Jumat, 03 April 2015

EDISI - 05 KAMIS

Edisi, 05
Kamis 07 Peb 2013

NING NONG NING GUNG
Acap kali kita selalu mengalami pemberontakan, baik pembrontakan  materi maupun
pembrontakan jiwa dan perasaan, suara gaduh dan keluhan seperti menjadi tradisi gamelan
yang mendendangkan alunan-alunan kerinduan yang tak berujung pada pertemuan. Sepertinya
alunan itu tak berirama sehingga sangat runyam ketika harus menandai dengan telinga yang
sudah mulai tuli, ataukah kita memang sulit untuk memaknai. NING NONG NING GUNG sehingga
kita sulit mendengar seruan Sang Agung lebih-lebih menatap wajah Sang Agung, Lantas apa
masalahnya sehingga kita mengalami peristiwa yang demikian.
Peristiwa tersebut adalah adanya “NO” (Nafsu Songo / Lubang Sembilan ) yang berada pada
tubuh kita, NO (lubang sembilan) merupakan akar permasalahan sebagai tempat yang paling
potensi untuk medatangkan dosa . Dan dari lubang Sembilan tersebut bisa berujung pada
kemaksiatan-kemaksiatan yang membuat manusia semakin tersesat dan terperosok dalam jurang
kenistaan. Bukti lain dari lubang Sembilan adalah selalu mengeluarkan cairan atau kotoran-
kotoran yang kurang sedap untuk dipandang. Maka dari itu wajar saja kalau kita kesulitan
untuk menghening mengetahui seruan-seruan kebenaran dari Gusti Kang Moho Agung, karena kita
belum bisa REKSO MUKO. Dengan demikian Nafsu Songo/Lubang songo perlu kita netralkan
(Tawarkan) dengan NOWO SONGO (HAWA / BANYU TOWO).
“NO” (Nowo Songo) atau BANYU TOWO tersebut yakni :
1.    Narimo.
2.    Neguhke Nirmolo/inten (Neguhke imanne).
3.    Netebi Dhumadi.Mestinya kita sadar bahwa kita hidup sebagai hamba itu untuk apa
kita dihidupkan…?
4.    Niskolo ( Ridho dengan segala ketentuan ALLAH).
5.    Ning Sepining Ati.Hatinya sudah jernih/suci sehingga kalau sudah demikian maka
hatinya sudah pantas untuk menjadi rumah Allah.
6.    Nirboyo.Sudah aman / selamat lahir batin dari bahaya godaan syetan.
7.    Naleni Konco. Mempertemukan dan menguatkan antara murid dengan Mursyidnya. (Robitoh)
8.    Nogo Dino.(Nogo Wektu) bahwa apabila kita sebagai Titah tidak bisa memanfaatkan
waktu yang sudah diberikan dengan sebaik-baiknya maka akan merugi, dengan demikian justru
waktu tersebutlah yang akan memakan/menelan kita.
9.    Nirkonco.Selamat dari gangguan teman yang akan mengajak kepada suatu perbuatan-
perbuatan yang menyimpang dari aturan Allah.
Dari makna yang terkandung dalam aksara jawa“NO“masih bayak sekali perjalanan yang kita
tempuh, tidak hanya cukup berbekal niat saja akan tetapi benar-benar mampu meneguhkan
niat/iman itu sendiri. Karena hal ini sama halnya RUKUN IMAN (Neguhke Imane). Kalau sudah
demikian setidaknya Lubang Sembilan yang ada pada diri kita sebagai manusia akan
terpelihara dari ajakan nafsu yang mengajak pada kesesatan, karena bisa jadi kita sesat
bukan semata-mata karena tergoda syetan, akan tetapi karena kita sendiri yang memanjakan
dan memberi ruang kebebasan untuk nafsu kita. Akan tetapi justru kita sering kali menvonis
dan meyalahkan iblis, Yang perlu kita garis bawahi bahwa Iblis juga menjalankan SKENARIO
TUHAN… Camkan hal itu.  Ning Nong Ning Gung, Sing hening supoyo ngerteni dununge Sang Hyang

Agung.**
KEJAYAAN ADA DALAM KEPATUHAN
Kita mengenal titipan sebuah Nafsu
Dekat jantung yang setiap detik berdegub
Dengan harapan tersentuh kalam-kalam ilahi
Agar bisa merasakan kehadiran Tuhan
Buram terbalut kesombongan
Sehingga hijab membentang sulit menembus keimanan
Sehingga kita tidak mengenal keindahan ajaran kasihMu
Menukik kedasar lembah kemaksiatan
Menembus gerbang kufur dan nafsu keduniawian
    Masih adakah mentari esok hari
    Jika kaki ini belum melangkah
    Karena masih ada rinai gerimis diatas mega
    Masih ada ngarai yang terlintas bahkan terngiang dizaman azali
Hanya wasilahMu ya Nabi
Jembatanku untuk Engkau pertemukan diriku
Dengan yang kurindukan
Hanya lewat kasih sayangMu wahai Guru
Untuk memetik sisa hasil panen padiku dan biarkan aku mengerti
Dengan keindahan dibalik pengertian ini, Tuhan aku rindu petujukMu

MUTIARA HIKMAH
“   Jika akalmu dapat mencegahmu dari apa yang tidak seharusnya kau kerjakan maka kau
adalah orang yang berakal (Amir bin Qais) ”
 “ Laparkanlah Anjingmu, maka ia akan mengikuti (Perintah)-mu ”.

ANGRIGAN SUFI
Waktu sudah agak malem akan tetapi Kang Hakekat belum melihat tanda-tanda sahabatnya muncul
“ Kemana Kang Sarengat “ berguman dalam hatinya tiba-tiba yang diomongin muncul dengan
wajah kusam dan           ngos-ngosan.  
Kang Hakekat   : Weh…. Panjang umur kang baru tak rasani e..e. Sampean nongol, tapi sampean
kenapa, kok Raimu rodo tidak enak.
Kang Sarengat : Kang-kang sampean tidak merasakan, tau tidak aku habis naik mobil yang
nyupir ugal-ugalan Ya Allah .. Ya Allah pingin ngampleng Ndase.
Kang Hakekat : He… he… Yo bagus to Kang biar merasakan proses kematian. Tau tidak sampean
kisah sopir ugal-ugalan yang mati masuk syurga lebih bagus dari surganya Kiai……..
Kang Sarengat : Lambemu Kang mbok yang laras kalau ngomong ini aku serius lho sampean kok malah guyon. 
Kang Hakekat  : Kok guyon gimana, Gini lho critanya kedua orang tersebut mati dan ditaruh
di surga, kemudian si Kiai heran dan bertaya, hai sopir kenapa kamu masuk surga lebih bagus
dari pada surgaku padahal kamu sopir ugal-ugalan. Begini  kata supir aku masuk syurga lebih
baik dari syurgamu karena dengan saya nyupir ugal-ugalan para penumpang jadi selalu
mengingat TUHAN dan menyebut asma Allah beda dengan sampean jadi Kiai yang beribadah hanya
ingin minta syurga dan pahala.     Jadi begitu critanya Kang, makanya Sampean latihan
istigfar dan bersyukurlah…..
Kang Sarengat : hemmm… iya ya benar juga, kok ada saja sampan jawabannya (Sambil nyengir
dan mengerutkan dahi).


0 komentar:

Posting Komentar