Jumat, 03 April 2015

EDISI - 03 KAMIS

Edisi, 03
Kamis 17 Jan 2013

ALLAH MENCINTAI HAMBA YANG ISTIQOMAH
Orang-orang yang melakukan laku prihatin sedikit sekali yang berharap ridho Allah namun
kebanyakan hanya menginginkan sebuah setrata dalam kehidupan untuk memperoleh karomahNya
saja, namun sejatinya Allah S.W.T lebih menyukai hamba yang menjalankan tradisi istiqomah,
padahal peristiwa itu tidak bisa digolongkan karomah jika tidak dibarengi dengan sikap
Istiqomah dalam mengamalkan ajaran Islam yang sebenarnya.   Karomah sendiri adalah hal-hal
luar biasa yang terdapat pada diri seorang hamba yang diberikan Allah Ta’ala, misalnya
mengetahui suatu kejadian disuatu tempat yang jauh, mengetahui sesuatu yang bakal terjadi,
menyembuhkan penyakit hanya dengan sentuhan tangan atau gerakan-gerakan tertentu, dll.
Kiranya inilah yang diinginkan oleh kebanyakan orang, dan mungkin saja terjadi pada jama’ah
sholawat Burdah, bahwa ikut sholawat hanya ingin hidupnya lebih enak, hidupnya lebih ada
penambahan secara finansial dan masih banyak lagi.
Dengan demikian apa yang didapat ya apa yang di inginkan, justru ada kesan bahwa
bersholawat hanya sekedar alat untuk memperlancar perdagangan dengan TUHAN dengan
memperalat Kanjeng ROSUL bahkan ada yang lebih ekstrim cara memaknainya sekaligus TOLOL
bahwa kalau sudah Bersholawat tidak perlu SHOLAT, pemahaman apa lagi, hal tersebut
sangatlah menyesatkan, apa tidak pernah belajar dari Kanjeng Rosul bahwa beliaupun yang
punya gelar manusia sempurna tetap melaksanakan syareat yakni Sholat bahkan sampai kakinya bengkak-bengkak.
Terus kalau ada manusia yang punya pandangan kalau sudah SHOLAWAT tidak SHOLAT tidak apa-
apa itu manusia macam apa, PENJELMAAN IBLIS  mana, itulah manusia yang cenderung lebih 
menyukai Karomah dari pada Istiqomah sehingga mengalami penyesatan tidak disadarinya.  
Adanya sikap masih terinabobokan dengan kearifan seorang Mursyid yang selalu minta disuapi
dan disuapi…… ? jadi wajar saja ketika sudah sekian tahun mengikuti Jama’ah Burdah tidak
menghasilkan apa-apa, kenapa demikian  karena masih cenderung pada keinginan pencapaian
secara fisik dan duniawi saja, cenderung ingin dihormati tapi mermehkan ajaran walaupun
dalam ungkapan dan ucapan ingin Itiqomah namun yang terjadi merayu Tuhan untuk bertransaksi
tentang keinginan Egonya untuk mencari kemuliaan duniawi. Seorang Mursyid (Guru Waskito) menerangkan dan sekaligus mengajarkan bahwa
perbuatan hamba yang Istiqomah dalam beribadah adalah melakukan pertobatan dari perbuatan
dosa-dosa yang pernah dilakukan. Istiqomah (teguh punya prinsip) dalam ibadah dan tidak
terhalang oleh dosa-dosa yang pernah dilakukannya, justru dengan Istiqomah dalam hal ibadah
akan mengantarkan seseorang pada penyesalan atas dosa-dosanya sehingga menjadi tobat 
Nasuha. Dan bisa TAWAJUH terhadap dosanya sendiri sehingga selanjutnya pantas untuk TAWAJUH
dengan KANJENG ROSUL Dan ALLAH Ta,alla, Lantas apa kaitannya dengan Karomah, kaitannya
adalah orang-orang yang melaksanakan Istiqomah dalam ibadah dengan berangan-angan agar
memperoleh Karomah atau sesuatu dari Allah, sehingga ibadahnya sebagai alat pembeli dunia
dengan kehidupan akhirat, hal itu disebut GHURUR (Semu) namun nyata.    Ia dapat
membodohkan jiwa sebab hanya berupa khayalan jiwa yang ditampakkan oleh hawa nafsu,
sepertinya kita terpedaya, tertipu bahwa kehidupan duniawi adalah tunai dan keyakinan,
sedang akhirat adalah penangguhan dan keraguan. Maka dari itu istiqomah janganlah berharap
apa-apa kecuali keridhoan Allah, kalaupun dapat sesuatu (Karomah) dari Allah itu karena
sifat kasih sayangNya Allah kepada hambaNya yang selalu mengadakan tradisi Istiqomah dalam
perbaikan diri. Istilah dari Mursyid adalah  “GIOK” (Golek Istiqomah Oleh Karomah).
 
NGILO
Kematian di dalam hidup……
Melewati metamorfose kehidupan yang teramat melelahkan
Manusia …….Melakukan perjalanan
Entah dari mana, menuju kemana dengan telanjang tanpa busana
Melewati pusat keramaian tempat orang mengamati satu sama lainnya
Orang itu sadar dengan pantat dan kemaluannya telanjang
Sehingga merasa di tempat seperti itu tidak ada ruang baginya
Untuk menyembunyikan muka
Namun ……Digelombang yang halus dikepalanya menyimpulkan
Apa aku mengalami musibah, Aib, Gila ataupun Jandab …… Entahlah ………
Sementara disana tergantung lukisan perempuan yang kelihatan bangga
Mempertontonkan kebugilannya. 
Apakah itu Atma ………
Ketelanjangan yang nampak karena sejatinya kita telanjang di mata Tuhan
Ketika Atma menyebrangi titian goyang (Titi Ogal agil) ciut nyali tiada daya
Karena begitu sulit dan miris menakutkan.
Tapi kenapa kita tidak Ngaca, Ngilo sebelumnya siapa Nakula siapa Sadewa.
Apakah kamu masih bangga mengangkat nafsumu sebagai Raja di Otakmu
Sehingga kamu bungkam dengan petir kebenaran.
Sudah berapa jauh melangkah tetap saja sulit mencari jejak Bangau terbang
Karena kamu lebih asyik dan bangga dengan pakaian kebesaran sombongmu
Ngilo…Ngilo…NGILO…….
 
MUTIARA HIKMAH
“  Jadilah orang yang berilmu,  penuntut ilmu,  pendengar ilmu atau pecinta ilmu.  Dan
jangan jadi yang kelima ( Selain empat golongan diatas ) karena kau pasti binasa ( Ali bin
Abi Thalib ).
 “ Termasuk tanda ketertipuan adalah jika kamu berbuat buruk,  namun Alloh tetap berbuat
baik kepadamu, sehingga kamu tidak bertobat mengira Allah telah mengampuni kesalahan-
kesalahanmu dan kamu mengira bahwa hal itu adalah termasuk pahala kebenaran Yang kamu kira
(Ahmad bin Muhammad Arrudzabari).
 
ANGKRINGAN SUFI
Saat itu cuaca kelihatan mendung dan beberapa tempat terlihat sudah terguyur dengan air
hujan, ketika di teras depan duduk kang Sarengat yang ditemani sebatang rokok dan secangkir
kopi hemm… uenak tenan muantebbb… saat itu juga dikejutkan oleh kang Hakekat yang sedang
berlarian kecil dengan tangan menutupi kepalanya karena hujan rintik-rintik  mulai turun.
Kang Hakekat   : Nunut ngiyub yo Kang.
Kang Sarengat : Walah mbok iyo Kang, emang sampean mau kemana to  hujan begini yo malah bepergian.
Kang Hakekat : Lho, piye to sampean iki yo mau ke Mushola magriban to kang.
Kang Sarengat : Oalah Kang tak kira mau kemana, mau  sholat saja kok yo sampai hujan-
hujanan, kita khan sudah ikut sholawat jadi tidak sholat ya tidak apa-apa to.
Kang Hakekat  : Astaghfirullah ikstifar Kang… wah sampean ngawur kalau cara pandang sampean
begitu, itu pemahaman keliru bahkan sesat sampean, Kanjeng Rosul saja yang sudah di jamin
manusia sempurna tetap melaksanakan sholat, sampean tahu tidak ketika menjalankan Isra
Mi’raj itu salah satunya perintah untuk melaksanakan sholat, lho kok malah sampean begitu,
mau jadi apa sampean kang-kang, Wah ora jelas sampean ?
Kang Sarengat : Waduh jadi selama ini aku keliru yo kang terus gimana ya padahal sudah
terlalu banyak salah saya ?
Kang Hakekat   : Ya saya rasa dengan jalan Taubatan Nasuha Kang.

0 komentar:

Posting Komentar