Kamis, 09 April 2015

EDISI KHATAMAN 12 JUNI 2014

Edisi Khataman Burdah
12 Juni 2014

Bismillahirrohmaanirrohiim.
MENJALANI TAQWA, MENYELAMI TAWAKAL SETIADAN SABAR DALAM CINTA
Ya Imamar-rusli ya sanadi anta ba`dallohi mu`tamadiWa bidunyaya wa akhirati ya Rosulallahi khudz biyadi.
Di dalam proses kehidupan yang dijalani oleh seseorang diantara sekian banyaknya manusia,
berbagi rasa, cinta, rindu, bahagia, ilmu, pengalaman, masalah, pengetahuan dan apapun saja
yang menjadi kewajaran, tradisi dan proses hidup atau sering disebut sunatulloh, pasti ada
saja alasan atau pun tekad dan prinsip yang membentuk kepribadian. Masing-masing pribadi
dalam menjalani kehidupan itu sendiri, dan prinsip ini terus berkembang mekar seiring
pemahamanya dan kemampuan manusia tersebut mengkhalifahi dan menghikmahi apa saja yang
ditemuinya dan dihadapinya dalam proses kehidupannya.
Masalah-masalah yang datang menyapa seseorang semestinya membuatnya makin memahami
kehidupan dengan proses otentiknya sendiri, menemukan kesejatian dengan prosesnya sendiri,
menambah kemampuan kesadaran hati dan kemauan untuk menghikmahi permasalahan tersebut.
Mengkhalifahinya kemudian menemukan nilai-nilai kemanfaatan dan membuatnya semakin
menyadari bahwa Alloh menciptakan segala sesuatu tidak untuk kesia-sian,dan Alloh
memutuskan segala sesuatu dengan Kasih sayang Rohman-Rohim-Nya, yang dimana kehidupan
Beliau atur sedemikian rupa sehingga terbentuk keharmonisan didalamnya, tercipta tata ruang
dan waktu yang sedemikian rupa, tertata sedemikian indah dan menakjubkan. Filosifi islam
sejak dini mengajarkan konsep Tauhid yakni konsep menyatukan tujuan atau bermakna tiada
tujuan hidup dunia akhirat kecuali Alloh.  Jjuga bermakna mempersatukan segala niat baik
hati, hidupnya yang semula terpecah-pecah menjadi satu tujuan sejati yakni Alloh swt.
Tauhid adalah janji kita kepada Alloh, bahkan semenjak manusia itu berada dalam rahim
ibundanya, adalah komitmen kita kepada Alloh yang harus dan wajib kita jalani, selami dan
setia kepada janji tersebut. Hal inilah tertuang dalam al-Quran: Wa idz akhodza Robbuka mim
bani adama min-zuhurihim, zurriyyatahum wa asyhadahum 'ala anfusihim, alastu bi-Robbikum,
qoolluu bala syahidnaa, antaquluu yaumal qiyamati innakunna 'an hadza ghofilin (Qs al-a’rof
ayat172) ”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) " Bukankah Aku
ini Tuhanmu..!!!" Mereka menjawab : "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke-Esaan Tuhan)",
Dan segala permasalahan yang kita hadapi, temui, adalah instrumen, adalah unsur yang
disediakan bagi kita untuk ditata, diatur agar kita bisa membangun rasa selalu mawas diri,
empan papan dan mengerti batasan. Dan unsur-unsur lainnya di dunia adalah juga
merupakan instrumen-instrumen yang harus kita khalifahi agar semakin bertaqwa. Semakin
tawakal, semakin setia dan cinta kepada Alloh dan Rosululloh. Mempelajari Alam raya, ilmu,
susah-senang dan segala isi alam adalah juga ayat-ayat Alloh yang harus terus kita baca dan
temukan maknanya agar kita bisa memahami apa kehendak Alloh atas hidup kita, apa irodah-Nya
terhadap kita dan kemudian melaksanakanya dengan sebaik mungkin dan akan menguatkan tekad
kita dalam bertauhid.
Namun ada kalanya ketika di tengah perjalanan kita menuju keyakinan kita menomorsatukan,
menyatukan tujuan kita kepada Alloh.    
Kita oleh Alloh dipertemukan dengan berbagai macam hal, berbagai macam persoalan dan aneka
ragam hal yang sepertinya menarik hati kita dan mulai menggoyahkan hati dan tekad, maka
segeralah kembalikan kepada Alloh, berhenti sejenak untuk tafakur, untuk instrospeksi diri,
istigfar dan jangan lupa minta perlindungan Alloh dari hal-hal yang menggoyahkan niat kita.
Sesudah itu jangan cuma diam saja menunggu pertolongan Alloh, namun juga kerjakan sesuatu,
khalifahi hal tersebut atau minimal mencari tau hal tersebut apakah merupakan kehendak
Alloh ataukah kehendak diri yang nyaris bersamaan dengan hawa nafsu kita itu, yang selalu
mengajak untuk menuju hal-hal yang tidak baik, tidak benar dan tidak indah. Konsep Tauhid
ini terangkum dalam inti sari dari kalimat dzikir yakni la ilaaha ilalloh, yang sekaligus
menjadi acuan untuk benar-benar meyakini bahwa Alloh itu tujuan utama dari seluruh proses
panjang kehidupan. Yang menjadikan kita menemukan dan menjalani Taqwa, mengalami serta
menyelami tawakal yang dikepung oleh cinta kasih yang mendalam dan sejati kepada Alloh swt.
Dengan segenap keyakinan dan untuk menemukan makna sejatinya, kita harus bersama dengan
Rosululloh, sebab Beliaulah pintu Utama menuju Alloh, pintu utama kebahagian dan
ketentraman dunia-akhirat, maka jika sudah memahami makna la ila ha ilalloh, ,jika kita
sudah meyakini dan memahami dan men”TIDAK”kan yang tidak-tidak (yang menjauhkan kita dari
Alloh), sudah yakin bahwa tiada yang sejati, tidak ada yang jadi tujuan utama hidup kecuali
Alloh, maka akan tumbuhlah keyakinan bahwa Muhummadurrosululloh itu bukan hanya bermakna
utusan semata, akan tetapi juga sebagai pintu menuju Alloh. Imam hidup dan guru sejati
tentang keimanan, taqwa, tawakal dan cinta, yakin sepenuh bahwa Rosululloh itu diutus tidak
semata untuk mengatur hukum kehidupan namun juga menyempurnakan ahklak. Menjadi rahmat bagi
semesta alam dan sekaligus mengajarkan jalan terbaik untuk pulang kepada Alloh dengan
sebaik-baik jalan (khusnul khotimah) dan mengembalikan semua hal kepada-Nya melalui konsep
tauhid tersebut, Wa lillahi ma fis samawaati wama fil ardh, Wa ilallohi turja'ul umur
“Kepunyaan Alloh lah apa yang ada di langit dan di bumi. Dan kepada Alloh lah dikembalikan
segala urusan. (Qs Ali 'Imron ayat 109) Dengan tauhid yang di yakininya, maka memungkinkan
seseorang untuk selalu mengembalikan semua hal yang ditemui. Permasalahan yang di hadapinya
kepada Alloh dengan cara-cara yang di ajarkan oleh Alloh sendiri melalui ayat-ayat-Nya baik
ayat kauniah maupun ayat qauliyah (tersirat dan tersurat). Ataupun melalui sunah-sunah
Rosululloh dan jutaan haditsnya, nah di bagian ini tinggal kitanya yang harus mampu atau
mau membaca terus pertanda-pertanda dari kehendak Alloh dengan mencermati ayat-ayat-Nya
yang berupa alam raya dan permasalahan yang kita hadapi. Kemudian yang harus kita lakukan
untuk Menjalani Taqwa, Menyelami Tawakal, bersetia dan Sabar dalam cinta adalah membuka
diri seluas-luasnya, melihat segala sesuatu lebih dekat sampai ke ujungnya. Yang akan
menuntun kita untuk mampu menilai dengan lebih bijaksana. Jangan tuntun hidup kita kepada
prasangka buruk (su’udzon) yang akan meracuni hati dan menjauhkan dari rahmat Alloh dan
syafa’at Rosululloh. Dan tidak perlu menunggu tua untuk menikmati, menghikmahi,
mengkhalifahi kehidupan, tidak usah jadi dewasa jika ingin memahami diri sendiri, tidak
perlu menunggu tua untuk memahami mana yang mendekatkan kita kepada Alloh atau
menjauhkannya dan mana yang menumbuh suburkan cinta kepada Rosululloh dan mana yang akan
menghanguskannya. Untuk itu maka jadi diri sendiri, syukuri dengan hati, bertahan dalam
proses dan iramanya, Alhamdulilahirobbilalamin  untuk kemarin, hari ini, dan nanti mestnya
kita selalu panjatkan.
Alloh ya Hafied, Allohul Kaafi, ketentraman bersama kalian masih bisa mencintai Alloh dan
Rosullnya.

DOSA ITU HUTANG
YANG HARUS DIBEBASKAN
“ Sayyiduna Muhammad Rosuulullah Lil Alamin”
(Junjungan kita Kanjeng Rosul Muhammad S.A.W adalah utusan Allah untuk seluruh alam)
Jalan spiritual berikutnya adalah tobat. Tobat merupakan faktor utama dalam babakan rohani.
Jalan ini harus ditempuh sebab merupakan penyucian diri yang di cuci dosa-dosa yang telah
kita lakukan selama ini. Baik dosa sekecil apapun, terutama dosa besar. Persoalannya, tobat
yang bagaimana yang harus kita lakukan sehingga Allah Azza wa jalla menerimanya. TOBAT yang
paling baik adalah tobat yang dilakukan oleh Nabi Adam.as. Dalam sebuah absar diceritakan,
Beliau hanya mempunyai dosa satu kepada Alloh yaitu makan buah terlarang ketika menjadi
penghuni syurga, sehingga Ia terusir kedunia, kemudian Nabi Adam as menangis dan bersujud,
menyesali perbuatan dosanya selama 200 tahun. Selama itu siang dan malam memohon ampun
(Beristigfar), membaca doa dan tasbih. Bahkan menyakiti dirinya dengan melukai memakai
sobekan batu sebagai penyesalan.
 Dan akhirnya Alloh mengampuni dengan mengirim berita melalui Malaikat Jibril. Diriwayatkan
setelah terusir kedunia Nabi Adam menangisi dosanya selama 200 tahun sebelum Allah menerima
tobatnya dan mengampuni dosanya yang hanya sekali itu. Ini adalah tindakan Allah terhadap
Nabi pilihan-Nya, berkenaan dengan dosa yang hanya sekali dan itupun boleh dikatakan sudah
menjadi sunatullah (Skanario Tuhan) lantas bagaimana tindakan Allah terhadap tingkah laku
kita yang setiap hari nyaris melakukan dosa..? bermaksiat, Nabi Adam,as dan Nabi-nabi
terdahulu adalah manusia-manusia yang diberi umur panjang. Karenanya untuk bertobat hingga
200 tahun sedangkan kita rentang waktu semakin sempit. Tetapi maksiat yang dilakukan terlalu banyak. 
Sebenarnya kita tahu bahwa di sisih lain tentang kesalahan Nabi Adam.as itu adalah dalam
rangka memberi pelajaran yang tertinggi dalam menganalisa tentang babak baru untuk mengenal
dunia, sebab tanpa diturunya Adam di muka bumi artinya kita semua juga tidak punya
kesempatan hidup di bumi dan artinya kita semua seluruh makhluk bumi tidak mendapat karunia
yang di limpahkan atas kesalahan yang di lakukan Nabi Adam.as. Sementara hal ini kita
tinggalkan dulu, tapi yang kita bahas adalah jelas yang berkaitan dengan dosa-dosa kita
sebab dosa itu hutang yang harus dibayar, sesuatu yang harus kita pertanggung jawabkan
sekecil apapun di hadapan Allah. Sudah kita ketahui semua, Nabi Adam.as butuh waktu 200
tahun untuk minta dosanya di ampuni, bayangkan begitu lamanya ukurun di umur yang kita
miliki di masa sekarang. Terus kita butuh waktu berapa tahun untuk melunasi membayar
hutang-hutang kita terhadap Alloh dan Rosullnya, terbayangkan tidak oleh kita semua kira-
kira. Seakan hal itu tidak mungkin sebab usia-usia orang sekarang 100 tahun sudah termasuk
luar biasa, kita ambil rata-rata 65 tahun, lantas kemana kita mencari tambahan umur untuk
melunasi hutang-hutang kita kepada Alloh dan Rosullnya.   Tapi kalau kita meng-gunakan akal
pikiran yang cerdas di dorong kecerdasan rohani yang terbimbing mestinya kita tidak perlu
cemas dan khawatir, sepanjang semua itu dilakukan dengan ber-sungguh-sungguh, sebab Kanjeng
Rosullpun memiliki usia yang tidak sama dengan hitungan permohonan tobatnya Nabi Adam.as
apalagi usianya. Nah Justru itu yang kita kaji mestinya kita jauh lebih semangat untuk
memohon ampunan (Tobat) sebab mestinya bayak sekali karunia-karunia Tuhan yang begitu di
obralkan untuk seluruh umat Kanjeng Rosull Muhammad. Kalau bukan karena Rahmat Tuhan dan
syafa’at Kanjeng Rosull tidak akan mungkin banyak diskon yang diberikan dalam hitungan 65
tahun bisa melunasi hutang-hutang kita kepada Alloh dan Rosullnya. Permasalahannya kita mau
tidak untuk mengambil kesempatan yang telah di gelar di hadapan kita. Dan kita punya niatan
yang sungguh-sungguh tidak. Justru yang yang Tuhan sendiri heran sudah tahu kita semua
usianya tidak lama tapi tetap saja dengan gagah beraninya melakukan yang menjadi larangan-
Nya, tetap saja sebagai pemuja duniawi dan tetap saja tak tersentuh rohaninya untuk mencari
jalan kembali ke Ilahi. Biarlah mereka mau berfikir ataupun berprilaku demikian yang jelas
pilihan itu punya konskuwensinya, ada pertanggung jawabannya.  Jama’ah Burdah yang budiman,
dikesempatan ini melalui buletin gelombang syafa’at malem Jum’at aku mengajak pada diriku
sendiri dan kita semua untuk selalu mengadakan tradisi perbaikan dari hal-hal yang terkecil
dari diri kita masing-masing. Kita perlu mengerti syarat bertobat dalam uraian dibawah  
Ini yakni ada beberapa syarat dan pengertiannya yang Pertama, meninggalkan pemilihan dosa,
yaitu seorang hamba harus menempatkan hatinya dan membersihkan niatnya untuk tidak akan
kembali melakukan dosa tersebut. Jika seseorang meninggalkan laku dosa tapi hatinya masih
ada bayangan hendak kembali berbuat dosa, ataupun tidak punya niat hendak kembali namun
hatinya ragu-ragu  maka orang tersebut orang yang menahan diri dari dosa bukan orang yang
bertobat dari dosa. Kedua, bertobat dari dosa, semisal yang sudah diperbuat. Jika belum
pernah dikerjakan berarti ia adalah orang yang takut kepada Alloh, bukan orang yang
bertobat. Ketiga Dosa yang pernah di perbuat sama dengan dosa yang ditinggal, ini dalam hal
kedudukan dan tingkatan-nya suatu contoh Seorang tua renta  ketika masa mudanya melakukan
zina dan perampokan. Kalau ia bertobat jelas terbuka lebar, namun tidak mungkin
meninggalkan pilihan meninggalkan zina dan perampok sebab kondisi fisiknya yang sudah renta
dan rusak. Jadi hal tersebut belum bisa dikatakan bertobat sebab tidak melakukan hal
tersebut karena faktor fisik. Dan yang keempat, yang jelas meninggalkan segala perbuatan
dosa hanyalah demi mengagungkan Allah Azza wa jalla serta karena takut akan kemur-kaan dan
kepedihan siksa-Nya. Nah yang demikianlah sebenarnya yang mungkin sanggup melunasi hutang-
hutang kita walaupun sepertinya kita tidak akan pernah sanggup melunasi hutang kita yang
kian lama justru kian menumpuk. Yang jelas kita jangan pernah menyerah dan jangan pernah
putus asa dari pertolongan dan ridlo Alloh , Sebab Alloh Maha Rohman Rohim dan Maha
pengam-pun, sepanjang ada kesungguhan maka disitu ada pertolongan dan ampunan Tuhan lebih
besar dari dosa-dosa yang kita lakukan. Sebab tidaklah mudah di dalam tobatmu TOBATILAH dan
dalam amalmu Tangisilah.

Bismillahirohmanirohim....
YA ALLOH, JANGAN TINGGALKAN,
JANGAN TEGAKAN/BIARKAN KAMI SENDIRI
Kami berkumpul di sini untuk belajar, mengaji, mengkaji dan memahami diri kami sendiri.
Kami berjama’ah melangitkan puja-puji cinta kami kepadaMu ya Alloh penghibur hati dan muara
obat bagi kesedihan hati kami, tujuan hidup kami. Kami berjama’ah di sini mendendangkan
kasidah cinta kepadamu duhai Rosululloh Muhammad penolong nasib kami, penyejuk sumpeknya
hati dan kehidupan kami.
kami berjama’ah, berkumpul untuk menabung partikel-partikel kecil cinta kami kepada Alloh
dan kepadamu ya Rosululloh, demi Alloh  taburi hidup kami dengan Kasih-Sayang Rohman-
RohimNya dan indahya perjumpaan sejati yakni perjumpaan kami dengan mu ya Rosululloh dan
Alloh Robbul izzati.
Kami berkumpul berjama’ah mendendangkan cinta dan rindu kami kepadamu ya Rosululloh untuk
meluluhlantakkan kesombongan yang memangku jiwa dan hati kami agar engkau ijinkan untuk
menjadi makmummu, menjadi umatmu dan layak mendapat Sya’faat agungmu.
Kami berkumpul berjama’ah bersama mendendangkan cinta kepadaMu ya Alloh ya Rosululloh agar
terkelupas topeng-topeng kemunafikan dari jiwa dan hati kami.
Kami berjama’ah berkumpul medendangkan Sholawat cinta kepadamu, memohon agar Engkau taburi
hati dan jiwa kami dengan Kasih-Sayang Syafa’atmu.
Persoalan-persoalan yang mendatangi kami, masalah-masalah yang datang dan pergi mengajari
kami untuk selalu kembali kepadaMu ya Alloh, dalam susah, senang, duka lara dan suka cita.
Dan yang terpenting bukanlah kami atau mau jadi apa kami nantinya, sebab bersamaMu ya Alloh
ya Rosululloh kami siap untuk jadi apa saja atau tidak jadi apa saja, sebab yang terpenting
bagi kami Adalah ampunanMU ya Alloh. Adalah keberlangsungan Syafa’atmu yang meliputi hidup
kami semua. ya Alloh, ajari kami untuk lebih memahami, mengerti diri kami sendiri sebab
jika kami telah bertemu dengan diri kami sendiri maka akan bertemu dengan yang sejatiya
Alloh. Kebutuhan hidup, hati dan jiwa kami adalah agar Engkau ampuni, agar terbuka semua
pintu-pintu rahmat, barokah dan cintaMu, maka ampunilah kami karena sungguh Engkau maha
pemgampun segala dosa-dosa kami. Ampuni kami ya ilahi Robbi, sebab hanya Engkaulah tumpuan
harapan-harapan kami, tempat bergantung dan tujuan dunia akhirat kami.  Ya Alloh ya Robbi
latadzarni wa anta khoirul waritsin, ya Alloh ya Robbi jangan tinggalkan aku, jangan
tinggalkan kami sendiri, jangan campakan kami dari berkah dan Kasih-sayang Rohmanrohimmu,
jangan tegakan kami ya Alloh jangan tegakan kami sendiri. Ya Imamar-rusli ya sanadi anta
ba`dallahi mu`tamadi, ya Rosululloh Wahai penghulu para Rasul, Wahai asal usulku, sesudah
Alloh engkaulah sandaran hidupku, ya Rosul sesudah Alloh, Engkaulah sandaran dunia akherat
kami, penolong nasib kami, Engkaulah imam hidup dan pembimbing iman kami. Fa bidunyaya wa
akhirati ya Rasulallohi khudz biyadi, Dengan dunia dan akhiratku  Wahai Rosulalloh ambil
aku, ambil kami di tanganmu sebab dunia semakin tidak masuk akal dalam penglihatan kami,
sebab dunia menawarkan kami terus menerus untuk tidak menjadi diri sendiri, untuk semakin
tunduk dan sujud kepadanya bukan kepadaMU ya Alloh, ya Rosululloh, atas dunia akherat kami,
ambil kami di tanganmu, ijinkan kami untuk setidaknya ”gondelan Klambinipun panjenengan ya
Rosululloh, untuk jadi makmum dalam sholatmu, agar tentram dunia akherat kami, agar Alloh
meridloi hidup mati kami.  Ya Alloh ya Robbi latadzarni wa anta khoirul waritsin, ya Alloh
ya Robbi jangan tinggalkan aku, jangan tinggalkan kami sendiri, jangan campakan kami dari
berkah dan kasih sayang Rohmanrohimmu, jangan tegakan kami ya Alloh jangan tegakan kami
sendiri. Bisyafa’ati Rosulillah Alfatihah…….

DEMENSI HENING
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, beliau berkata, telah bersabda Rosulullah “Telah
berfirman Alloh Subhanahu wa ta'ala, 'Aku adalah sebagaimana prasangka hambaku kepadaku,
dan Aku bersamanya ketika dia mengingatku, dan jika hambaku mengingatku dalam sendirian,
maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku sendiri, dan jika dia mengingatku di dalam sebuah
kelompok/jama'ah, (maka) Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompok
tersebut, dan jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, dan
jika dia mendekat kepadaku sehasta, Aku mendekat kepadanya satu depa, dan jika dia
mendatangiku dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.
2. Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah e bersabda : Merupakan tanda
baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya .
3. Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabalradhiallahuanhuma
dari Rasulullah saw beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimanasaja kamu berada,
iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan
akhlak yang baik.
4. Setiap bayi yang lahir ke dunia dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang menjadikan
dia seorang yahudi, nasrani, atau majusi (Nabi Muhammad. Saw.
5. Semua wadah akan menyempit (penuh) jika diisi didalamnya, kecuali wadah ilmu,
Sesungguhnya ia (justru) akan semakin meluas.  





0 komentar:

Posting Komentar