Sabtu, 04 April 2015

EDISI - 22 KAMIS

Edisi, 22 
Kamis 13 Juni 2013

I R A D A H
IRADAH adalah keinginan (Tekad) untuk meninggalkan apapun selain Allah. Seorang hamba yang menginginkan ketinggian di mata Allah SWT, sehingga ia menjadi orang yang di cintai-Nya, terlebih dahulu haruslah melewati apa yang dinamakan dengan Iradah.  Hal ini merupakan tahapan yang pertama sekali yang harus ia lalui dalam mencapai keinginan tersebut.
Orang yang sedang menjalani proses Iradah ini disebut dengan MURID. MURID haruslah senantiasa menghadap kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya, serta memperhatikan segala perintah dan larangan-Nya yang tertuang di dalam Al-Qur’an dan sunnah. Allah-lah satu-satunya yang menjadi tujuan dan kecintaannya. Dalam sabda Rosulullah “ Kecintaanmu pada sesuatu dapat membuatmu menjadi buta (Dari melihat selain-Nya) dan menjadi tuli (Dari mendengar selain-Nya)”.  Seseorang tidak akan mencintai sesuatu melainkan setelah menginginkannya, tidak akan menginginkannya melainkan setelah keinginannya itu tulus baginya, tidak akan tulus keinginannya itu melainkan setelah membakar apapun yang ada di hatinya.
Jika sudah demikian adanya maka sampailah ia (Si Murid itu tadi) ke sebuah derajad yang di sebut dengan MURAD (Orang yang di kehendaki Allah). Orang yang telah sampai ke derajad MURAD ini, beban apapun yang menghalanginya saat menempuh jalan kebenaran akan terasa ringan baginya. Sebab ia telah dekat dengan Allah SWT lantaran diberi rahmat dan kasih sayang, serta ma’rifat dan ketenangan jiwa oleh-Nya.
Bahkan ia di beri kemampuan oleh Allah apa-apa yang tidak di ketahui oleh orang lain kalau sudah demikian, maka setiap kata-kata yang dikeluarkannya akan mengandung hikmah serta ia akan menjadi
kepercayaan dan saksi Allah SWT di bumi ini. Dalam sebuah hadist Qudsi Allah SWT berfirman “ Tiadalah cara yang paling baik bagi hamba-Ku untuk mendekat kepada-Ku melainkan dengan amal-amal wajib. Dan sungguh apabila hamba-Ku juga senantiasa juga mendekat kepada-Ku dengan melakukan amal-amal sunnah (Disamping amal-amal wajib tersebut), maka Aku akan menyintainya. Jika Aku telah menyintainya, maka jadilah Aku pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan hatinya. Sehingga, ia akan mendengar dengan pendengaran-Ku, melihat dengan penglihatan-Ku, berbicara dengan lisan-Ku, berfikir dengan pikiran-Ku dan bertindak dengan tindakan-Ku”.  Itulah hamba yang benar-benar mempergunakan pikirannya, dan hawa nafsunya menjadi teredam oleh genggaman Allah SWT, sehingga hatinya menjadi Khazanah (Kekayaan)-Nya.
Perbandingan antara MURID (Orang yang berusaha mencari ketinggian di sisi Allah) dan MURAD (Orang yang telah mendapatkan ketinggian tersebut) dapat di gambarkan sebagai berikut :
• MURID adalah pemula, sedang MURAD adalah orang yang telah menjadi ahlinya.
• MURID adalah pencari, sedangkan MURAD yang dicari.
• MURID memandang amalnya sebagai usaha untuk mendapatkan ketinggian, sedangkan MURAD tidak memandangnya melainkan sebagai taufiq dan karunia dari-Nya.
• MURID menempuh suatu jalan sedangkan MURAD berada di atas semua jalan.
• MURID memandang dengan cahaya Allah sedangkan MURAD memandang dengan Allah itu sendiri.
• MURID melaksanakan perintah Allah sedangkan MURAD melaksanakan perbuatan Allah itu sendiri.
• MURID berusaha menentang hawa nafsunya sedangkan MURAD berlepas diri dari hawa nafsunya itu.
• MURID berusaha mendekat kepada Allah sedangkan MURAD telah berada di dekat-Nya.
• Dan MURID adalah orang yang terpelihara dari gangguan Jin (Syetan) sedangkan MURAD adalah orang yang si MURID menjadi terpelihara karena-Nya.
Menurut Imam Al-baghdadi “MURID adalah orang yang dituntun oleh setrategi ilmu sedangkan MURAD adalah orang yang dituntun oleh penjagaan Allah”. Demikian halnya yang terjadi antara MUTASHAWWIF (Calon sufi) dengan Sufi (Orang Sufi itu sendiri) yakni :
• MUTASHAWWIF adalah pemula sedangkan SUFI adalah orang yang telah menjadi ahlinya.
• MUTASHAWWIF adalah orang yang sedang menuju kesucian sedangkan SUFI adalah orang yang telah berhasil menempuhnya.
• Dan MUTASHAWWIF adalah orang yang sedang menanggung beban untuk meraih cita-citanya, sedangkan SUFI adalah orang yang telah melalui beban tersebut.
Seorang MURID yang MUTASHAWWIF adalah orang yang selalu berjuang mengendalikan dirinya dari cengkraman hawa nafsu, syetan, dan mahluk-mahluk lainnya yang dapat menghalanginya untuk mewujudkan keinginannya. Ia akan selalu beribadah kepada Allah dimanapun dan dalam kondisi apapun.  Bahkan, ibadahnya bukan lagi untuk mendapat syurga, melainkan untuk mendapatkan keridlaan-Nya. Dengan sikap seperti ini ia akan keluar dari tipu daya duniawi dan terbebas dari fenomena-fenomenanya yang menyesatkan, seperti harta, keluarga dan anak-anak sekalipun. Ia akan menjadi dekat dengan Allah dan akan memperoleh ketenangan jiwa karena-Nya. Kepadanya akan dibukakan tabir penghalang antara dirinya dengan Tuhan,  Ia juga akan menyerahkan jiwa raganya untuk Allah dan akan selalu siap untuk menerima apapun yang timbul dari-Nya. Ia tidak memerlukan persemedian lagi karena persemedian itu hanyalah untuk orang-orang yang belum dekat dengan-Nya, dan persemedian itu hanya proses (WUSUL) menuju Tuhan.
Lanjutan, 10 (Sepuluh) WASIAT ROSULULLOH
8. Wasiat kedelapan yaitu :
“ Baginda Rosululloh SAW bersabda”
Wahai Ali …! Sebaik-baik manusia di sisi Allah SWT adalah yang memberi manfaat bagi  manusia, berumur panjang serta baik amal perbuatannya adapun seburuk-buruk manusia di sisi Allah adalah orang yang berumur panjang tapi buruk perbuatannya.
Wahai Ali …! Tanda-tanda orang Mukmin itu ada 3 (Tiga) yaitu Tidak suka pada harta dunia, Tidak suka mengumbar hawa nafsu dan Tidak suka menggunjing aib orang lain.
Wahai Ali …! Tanda-tanda orang alim itu ada 3 Tiga) yaitu Jujur dalam berbicara,  Menjauhi yang haram dan Tawadhu’ (Rendah hati).
Wahai Ali …! Tanda-tanda orang yang bertaqwa ada 3 (Tiga) yaitu Takut berdusta dan berbuat keji, Menjauhi kejahatan dan Memohon yang halal karena takut jatuh dalam keharaman.
Wahai Ali …! Tanda-tanda orang yang benar itu ada 3 (Tiga) yaitu Merahasiakan ibadah,  Merahasiakan sedekah dan Merahasiakan cobaan yang menimpa dirinya.
Wahai Ali ….! Tanda-tanda ahli ibadah yaitu Selalu membatasi diri, Selalu menghijab dirinya dan Selalu  memperbanyak ibadah.
Wahai Ali …! Tanda-tanda orang soleh ada 3 (Tiga) yaitu Selalu memperbaiki hubungan dengan Allah SWT  melalui amal sholeh, Selalu memperbaiki agamanya dengan beramal sholeh dan Selalu ridlo terhadap manusia dari apa yang di ridloi dari-Nya.
Wahai Ali …! Tanda-tanda orang bahagia ada 3 (Tiga) yaitu Makanannya khalal, Duduk bersama para Ulama dan Sholat 5 (Lima) waktu berjamaah.
Wahai Ali …! Tanda-tanda orang Dermawan itu ada 3 (Tiga) yaitu Memberi maaf ketika berkuasa (Membalas),  Mengeluarkan zakat dengan benar dan Senang mengeluarkan sedekah.
Wahai Ali …! Tanda-tanda orang Tasamuh (Toleran) itu ada 3 (Tiga) yaitu Menyambung silaturohiim pada orang yang memutuskannya, Memberi kepada orang yang menghalang-halanginya dan Memaafkan orang yang menganiayanya.
Wahai Ali …! Tanda-tanda orang sabar itu ada 3 (Tiga) Sabar dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah SWT, Sabar atas godaan (Musibah) yang diterimanya dan Sabar atas Qodho Allah SWT.
Wahai Ali …! Tanda-tanda orang tobat itu ada 3 (tiga) yaitu Menjauhi segala yang haram, Senang menuntut ilmu untuk ibadahnya kepada Allah dan Tidak kembali kepada dosa sebagaimana tidak kembalinya air susu yang sudah di peras ke dalamnya.

0 komentar:

Posting Komentar