloh sebagai tujuan utamanya dunia akhirat menjadikan Rosululloh
sebagai Imam hidup, dan pembimbing keimanan kita kepada Alloh, dan buka lagi terfokus pada
yang selain Alloh, cinta kepada Alloh dan Rosululloh bukan saja mengajari kita untuk
mengatur kehidupan sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat berdasarkan apa
yang telah di tentukan oleh Alloh melalui Rosululloh, sekaligus menumbuhkan kepekaan dihati
dan akalnya tentang bagaimana dia bisa empan papan (Tau tempat, kepantasan diri). Rumitkah
hal ini..? sangat rumit jika yang kita terapkan adalah hukum saja tanpa mengikut sertakan
sabar, akhlak, taqwa, tawakal dan hubungan (Cinta), namun jika kita naikan sedikit saja
pemahaman kita dengan akhlak, sabar, taqwa, ketika kita berdoa kepada Alloh dengan penuh
khusuk” tanpa memikirkan apa hasilnya maka Alloh akan menaburi hidup kita dengan berbagai
macam hal yang tidak pernah kita duga-duga sebelumnya, apa lagi dengan penuh tawakal dan
cinta, tentulah Allah akan melipatgandakan rezki kita menjadi semakin luas menjadi tak
terhingga indah bukan..? lalu apa hubungannya dengan saling menghormati dan menyayangi
sesama..? buka kembali Alqur’anmu cermati hadist sabda Rosululloh, tidak sedikit darinya
anjuran untuk saling menyayangi dan mengasihi tidak saja kepada sesama manusia namun pada
seluruh makhluk-makhluk “ belum lengkap imannya seseorang yang dimana ia tidak menghormati
yang lebih tua dan menyayangi yang lebih kecil darimu”   bukankah begitu sabda Rosululloh
bukankah sejak kecil anda sekalian diajari kasih sayang dan saling menghormati..? dengan
saling menyayangi dan saling menghormati, anda sedang menerapkan konsep rahmatan lil
alamiin dalam seluruh proses perjalanan hidup anda. Lalu apa keterkaitan antara menghormati
dengan cinta…? Yakinkah, bisakah anda menyayangi tanpa mencintai, anda mungkin bisa saja
menghormati seseorang tanpa mencintai namun toh itu hanya kepalsuan semata, itu toh hanya
semacam ketakutan semu yang membayang pada hati anda yang tidak anda suburkan dengan sabar,
akhlak, taqwa, tawakal dan cinta, jika kita hanya menghormati ketika bertemu dengan yang
kita ingin hormati, namun jika dibelakangnya akan cendrung menyepelekan, lalu apa gunanya
duduk panjang bersila yang anda anggap sebagai ta’dzim padahal melamun tak tau kemana
arahnya, jika menghormati saja tanpa mencintai, bagaimana akhlak anda terhadap Alloh yang
selalu mengawasi kita dalam setiap detik nafas perjalanan hidup kita..? Bagaimana anda
menjalankan sunah-sunah Rosululloh tanpa mencintai Beliau…? Bagaimana anda bisa menghormati
tanpa sabar dan tawakal…? Tanya diri anda sekali lagi, benarkah anda sudah menghormati
ataukah pura-pura..? benarkah cinta atau perdagangan untung rugi semata..? Alloh ya Hafied,
Allohul Kaafi, ketentraman bersama kalian.  **

DEMENSI HENING
1. Jika kesadaran dan kecerdasan hatimu dikalahkan oleh hawa nafsumu maka yang akan
memimpin hidupmu adalah hawa nafsumu. Dan tanda-tanda diantara sekian banyak pertanda bahwa
hawa nafsu masih memimpin hidupmu ialah engkau marah ketika dinasehati dalam hal keaikan,
kebenaran, sabar dan keindahan.
2. Vitamin bagi hati adalah akhlak, adalah sabar, taqwa dan tawakal yang memungkinkan
tumbuhnya cinta yang mendalam kepada Alloh dan Rosululloh.

ANGKRINGAN SUFI
Bismilahirohmanirohim:   ANA Idzaa dhonni abdi bi….
Kang Sarengat    : Kang…. Aku mau tanya…? Alloh itu khan Maha Adil tho Kang.., tapi kadang
keputusan dan takdirnya itu sangat susah untuk dipahami, dan terlihat tidak adil dalam
pandangan  kita, itu bagaimana tho Kang…?
Kang  Hakekat    : Apanya… yang bagaimana kang..? apa yang susah dipahami..?
Kang Sarengat    : Yaitu tadi soal takdir dan kenapa doa-doa yang kita panjatkan kebanyakan
justru di  ijabahi, dikabulkan begitu kita melupakan doa itu, kok kesannya Alloh tidak adil
tho Kang..?
Kang Hakekat    : Lohh Sampean ini gimana, Alloh khan berhak untuk tidak adil tho Kang ..?
Kang Sarengat    : Berhak untuk tidak adil gimana maksudmu Kang…? Lha terus gimana dong
dengan Rohman-Rohim-Nya.
Kang Hakekat    : Ya jelas sangat berhaklah, sebab Alloh pemilik semua hal, segala sesuatu,awal dan akhir segala sesuatu, pemilik alam semesta dan alam lainnya, jadi Ia berhak
berbuat apa  saja terhadap seluruh ciptaanNya, bagaimana Sampean ini, masa ya nggak tahu to Kang…?
Kang Sarengat    : Menarik nafas berat, lha terus sifat Rohman-Rohimnya bagaimana Kang..?
Kang Hakekat    : Begini Kang Nomer satu Sampean harus yakin sama Alloh “ Ana idzaa dhonni abdi
bi”  (Aku berlaku sesuai dengan prasangka Hamba0hambaku kepadaku) begitu  Alloh berfirman,
jika kita berprasangka bahwa Alloh itu baik, mengasihi, melimpahkan rahmat, memberi ampunan
maka Alloh pun akan berlaku atas hidupmu sesuai prasangkamu itu, pun sebaliknya jika
prasangka kita terhadap Alloh itu jelek maka begitulah yang berlaku atas hidup kita,
Nah..Sampean mau meyakini yang mana…? Dan kenapa doa-doa kita terkabul justru setelah kita
lupa, ialah begitu ego pribadi kita tidak terbawa dalam doa-doa kita maka Alloh akan
mengabulkannya, karena Alloh itu memberi sesuatu kapasitas dan sesuai ruang waktu yang
telah Alloh tentukan tanpa ampur tangan siapapun, sebabnya juga kita sering berdoa dengan
hawa nafsunya dan amarrah, bukan dengan cinta dan kesadaran seorang hamba. Maka Alloh
memberi kita ruan dan waktu untuk berinstropeksi diri dan terus belajar menemukan kesadaran
mana yang memimpin hidup kita , apakah akal, hati ataukah syahwat, kurang Rohman Rohim    
gimana coba Kang…?  
Kang Sarengat    : Oalah jadi begitu tho penjelasannya Kang..?




0 komentar:

Posting Komentar