Senin, 06 April 2015

EDISI - 35 KAMIS

Edisi, 35
Kamis 30 Januari 2014

RAGUKAH DENGAN MAULID
“ Sayyiduna Muhammad Rosulullah Lil Alamiin”
(Junjungan kita Kanjeng Rosul Muhammad S.A.W adalah utusan Allah untuk seluruh alam)
Ketika Rosull berkumpul dengan para sahabatnya, Beliau bertanya kepada mereka tentang siapa
makhluk yang paling mulia di dunia ini. Para sahabat menjawab, bahwa merekalah yang paling
mulia lantaran telah bersama-sama Rosull berperang mengibarkan panji-panji Ilahi.
Rosululloh tersenyum kemudian Beliau berkomentar,” Kalian memang mulia” telah menjadi
mujahid buat agama ini. Namun ada yang lebih mulia dari kalian semua….?
Serempak para sahabat bertanya, “ Siapa mereka Ya Rosull,” Bibir Baginda Rosull terlihat
bergetar, dan perlahan air matanya bergulir, “ Makhluk yang paling mulia adalah umatku yang
hidup tidak sezaman denganku, mereka bisa mencintaiku, padahal tidak pernah melihatku.
Mereka bisa mengikuti ajaranku, padahal aku telah tiada.”  Para sahabatpun menunduk seakan
larut dalam linangan air mata Baginda Rosull.  Dari kalimat yang disampaikan Baginda Rosull
menyiratkan bahwa kita yang sering kali dengan gagah beraninya menyatakan sebagai
umatnya, justru sering mencederai apa kewajiban sebagai umat Baginda Rosull.  Bahkan
seringkali masih ada diantara kita yang mempertayakan seberapa penting tentang Maulid Nabi,
kalau demikian apa pantas mengaku umatnya Kanjeng Nabi sementara hari kelahirannya saja
dipermasalahkan bagi yang mem-peringatinya.  Hanya saja kadang permasalahan yang
dihadapinya kenapa mesti diperdebatkan sedang kalimat diatas jelas sekali apa yang di
sampaikan oleh Baginda Rosull Muhammad. Bahwa hal itu meng-isyaratkan bentuk perintah.
Justru dengan adanya Maulid Nabi itu sebagai tolak ukur, mana yang benar-benar mencintai
Kanjeng Rosull dan mana yang biasa-biasa bahkan yang membenci terhadap Beliau. Walaupun Ia
merasa umatnya tapi tidak menutup kemungkinan banyak yang tidak menyukai dengan adanya
Maulid, Tolak ukur loyal, ataupun cinta ada dalam memahami perintah sehingga dengan
kesadaran yang tinggi dan penuh rasa cintanya melaksanakan perintahnya, Rosululloh sendiri
meniru siasat Allah untuk mengetahui mana orang-orang yang mencintai dan membenci dirinya.
Allah memindahkan kiblat dari Yerusalem menjadi Ka’bah itu tidak untuk memisahkan secara
zahir maupun bathin antara orang munafik dan orang beriman. Terbukti… toh hanya orang yang
beriman saja yang mau mengikuti perintah-Nya untuk merubah kiblat.  Adapun Rosululloh Muhammad, meski tidak secara terang-terangan meminta kepada
umatnya untuk merayakan hari ulang tahun ke-lahirannya (Maulid) tapi Beliau sering
mengatakan bahwa Surat Al-Qur’an yang paling dicintainya adalah surat al-Fiil. Tau
kenapa…..? Karena Surat al-fiil adalah momen besar yang Allah adakan sebagai sambutan
kelahiran Nabi Muhammad.  
Pada saat Beliau dilahirkan kemuka bumi, Allah membuat suatu acara besar berupa adegan
dahsyat pasukan Gajah yang berusaha menghancurkan kota dimana Rosululloh terakhir itu
dilahirkan. Allah sendiri sebagai penulis sknarionya sekaligus sutra-daranya. Seperti kado
besar yang Allah berikan kepada Ibunda Aminah sebagai ucapan selamat atas kelahiran Putra
tercinta. Dan kita saksikan bahwa surat al-Fiil itu diabadikan dalam Al-Qur’an. Seakan
Allah ingin memeperingati Maulid Nabinya sampai dunia ini berakhir.” Tapi kalau kita gali lebih dalam dan kita pikir aneh juga kalau pasukan bergajah
yang sangat hebat itu sampai kalah melawan orang-orang Mekah, padahal notabene orang-orang
Mekah sama sekali tidak memiliki kekuatan militer.  Ya iyalah namanya juga kado pasti juga
yang terbaik, masa kado isinya menyakitkan dan ndeso pastinya ya bukan kado, apalagi Allah
yang memberikan pastinya istimewa. Lantas apa kaitannya dengan Maulid Nabi dengan surat A-
Fiil……? Ya jelas terkait, makanya Allah sendiri menyuruh hambanya untuk mencontoh
Rosululloh segalanya, sebab apapun karakter dan ucapan beliau itu bukan berangkat dari hawa nafsunya melainkan wahyu dari Allah.
Kaitan selanjutnya bahwa Kanjeng Rosull Muhammad menyampaikan   “ Faman raghaba annniy
falasya minniy  ( Siapa yang tidak mengikutiku, maka bukan umatku)” jadi untuk mengikuti
segala tindak-tanduk Rosull harus didasari rasa cinta tanpa itu nonsen. Dan orang yang
mengaku cinta itu akan memiliki bukti nyata, setidaknya ada prilaku atau kebiasaan orang
yang dicintainya itu masuk dalam prilakunya. Malah biasanya ketika seseorang mencintai
orang lain akan selalu ingat tanggal lahirnya dan ingin memberikan sesuatu atau hadiah
kepada orang yang dicintainya tersebut.  Nah jadi kenapa bahwa peryataan kanjeng Rosull
bahwa yang paling disenangi adalah Surat al-Fiil, itu artinya bahwa Allah saja memperingati
kelahiran Nabi Muhammad lewat surat al-Fiil-nya, masa kita yang mengaku umatnya tidak
memperingatinya, khan aneh…?
Makanya Beliau Kanjeng nabi sampai berjanji tidak akan mening-galkan orang yang
mencintainya dan berjanji akan memberi syafa’atnya kepada umat yang mencintainya. Dari
semua hal diatas suatu kesungguhan yang luar biasa bila kita sekalian mencintai Rosull
Muhammad sedangkan kita sekalian bukan hidup di jaman Beliau, dan kita semua belum pernah
menyaksikan selain lewat hadist dan riwayat yang ada. Oleh karenanya  perlu diakaan  suatu
momentum yang membuat kita merasa bahwa seakan-akan Rosululloh masih ada, lewat Maulid,
agar segala ajaran-ajaran yang Allah kabarkan lewat Beliau selalu menjadi hidup di tengah
karakter kehidupan kita. Agar kita menjadi layak dan di akui sebagai umatnya.

DIMENSI HENING
Rosululloh itu seperti musafir yang telah usai melaksanakan perjalanan panjang, dan Beliau
kini sudah sampai tempatnya. Kitapun adalah musafir. Jika kita mengikuti jalan yang pernah
dilalui Rosululloh, maka kita akan sampai ke tempat Beliau dan berkumpul bersama orang-orang yang sholeh lainnya.
MENJENGUK ORANG SAKIT DAN MENYANTUNI ORANG YANG TIDAK MAMPU
Pada hari kiamat Allah Swt. Berfirman “ Wahai anak Adam, aku sedang sakit kenapa kamu kitak
menjenguk-Ku, Anak Adam menjawab Wahai Tuhan, bagaimana hamba bisa menjenguk-Mu, sedangkan
Engkau adalah Tuhan semesta alam…?
Allah berkata “ Apakah kamu tidak menyadari jika hamba-Ku, Fulan, sedang sakit tapi kamu
tidak mau menjengunkya..? Apakah kamu tidak mengetahui, seandainya kamu menjenguknya kau
akan mendapatkan-Ku sedang bersamanya…?
 Allah berkata lagi “ Wahai Anak Adam, Aku meminta makanan kepadamu tapi mengapa kamu tidak
mau memberi-Ku makanan..? Anak Adam menjawab “ Wahai Tuhan, bagaimana hamba bisa memberi-Mu
makanan, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam..? Allah berkata Apakah kamu tidak
menyadari ketika ada hamba-Ku yang meminta makanan kepadamu, tapi kamu tidak mau memberinya
makanan…? Apakah kamu tidak mengetahui seandainya kamu memberinya makanan niscaya kamu akan
mendapatkan itu di sisi-Ku…?
Allah berkata lagi” Wahai Anak Adam Aku meminta minum kepadamu, tapi kamu tidak memberi-Ku
minuman..? Anak Adam menjawab” bagaimana hamba bisa memberi-Mu minum sedangkan Engkau
adalah Tuhan semesta Alam…? Allah berkata “ Salah seorang hamba-Ku meminta minum kepadamu,
tapi kamu tidak memberinya minum. Apakah kamu tidak mengetahui seandainya kamu memberinya
minum niscaya kamu mendapat itu di sisi-Ku. (HR. Muslim : Hadist sahih)

   




0 komentar:

Posting Komentar