Jumat, 10 April 2015

EDISI - 44 KAMIS

Edisi, 44
Kamis 5 Juni 2014
   
DOSA ITU HUTANG YANG HARUS DIBEBASKAN
“ Sayyiduna Muhammad Rosuulullah Lil Alamin”(Junjungan kita Kanjeng Rosul Muhammad S.A.W
adalah utusan Allah untuk seluruh alam)
Jalan spiritual berikutnya adalah tobat. Tobat merupakan faktor utama dalam babakan rohani.
Jalan ini harus ditempuh sebab merupakan penyucian diri yang di cuci dosa-dosa yang telah
kita lakukan selama ini. Baik dosa sekecil apapun, terutama dosa besar. Persoalannya, tobat
yang bagaimana yang harus kita lakukan sehingga Allah Azza wa jalla menerimanya. TOBAT yang
paling baik adalah tobat yang dilakukan oleh Nabi Adam.as. Dalam sebuah absar diceritakan,
Beliau hanya mempunyai dosa satu kepada Alloh yaitu makan buah terlarang ketika menjadi
penghuni syurga, sehingga Ia terusir kedunia, kemudian Nabi Adam as menangis dan bersujud,
menyesali perbuatan dosanya selama 200 tahun. Selama itu siang dan malam memohon ampun
(Beristigfar), membaca doa dan tasbih. Bahkan menyakiti dirinya dengan melukai memakai
sobekan batu sebagai penyesalan. Dan akhirnya Alloh mengampuni dengan mengirim berita
melalui Malaikat Jibril. Diriwayatkan setelah terusir kedunia Nabi Adam menangisi dosanya
selama 200 tahun sebelum Allah menerima tobatnya dan mengampuni dosanya yang hanya sekali
itu. Ini adalah tindakan Allah terhadap Nabi pilihan-Nya, berkenaan dengan dosa yang hanya
sekali dan itupun boleh dikatakan sudah menjadi sunatullah (Skanario Tuhan) lantas
bagaimana tindakan Allah terhadap tingkah laku kita yang setiap hari nyaris melakukan
dosa..? bermaksiat, Nabi Adam,as dan Nabi-nabi terdahulu adalah manusia-manusia yang diberi
umur panjang. Karenanya untuk bertobat hingga 200 tahun sedangkan kita rentang waktu
semakin sempit. Tetapi maksiat yang dilakukan terlalu banyak.  Sebenarnya kita tahu bahwa
di sisih lain tentang kesalahan Nabi Adam.as itu adalah dalam rangka memberi pelajaran yang
tertinggi dalam menganalisa tentang babak baru untuk mengenal dunia, sebab tanpa diturunya
Adam di muka bumi artinya kita semua juga tidak punya kesempatan hidup di bumi dan artinya
kita semua seluruh makhluk bumi tidak mendapat karunia yang di limpahkan atas kesalahan
yang di lakukan Nabi Adam.as. Sementara hal ini kita tinggalkan dulu, tapi yang kita bahas
adalah jelas yang berkaitan dengan dosa-dosa kita sebab dosa itu hutang yang harus dibayar,
sesuatu yang harus kita pertanggung jawabkan sekecil apapun di hadapan Allah. Sudah kita
ketahui semua, Nabi Adam.as butuh waktu 200 tahun untuk minta dosanya di ampuni, bayangkan
begitu lamanya ukurun di umur yang kita miliki di masa sekarang. Terus kita butuh waktu
berapa tahun untuk melunasi membayar hutang-hutang kita terhadap Alloh dan Rosullnya,
terbayangkan tidak oleh kita semua kira-kira. Seakan hal itu tidak mungkin sebab usia-usia
orang sekarang 100 tahun sudah termasuk luar biasa, kita ambil rata-rata 65 tahun, lantas
kemana kita mencari tambahan umur untuk melunasi hutang-hutang kita kepada Alloh dan
Rosullnya.  Tapi kalau kita meng-gunakan akal pikiran yang cerdas di dorong kecerdasan
rohani yang terbimbing mestinya kita tidak perlu cemas dan khawatir, sepanjang semua itu
dilakukan dengan ber-sungguh-sungguh, sebab Kanjeng Rosullpun memiliki usia yang tidak sama
dengan hitungan permohonan tobatnya Nabi Adam.as apalagi usianya. Nah Justru itu yang kita
kaji mestinya kita jauh lebih semangat untuk memohon ampunan (Tobat) sebab mestinya bayak
sekali karunia-karunia Tuhan yang begitu di obralkan untuk seluruh umat Kanjeng Rosull
Muhammad. Kalau bukan karena Rahmat Tuhan dan syafa’at Kanjeng Rosull tidak akan mungkin
banyak diskon yang diberikan dalam hitungan 65 tahun bisa melunasi hutang-hutang kita
kepada Alloh dan Rosullnya. Permasalahannya kita mau tidak untuk mengambil kesempatan yang
telah di gelar di hadapan kita. Dan kita punya niatan yang sungguh-sungguh tidak. Justru
yang yang Tuhan sendiri heran sudah tahu kita semua usianya tidak lama tapi tetap saja
dengan gagah beraninya melakukan yang menjadi larangan-Nya, tetap saja sebagai pemuja
duniawi dan tetap saja tak tersentuh rohaninya untuk mencari jalan kembali ke Ilahi.
Biarlah mereka mau berfikir ataupun berprilaku demikian yang jelas pilihan itu punya
konskuwensinya, ada pertanggung jawabannya.  Jama’ah Burdah yang budiman, dikesempatan ini
melalui buletin gelombang syafa’at malem Jum’at aku mengajak pada diriku sendiri dan kita
semua untuk selalu mengadakan tradisi perbaikan dari hal-hal yang terkecil dari diri kita
masing-masing. Kita perlu mengerti syarat bertobat dalam uraian dibawah   Ini yakni ada
beberapa syarat dan pengertiannya yang Pertama, meninggalkan pemilihan dosa, yaitu seorang
hamba harus menempatkan hatinya dan membersihkan niatnya untuk tidak akan kembali melakukan
dosa tersebut. Jika seseorang meninggalkan laku dosa tapi hatinya masih ada bayangan hendak
kembali berbuat dosa, ataupun tidak punya niat hendak kembali namun hatinya ragu-ragu  maka
orang tersebut orang yang menahan diri dari dosa bukan orang yang bertobat dari dosa.
Kedua, bertobat dari dosa, semisal yang sudah diperbuat. Jika belum pernah dikerjakan
berarti ia adalah orang yang takut kepada Alloh, bukan orang yang bertobat. Ketiga Dosa
yang pernah di perbuat sama dengan dosa yang ditinggal, ini dalam hal kedudukan dan
tingkatan-nya suatu contoh Seorang tua renta  ketika masa mudanya melakukan zina dan
perampokan. Kalau ia bertobat jelas terbuka lebar, namun tidak mungkin meninggalkan pilihan
meninggalkan zina dan perampok sebab kondisi fisiknya yang sudah renta dan rusak. Jadi hal
tersebut belum bisa dikatakan bertobat sebab tidak melakukan hal tersebut karena faktor
fisik. Dan yang keempat, yang jelas meninggalkan segala perbuatan dosa hanyalah demi
mengagungkan Allah Azza wa jalla serta karena takut akan kemur-kaan dan kepedihan siksa-
Nya. Nah yang demikianlah sebenarnya yang mungkin sanggup melunasi hutang-hutang kita
walaupun sepertinya kita tidak akan pernah sanggup melunasi hutang kita yang kian lama
justru kian menumpuk. Yang jelas kita jangan pernah menyerah dan jangan pernah putus asa
dari pertolongan dan ridlo Alloh , Sebab Alloh Maha Rohman Rohim dan Maha pengam-pun,
sepanjang ada kesungguhan maka disitu ada pertolongan dan ampunan Tuhan lebih besar dari
dosa-dosa yang kita lakukan. Sebab tidaklah mudah di dalam tobatmu TOBATILAH dan dalam
amalmu Tangisilah.

DIMENSI HENING
Setiap bayi yang lahir ke dunia dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang menjadikan
dia seorang yahudi, nasrani, atau majusi (Nab Muhammad. Saw.
**Semua wadah akan menyempit (penuh) jika diisi didalamnya, kecuali wadah ilmu,
Sesungguhnya ia (justru) akan semakin meluas.  

ANGKRINGAN SUFI
Dari kerutan dahi Kang Sarengat nampak ada sedikit ganjalan dalam benaknya sebab terlihat
sekali, bahwa tidak begitu semangat dan seperti ada teka-teki dalam suasana yang sering di
tongkrongi sebagai tempat ngangkring, Yach… Kang-kang Sampean kenek opo kok yo rodo ora
gairah tho Kang celetuk Kang Hakekat,…
Kang Sarengat    : Huff….begini Kang,  aku masih bingung tentang pemahaman Malaikat
yang mencatat pahala dan dosa, itu sebenarnya bagaimana sich.. kok
katanya tidak ada Malaikat yang bertugas mencatat hal itu, terus lha
Malaikat Rokip / Atit ngapain selama ini Kang…???
Kang Hakekat    : Oalah… Kang-Kang  ya memang begitu, tidak ada satupun Malaikat
yang mencatat pahala dan dosa, kenapa harus bingung dan maido
itu ora macem Kang.. wah jan  payah tenan Sampean dari dulu tidak paham-paham.
Kang Sarengat    : Lho kok begitu wah, Sampean rupanya juga mulai saya sangsikan …
Wah  aku mulai ragu Kang,  jangan-jangan Sampean salah mbaca buku.
Kang Hakekat    : He kang... tolong dengarkan, biar gamblang biar mundak akale ora
kuper, begini bahwa memang benar tidak ada Malaikat yang ditugasi
Oleh Alloh ta’ala untuk mencatat pahala dan dosa, itu tidak ada....!!!
yang ada mencatat perbuatan baik dan perbuatan buruk/jelek, Nah
dengan demikian maka jelas sudah bahwa ketika merujuk pada tugas
dan tanggung jawab tentang perbuatan baik artinya akan
mendatangkan bentuk hadiah dari Alloh yang disebut pahala. Begitu juga dengan kita, ketika 
berbuat buruk maka jelas sudah, kita akan menanggung segala konsekwensinya yang berbentuk
dosa itu sendiri,
paham...!!!!  jadi secara otomatis bahwa perbuatan yang kita lakukan              
melekat dengan apa yang kita pebuat baik itu baik atau tidak baik.
Kang Sarengat    : Ya Allah...Ya Robbi  jadi begitu tho pemahamannya ... wah jan teryata
aku Kang yang salah baca buku... saya yang keliru dalam menganalisa
dalam bentuk pemahaman yang luas.
Kang Hakekat    : Hemmmm karepmu Kang... mudeng karepmu ora karemu...!!! 




0 komentar:

Posting Komentar