Sabtu, 04 April 2015

EDISI - 27 KAMIS

Edisi 27
Kamis  03 Oktober 2013
   
‘’POTENSI KETERSESATAN’’
“Kullukum roo’in,wakullukum mass-ullun an roo’iyatih”(Setiap kalian adalah pemimpin
dan setiap kalian akan ditanya,dimintai pertanggung jawabanatas kepemimpinan kalian) al-Hadits.
Seandainya ujung dari mencari ilmu itu adalah sebuah “KEMULIAAN”
Seandainya ujung dari perjalananan Hidup hanya pada”SURGA”
Seandainya ujung dari perjalanan Thoriqoh adalah”TAKDZIM DAN KEDEKATAN DENGAN Sang MURSYID”
Maka kami tidak akan pernah mengetahui makna hakiki dan terindah dari ilmu dari indahnya
perjalanan hidup,dari kasihsayang Rohman RohimNya Alloh yang Maha tak terbatas,dari betapa
luas dan lembutnya syafa’at dan kasihsayang Rosul Muhammad terhadap umatnya.
Akan tetapi bayangan kami adalah dengan kemuliaan,dengan surga dan kedekatan kami terhadap
orang-orang besar,terhadap para aulia,mursyid otomatis akan menimbulkan rasa iri terhadap
orang lain dan dari bayangan pemikiran kami itu lebih dari cukup untuk memuaskan dahaga
nafsu kesembongan dalam jiwa kami,oleh karnanya kami sering lupa bahkan hampir tiap hari
lupa atau entah melupakan bahwa yang berpotensi untuk menyesatkan itu bukan hanya  iri
dengki ,nafsu, surga,kejahatan,kebodohan,hartabenda akan tetapi juga yang berpotensi sangat
menyesatkan itu adalah”KEMULIAAN”.
kami begitu menikmati hayalan akan kemuliaan seolah  kemuliaan itu layaknya Immam
kami,mursyid kami dan mungkin juga pada akhirnya akan mengalahkan rasa cinta yang sedang
kami tabung kepada Rosul Muhammad S.A.W.
Dan hebatnya bukan itu saja yang kami lupakan,kami bahkan lupa atas apa yang telah Alloh
konsepkan sejak permulaan penciptaan manusia dan lupa akan sabda sang Rosul Muhammad“bahwa
setiap kita adalah pemimpin dan akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) atas apa yang kita pimpin.
entah kepemimpinan terhadap diri,keluarga,masyarakat disekitar kita ataukah memimpin diri
sendiri dalam proses ngaji atau belajar kita kepada seorang guru.
Kami bahkan tidak berhenti su’udzon terhadap sesama kami saja bahkan Hebatnya kami berani
bersu’udzon terhadap Mursyid kami sendiri dalam hal apapun terutama terhadap apa yang  Beliau perintahkan.
Padahal kami tlah berulangkali membaca surah al-Hujurat ayat 16”Hai orang-orang yang
beriman,jauhilah kebanyakan dari prasangka (dhann),sesungguhnya sebagian prasangka itu
adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan jangan sebagian dari
kalian menggunjing sebagian yang lain.”
Meski kami memahami dengan jelas bahwa seorang Mursyid adalah Dia yang tidak pernah
berhenti,terus berjalan menuju lautan cinta Alloh dan kota cintanya Rosululloh,adalah Dia
yang tidak pernah menyerah untuk menarik kami dan jiwa kami begitu terperosok kedalam
lubang-lubang iri dengki yang kami ciptakan dan kami turuti sendiri,akan tetapi tingkat
lupa kami sudah mencapai level”RASA MANJA”sehingga begitu ayah atau guru kami berkata
dengan nada sedikit keras kamipun menjadi tersinggung dan memupuk tumbuhan salahpaham
didalam jiwa kami,berulang kali kami diajarkan apa itu syafa’at,apa itu keindahan berbagi
akan tetapi kami seolah puas dengan palsunyanya cinta kami,telah merasa begitu mumpuni
dengan ilmu kami yang sejengkal dan menafsirkannya sesuai pemahaman kami yang
dangkal,itulah adanya penyakit yang sedang mengerogoti fitrah hati dan jiwa kami dan
tentunya berbeda dengan anda dan kalian semua.
Anda dan kalian adalah orang yang sangat cinta dan karib kepada Rosul Muhammad kepada para
kekasih rahasiaNya Alloh sehingga berwatak&bersifat bak Rosul,sedangkan kami adalah 
orang-orang yang bahkan tidak punya cukup keberaniaan untuk mengaku cinta kepada Rosul
Muhammad,sebab mata dan batin kami masih begitu silau dengan gemerlapan kemuliaan dan
keindahan fatamorgana duniawi,jiwa&hati kami masih diperbudak nafsu dan kepentingan
pribadi,kami ini sedang sakit akan tetapi kami menolak untuk diobati dan bahkan bersangka
buruk terhadap Mursyid kami yang sedang berusaha mengobati parahnya sakit hati dan jiwa kami.
Dan lebih parahnya lagi kami seringkali memakan mentah atas apa yang kami dengar tanpa mau
bertabayun tentang kebenaran sebuah perkara yang terjadi disekitar kami,padahal perintah
untuk bertabayun telah Alloh perintahkan dalam al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 6”Hai
orang-orang yang beriman,jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita maka
periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaanya yang menyebabkan kalian menyesal atas perbuatan kalian itu”.
Sekali lagi kami berbeda dengan anda atau kalian,sebab anda atau kalian adalah orang-orang
yang telah betgitu memahami luar dalam makna dari perintah sang Mursyid dan makna
perjalanan cinta,sehingga dengan duduk diam saja sudah begitu paham dengan apa kata dan apa
yang akan sang Mursyid perintahkan.
Anda dan kalian sudah tidak lagi membayangkan kemuliaan sebab anda dan kalian sudah begitu
dekat kepada kemuliaan&para Mursyid serta sudah terlepas dari prasangka(dhann)yang begitu
menutupi kecerahan nurani kami.
akan tetapi kami hanya sebatas berani membayangkan sebuah kemuliaaan tanpa berusaha untuk
menindas dan merendahkan siapapun,sebab kemampuan kami hanya sebatas membayangkan dan
sedikit su’udzon,dan dipuncak bayangan kami,justru kami temukan bahwa kami merasa perlu
untuk mempelajari dirinya sendiri,kami justru menemukan bahwa kami ini orang-orang yang
sangat ketakutan dengan Alloh sehingga pada akhirnya kami bahkan tidak punya keberanian
untuk mendekat kepada para Mursyid karena kemurniaan hatinya jangan sampai tercemari oleh
busuknya penyakit hati kami.
Pada akhirnya kami menyadari bahwa sakitnya jiwa dan hati kami tidak akan sembuh hanya
dengan palsunya cinta dan rasa sombong akan kemampuan kami yang hanya sejengkal tak berarti
dan setidaknya kami terus berusaha untuk belajar untuk mengobati dan minta diobati penyakit
hati kami,agar mengetahui makna hakiki dan terindah dari ilmu, dari indahnya perjalanan
hidup,dari kasihsayang Rohman RohimNya Alloh dan kasihsayang syafa’at Rosululloh.

DEMENSI HENING
* Tanda orang munafik itu ada tiga,satu:ketika berkata dia bohong,dua:ketika berjanji dia
mengingkari dan tiga:ketika dipercaya dia berhianat.(al-Hadits)   
* Yang harusnya pertama kali dinilai atau dikritik sebelum kita menilai dan mengkritik
orang lain adalah diri kita sendiri,yang mustinya dicemooh sebelum kita menghina dan
merendahkan orang lain adalah diri kita sendiri.

ANGKRINGAN SUFI
Malam itu seperti biasanya orang2 yg selalu merasa bodoh tapi tidak mau dibodohi masih
asyik nongkrong diangkringan,tampak dari kejauhan Kang Sarengat sudah terlihat ingin
bergabung nongkrong dan dari kejauhan pula Dia sudah  teriak:Kang aku mau protes pada sampean.!!!!!!!!!.
Kang Sarengat :  Sampean ini bagaimana to kang?saudara kita ditinggal oleh bapaknya kok
Sampean malah bersyukur bilang Alhamdulillah…
Kang Hakekat :  Oowh,jadi slama ini kamu menganggap taqdir kematian itu sebagai sebuah
musibah atau tragedy to?begini lho Kang ada Dua alasan kenapa saya bersyukur,alasan saya
yang pertama ialah karna memang sedikitpun tidak ada alasan buat kita untuk tidak
bersyukur,sebab segala sesuatu yg dikehendaki oleh Alloh pasti baik adanya,cuma kadang kita
terlalu bodoh untuk memaknainya.
Kang Sarengat  :    garuk-garuk kepala dan mulai bengong,terus yang kedua Kang?
Kang Hakekat :  alasan yang kedua ialah,bagaimana  saya tidak bersyukur karna  Bapak dari
saudara kita dibebaskan oleh Alloh dari segala bentuk kewajiban sebagi manusia dan
dipanggil untuk bertemu dengan Sang Kekasih Sejati yakni Alloh sendiri,untuk kemudian
bergabung dengan  Hakekatnya kedamaian yang abadi,lah sementara kita yang masih hidup masih
banyak kewajiban2 yg harus kita jalani,termasuk kewajiban bersabar dlm menghadapi kepastian
Alloh,dan kalau kita gagal merohanikan kehidupan kita,justru itu sebagai suatu tanda bukti
bahwa hidup kita adalah sebuah musibah yang nyata.
Kang Sarengat :  Oowh begitu to kang?jadi mungkin pasnya kita mengucap khamdalah terlebih
dahulu baru kemudian kalimah tarji’?
Kang Hakekat :  InsyaAlloh begitu,kita bisanya cuma berdoa semoga perjalanan bapak dari
saudara kita dalam menempuh proses cinta kasihNYA yang kedua dan untuk menemui Sang Kekasih
Sejati,senantiasa dituntun oleh Syafa’at Rosululloh dan dalam naungan Ridho dan kasihsayang
RohmanRohimNya Alloh.amien allohuma amien.

0 komentar:

Posting Komentar