Sabtu, 11 April 2015

EDISI - 30 BURDAH

Edisi 30 Burdah
27 Pebruari 2015

“Ilmu Lapar Dan Ilmu Kenyang”
Allohumma sholli wa sallim`Ala Sayyidina wa Maulana Muhammad.
Wa-syadda min saghobin ahsya’-ahu wa-thowa Tahtal-hijaroti kasy-han mutrofal-adami
(dan bagi lapar yang datang menjelangIa ikatkan batu pada pinggang
agar perihnya tenangDari perut yang keronconggan)
Sebuah ayat,sebuah hadits,adalah symbol,adalah sebuah buku ilmu,akan berbagai macam
hal,keadaan sosial,kecenderungan diri dan kondisi masyarakat serta soal hal-hal yang
menyangkut  diri kita sendiri sepenuhnya,tentang sesuatu yang kita mengalaminya sendiri. 
Yang mestinya kita mengupasnya tidak dari satu sisi ke-egoisan kita semata,dari perseptif
kita semata,namun juga membutuhkan diskusi serta pengupasan bersama orang lain,yang
seringkali kita pandang sebelah mata dan seolah tidak mengetahui akan hadits dan ayat
tersebut. Sebab seringkali kita telah mematok harga diri kita terlalu tinggi,terlalu
ekslusif,sehingga seolah mampu menghadapi semua hal dan bisa menerjemahkan semua ayat dan
pertanda,atau mungkin bisa juga karena ketakutan dan ketidaksiapan kita mendengarkan uraian
dari orang lain yang kadang begitu menyakitkan hati dan seolah mengupas kulit pembungkus
kesombongan kita sendiri.  Kita begitu mematok ego kita dibangunan diri dan ego yang paling
tinggi,sehingga apa-apa kita pahami dengan ego,tidak dengan mengendapnya perasaan serta
sinkronisasi akal dan hati. Ketika Rosululloh Muhammad bersabda”Makanlah setelah lapar dan
berhenti makan sebelum kenyang” yang pertama kali timbul di lubuk pertanyaan kita
adalah”bagaimana mungkin bisa, wong belum kenyang kok disuruh berhenti,terus dimana letak
nikmatnya..?apa ya tidak kelaparan nantinya..?bukankah kenyang juga akan menenangkan perasaan.?
namun dari situlah kita mesti mengupasnya lebih jauh lagi agar terbuka makna dari hadits
tersebut yang mengajarkan soal manajemen diri,manajemen kesehatan dan pengendalian
diri,makanlah setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang adalah sebaik-baik
kesehatan,sebaik-baik manfaat dari apa yang akan masuk kedalam perut dan menjalar di urat
nadi dan laju darah diseluruh bangunan tubuh kita,atau lebih mudahnya kita sebut saja ilmu
lapar dan ilmu kenyang. Ilmu lapar dan kenyang adalah sistem nilai dimana kita bisa
mengenal diri kita lebih komplit,lebih jelas dan lebih sempurna yang tidak bisa di dapat
dengan buku-buku pelajaran akademis,ilmu lapar harus dicari sendiri oleh masing-masing
pribadi kita guna menemukan khasanah kesejatian diri dan mengenal lorong-lorong  hijab hawa
nafsu dan sifat syaitan. Ilmu lapar dan prakteknya mengajarkan kepada diri untuk
memenejemen dan memahami bahasa paling halus dari cinta yakni rindu,bukankah rindu adalah
rasa dan ilmu lapar untuk bertemu..?dengan ilmu lapar maka potensio kita sebagai manusia
seutuhnya akan keluar,apakah benar-benar sudah tersinkronisasi secara utuh antara
syahwat,hati dan akal kita, sehingga yang kita lakukan benar-benar menjaga kualitas kita
sebagai seorang mu’min yang mampu menjaga martabatnya,kehormatan kanan kirinya dan
keselamatan nyawa diri dan keluarganya.
Ilmu lapar adalah soal menjaga dan mengerti dimensi-dimensi yang tak diperoleh melalui ilmu
kenyang,lapar mengajarkan seseorang untuk lebih teliti memahami detail-detail tentang
dirinya dan sekitarnya,lapar menjadi baik namun jangan sampai kelaparan yang akan
mengarahkan kita menuju jembatan keserakahan dan bangunan ketamakan yang begitu indah dan
menyesatkan diri. Sedangkan ilmu kenyang mengajarkan manusia untuk memahami batasannya
sendiri,memahami auratnya sendiri,bahwa setiap pribadi mempunyai batasan yang harus
dikenali dengan seutuhnya agar bertemu dengan kesejatiannya,kenyang menjadi begitu baik
apabila difungsikan searah dengan pengetahuannya kan kesejatiannya,memahami egonya dan
kondisinya sendiri,pun kenyang menjdi baik asalkan tidak menjadi kekenyangan yang akan
menumbuhkan rasa malas yang berlipat ganda dalam perjalanan tafakur dan ruhaniahnya. Ilmu
lapar dan ilmu kenyang pada esensinya adalah fundamen dari teguhnya keimanan kita
sendiri,serta taqwa yang utuh dari masing-masing kita,sebab lapar dan kenyang seringkali
mengaburkan pandangan dan teguhnya tekad pada diri seseorang yang pada awalnya begitu teguh
tekadnya. Lapar dan kenyang adalah cermin jernih yang bisa menggambarkan polah tingkah kita
sendiri yang dikemudian hari jika kita ingat-ingat lagi akan menjadi begitu lucunya dan
menemukan ilmu-ilmu baru dari tafakur kita atas semua perbuatan-perbuatan kita yang
kebanyakan berdasar dari lapar dan kenyang tersebut. Dan contoh utama dan sempurna dari
manusia yang sanggup menguasai ilmu lapar dan ilmu kenyang  pada tataran sempurna adalah
Rosululloh Muhammad saw,yang dimana segala prilaku beliau adalah akhlak ketuhanan dan
cerminan dari manejemen diri yang sempurna dan menakjubkan. Oleh karena itu teruslah
mencari dan jangan berhenti takjub akan khasanah keindahan ayat-ayat Alloh, swt dan
nikmat-nikmat Alloh. swt yang bertebaran disekitar kita.Alloh ya Hafied,Allohul
Kaafi,ketentraman bersama kalian.

DIMENSI HENING
* Ilmu lapar dan kenyang adalah sistem nilai dimana kita bisa mengenal diri kita lebih
komplit,lebih jelas dan lebih sempurna yang tidak bisa di dapat dengan buku-buku pelajaran
akademis,ilmu lapar harus dicari sendiri oleh masing-masing pribadi kita, guna menemukan
khasanah kesejatian diri dan mengenal lorong-lorong  hijab hawa nafsu dan sifat syaitan.
** Contoh utama dan sempurna dari manusia yang sanggup menguasai ilmu lapar dan ilmu
kenyang  pada tataran sempurna adalah Rosululloh Muhammad saw,yang dimana segala prilaku
beliau adalah akhlak ketuhanan dan cerminan dari manajemen diri yang sempurna dan
menakjubkan.

ANGKRINGAN SUFI
Bismilahirohmanirohim:”Bertahan dan Bersyukur Itu Istiqomah”
Kang  Sarengat   : Kang,bagaimana sih caranya istiqomah itu..?
Kang  Hakekat    : Istiqomah bagaimana maksudmu Kang..?
Kang  Sarengat   : Ya istiqomah dalam semua hal,dalam hidup dan hal-hal lainnya.
Kang Hakekat     : Wah aku tidak tahu itu Kang,bagaimana ya???
Kang  Sarengat   : Ah,Nggak usah bercanda to kang,serius ini,malah dianggap gojekan.
Kang  Hakekat    : Lah iya aku serius ini,... nggak bercanda Kang.
Kang  Sarengat   : Lha terus bagaimana ini solusinya Kang..?
Kang  Hakekat    : Hehe,baiklah mari kita diskusikan,dari kata dasar itiqomah itu sendiri,apa
kata adasar dan artinya Kang..?
Kang  Sarengat   : Qoma yang artinya berdiri,teguh,atau tegak,kalau tidak salah kang.
Kang  Hakekat    : Lha terus Bagaimana hubungan selanjutnya dari makna Istiqomah itu
sendiri Kang..?
Kang  Sarengat    : Ya berarti kalau istiqomah berarti tegakanlah,teguhkanlah,ya kang..?
Kang  Hakekat     : Kurang lebih begitu kang.
Kang  Sarengat    : Lha terus bagaimana penerapanya dalam kehidupan kang..?
Kang  Hakekat     : Berarti untuk istiqomah kita butuh orang lain,kita butuh berjama’ah dengan
orang lain,dengan alam sekitar dengan ayat-ayat Alloh. swt untuk
menemukannya.
Kang  Sarengat    : Maksudnya Kang...?rodo bingung aku malahan... Kang...
Kang  Hakekat     : Ya maksudnya bisakah kita tegak,teguh sendirian tanpa bantuan orang
lain..?sedangkan para Mursyid pun berkesinambungan dengan Mursyidnya
yang dahulu terus sampai Rosululloh Muhammad saw untuk menemukan ke”istiqomahan-kesejatian dirinya”sebelum jadi seperti sekarang  Kang...maka untuk menemukan ke”istiqomahan kita,kita perlu orang lain sebagai cerminan dan acuan,bukankah “al-mu’minu mirratul mu’minin”mu’min satu itu cermin dari mu’min lainnya.
Kang  Sarengat    : Paham aku kang,tapi adakah yang lebih sederhana penerjemahannya kang..?
Kang  Hakekat     : Kamu bertahan jadi dirimu sendiri dan bersyukur bahwa kamu dijadikan
Manusia sempurna itulah Istiqomah kang.
Kang  Sarengat    : Sepakat,joss tenan Kang hehehe....





0 komentar:

Posting Komentar