Sabtu, 11 April 2015

EDISI -55 KAMIS

Edisi 55
Kamis 22 Januari 2015

S A B A R
“ Sayyiduna Muhammad Rosuulullah Lil Alamin”
(Junjungan kita Kanjeng Rosul Muhammad S.A.W adalah utusan Allah untuk seluruh alam)
Sabar menurut bahasa berarti menahan dan mengekang. Di antaranya disebutkan pada QS.Al-
Kahfi (18) : 28  “ Dan tahanlah dirimu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di
pagi dan di senja hari dengan mengharap keridlaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling
dari mereka.”
Kebalikan sabar adalah jaza’u (sedih dan keluh kesah), Aspek kesabaran sangat luas, lebih
luas dari apa yang selama ini dipahami oleh orang mengenai kata sabar. Imam al-Ghazali
berkata, “Bahwa sabar itu ada dua ; pertama bersifat badani (fisik), seperti menanggung
beban dengan badan, berupa pukulan yang berat atau sakit yang kronis atau apapun yang
berkaitan dengan fisik.  Yang kedua adalah al-shabru al-Nafsi (kesabaran moral) dari
syahwat-syahwat naluri dan tuntutan-tuntutan ego serta hawa nafsunya. Bentuk kesabaran ini
(non fisik) beraneka ragam, yaitu :           
a. Iffah yakni bentuk sabar (menahan) dari syahwat perut dan kemaluan.   
b. Sabar tidak berkeluh kesah dalam musibah.
c. Jika sabar di dalam kondisi serba berkucukupan disebut mengendalikan nafsu, kebalikannya
adalah kondisi yang disebut sombong (al-bathr).
d. Jika sabar di dalam peperangan dan pertempuran disebut syaja’ah (berani), kebalikannya adalah al-jubnu (pengecut.
e. Jika sabar di dalam mengekang kemarahan disebut lemah lembut (al-hilmu), kebalikannya
adalah tadzammur (emosional).
f. Jika sabar dalam menyimpan perkataan disebut katum (penyimpan rahasia).
g. Jika sabar dari kelebihan disebut zuhud, kebalikannya adalah al-hirshu (serakah).
Telah disampakan oleh Mursyid juga bahwa, sabar itu adalah suatu tegaknya dorongan Agama
yang telah berhadapan dengan dorongan hawa nafsu.  Dengan Agama ialah Hidayah Allah kepada
manusia untuk mengenal-Nya, mengenal Rosull-Nya, mengenal juga mengetahui serta mengamalkan
ajaran-Nya dan kemaslahatan-kemaslahatan yang bertalian dengan akibat-akibatnya. Suatu
sifat yang telah membedakan antara manusia dengan hewan di dalam hal menundukkan bahwa
nafsu itu adalah sifat sabar. Sedangkan dorongan hawa nafsu itu ialah tuntunan syahwat dan
juga keinginan yang minta untuk dilaksanakan.  Jadi sabar di sini adalah suatu kekuatan,
daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan suatu kewajiban. Dan disamping itu pula
bahwa sabar adalah suatu kekuatan yang menghalangi seseorang untuk, melakukan kemaksiatan.
Dalam sabar bahwa sifat yang paling dilarang oleh Allah adalah sifat lemah mudah menyerah,
oleh karena itu sifat tersebut adalah mempunyai arti tidak sabar, sehingga sifat seperti
itu sangat dilarang oleh Allah SWT.  "Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa".
Keharusan sabar karena Allah mencintainya, " Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar ".
Dan ini merupakan kebersamaan secara khusus, yang berarti menjaga, melindungi dan menolong
mereka, bukan sekedar kebersamaan secara umum." Ketika kita sebagai santri ataupun jam’ah
katakanlah mengerti betul akan arahan Sang Guru, dengan kata lain ada agenda jangka panjang
Sang Mursyid,  maka    disinilah    sebuah    kesanggupan    dalam  kesabaran  dibutuhkan 
olehsetiap muridnya.  Sehingga bahwa murid ataupun manusia siapapun harus mampu berbuat
Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan
maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal
negatif, seperti malas, marah, kikir, dan sebagainya. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup
di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk bermoral secara sempurna.
Dan yang perlu digarisbawahi perlunya mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara
pribadi. Suatu misal bertanggungjawab penuh dengan apa yang berkaitan dengan perintah Sang
Mursyid, tidak mengganggap remeh dengan segala perintah yang berkaitan dengan Khataman
(Maulid), dan apapun yang berkaitan dengan proses laku dirinya.  Bukalah wawasan dengan
membaca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi’in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya.
Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata
di dunia. Yang jelas semua yang terurai dengan sederhana diatas tidak cukup dengan
pemikiran akademik agar mampu menghafal sehingga tercatat di memory otaknya, akan tetapi
aplikasilah yang bisa menempatkan bahwa kita sudah termasuk golongan diatas. Tidak ada
sesuatu yang tak mungkin ketika kita berusaha melaksanakan pelatihan-pelatihan dengan
kesungguhan.  “ Dan satu hal bedakan antara menahan emosi dengan SABAR.....???

DIMENSI HENING
*Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi dengan masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, ‘Seorang muslim apabila ia
berinteraksi dengan masyarakat serta bersabar terhadap dampak negatif, mereka adalah lebih
baik dari pada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat serta tidak
bersabar atas kenegatifan mereka. (HR. Turmudzi)

ANGKRINGAN SUFI
Bismillahirohmanirohim :   JANGAN ASAL BICARA BID’AH
Tidak banyak yang bisa membongkar pemahaman-pemahaman yang seringkali menjadikan polemik
internal ajaran Islam, tidak sedikit orang-orang yang limit dalam memahami kontek sar’i
yang berkaitan dengan ilmu-ilmu keislaman itu sendiri. Kenapa diantara kita masih terjebak
dan terkungkung pemikiran-pemikiran yang kadang membuat orang membingungkan, bahkan
menjadikan pemahaman yang sangat radikal sebenarnya ada apa, dan kenapa hal itu bisa
terjadi, barangkali antara ketidaktahuan atau memang tidak mau mengasih tahu. Ketika memang
belum tahu, apa salahnya untuk menggali dan mencari tahu, akan tetapi disinilah ketika
sebenarnya tahu akan tetapi tidak mau memberi  tahu pemahaman tersebut, kan aneh, jangan-
jangan ada kepentingan dan rencana besar dibalik seruan-seruan yang sengaja digulirkan oleh
orang yang memang sudah disiapkan untuk mengadakan penghancuran dari dalam. (Cipta kondisi
Distruktif). Apakah kalian semua tidak mengerti dengan sunah-sunah Baginda Rosull Muhammad
SAW, lantas sejauh mana sunah-sunah yang kita ketahui selama ini, sehingga dengan mudah
mulut kita bicara tentang bid’ah. Perlu kita ketahui bahwasannya ada 3 (Tiga) sunah) jika
digolongkan yaitu, sunah Qauliyah, Sunah Fi’liyah dan sunah Takririyah.   
1. Sunah Qauliyah adalah sunah-sunah yang mencakup tentang hadist/sabda/ ucapan Rosull
Muhammad.
2. Sunah Fi’liyah adalah sunah-sunah yang berkaitan dengan sholat sunah, puasa sunah
termasuk sholat tarawih.
3. Sunah Takririyah artinya ketika Rosul tidak menetapkan sebagai hukum (Membiarkan).
Dalam arti kata membiarkan karena ada kemaslahatan terhadap kepentingan umat, suatu contoh,
jaman Kanjeng Rosull tidak ada Pondok pesantren dan sekarang ada, jaman rosul pergi dengan
onta sekarang dengan motor, mobil dsb, itu tidak masalah.  Ketika kita memanggil dengan
panggilan Sayidina Muhammad, ya boleh saja emang masalah.....!!! Nah ketika kita semua
benar-benar memahami sunah-sunahnya tidak mudah untuk asal bicara tentang Bid’ah.
Sebenarnya paham tidak kita sebagai orang Islam, kok masih tidak menyadari kalau kita di
kondisikan dengan orang-orang yang mempunyai kepentingan lain. Yang jelas Camkan dan
menggali terus potensi keilmuan agar kita lebih cerdas dan arif dalam menyikapi semua
permasalahan. Dan yang paling jelas kenapa kita terus belajar karena agar tau peta/route
jalan pendekat kembali kepada Alloh SWT itu sendiri.



0 komentar:

Posting Komentar