Sabtu, 11 April 2015

EDISI - 52 KAMIS

Edisi,52
Kamis 27 November 2014

PRASOJO
“ Sayyiduna Muhammad Rosuulullah Lil Alamin”
(Junjungan kita Kanjeng Rosul Muhammad S.A.W adalah utusan Allah untuk seluruh alam)
Prasojo adalah kesederhanaan, berkaitan dengan konsep hidup bahwa prasojo mengandung arti,
bahwa manusia haruslah sederhana, tidak berlebih-lebihan, mengetahui sejauh mana potensi
yang ada pada dirinya. Karena dengan kesederhanaan hidup manusia jauh lebih tenang, bebas
dari rasa iri, bebas dari rasa dengki dan bisa juga bebas dari rasa sombong dan angkuh. 
Ajaran dari kesederhanaan tersebut tentunya sudah dicontohkan oleh Kanjeng Rosull Muhammad,
dan tentunya juga para kekasih-kekasih Allah lainnya. Kalau dipikir Bahwa Kanjeng Rosull
Muhammad memiliki Mekah dan Madinah, bahkan manusia yang sempurna di muka bumi, akan tetapi
Beliau tak sedikitpun merasa demikian sebab Beliau sadar semua hanyalah karena Alloh
semata. Contoh yang lain adalah Kanjeng Sunan Kali Jaga, Beliau adalah Putra dari seorang
Adipati, namun demikian Beliau tidak pernah terbawa dalam kehidupan kaum borjuis pada jaman
itu. Kebangsawanan baginya hanya sebuah predikat saja, Ia dapat bergaul dengan siapapun
juga tanpa rasa canggung atau jumawa. Lebih-lebih ketika Sang Sunan mengemban predikat
sebagai seorang Wali Alloh, kedekatannnya dengan kaum bawah semakin terlihat, semua itu
justru memberi kemudahan baginya dalam melakukan syi’ar Islam kala itu. Sayangnya pada masa
kini sikap sederhana itu sudah tidak menjadi landasan dalam kehidupan manusia. Dengan
bersikap sederhana manusia takut jika dikira tidak memiliki daya atau merasa hina.
Karena saat ini keseder-hanaan lebih identik dengan ke-bodohan, kemlaratan dan kaum
imarjinal (Pinggiran), sehingga bisa jadi bahwa sikap sederhana sudah bukan lagi suatu
keselarasan atau landasan moral. Kalaupun ada seseorang yang memiliki harta dan tahta yang
hidup sederhana justru menimbulkan kecurigaan dalam masyarakat di era sekarang.        
Prasojo berkaitan erat dengan Prayogo (Tindak-tanduk) pantes ora pantes, dapat menjadi
contoh dengan tidak melanggar norma-norma agama dan etika dalam kehidupan masyarakat.    
Manusia akan memiliki arti dalam kehidupan ini, jika dapat mengamal-kan sesuatu yang baik
dan pantas. Yang tua menjadi contoh yang muda, Yang memimpin menjadi contoh yang dipimpin,
lebih-lebih dalam masyarakat kita yang paternalistik (Majemuk/beragam)  seorang pemimpin
dituntut harus sempurna (Perfec and ideal) bila perlu tidak memiliki kesalahan secuilpun
tuntutan masyarakat. Kadang itu berlebihan akan tetapi tidak demikian yang dimaksudkan.
Prasojo adalah bentuk tertatanya konsep hidup, tidak amburadul dan seenaknya sendiri.
Prasojo itu menghormati peraturan dan hukum yang berlaku, Amar ma’ruf nahi mungkar bukan
hanya slogan saja yang sering terucap pada ceramah keagamaan, akan tetapi benar-benar
dilaksanakan, artinya bukan hanya pintar membuat peraturan atau undang-undang, tapi ironi
justru dilanggarnya sendiri, prasojo itu juga disiplin terhadap aturan Alloh dan Rosullnya.
Prasojo itu bisa mengandung arti bertanggungjawab (konsisten) setia, dan selalu menepati
janji. Artinya bahwa manusia hidup harus tidak menyerah dalam rangka menuju Allah, atau
arti yang lain manusia harus setia terhadap keyakinannya, tidak plin-plan dan tidak
munafik, Jika keyakinan itu adalah sesuatu yang benar dalam aturan agama, apapun patut
dipertaruhkannya demi menegakkan kebenaran itu sendiri.  Akan tetapi sungguh ironi jika di
Nusantara ini yang “ Ijo royo-royo” ini masih banyak rakyat yang tidak bisa makan.
Sementara dinegeri tercinta ini pula bersemayam orang-orang yang mendapat peringkat dalam
jajaran orang terkaya di dunia, lalu dimana tanggung jawabnya, lantas kemana manusia yang
punya lebel ahli sedekah, dan lalu dimana orang-orang yang katanya ahli syurga....????
Dari situlah kita menyadari artinya kita tidak hanya cukup dengan sederhana saja, ternyata
juga masih membutuhkan perangkat yang lain agar maksud dan tujuan dari Prasojo (Sederhana)
itu mengena dan tidak kehilangan esensinya. Dan masih satu lagi Prasojo itu juga hati-hati
(Waspodo) kenapa demikian sebab agar apa yang kita lakukan tidak menimbulkan bencana atau
kerugian baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Kesederhanaan bukan karena
tampilan akan tetapi prilaku dan apapun yang sudah diuraikan secara sederhana diatas
tersebut. Jangan sampai kesederhanaannya justru akan menimbulkan kesombongan karena sudah
merasa segalanya ada, akan tetapi ia hanya bergaya sederhana tidak mengerti dan memahami
kesederhanaan itu apa.
Oleh sebab itu hati-hatilah (waspodo /Prayitno) dalam setiap melangkah.       Prasojo
adalah kontribusi positif dalam rangka memanifes-tasikan pemahaman di lingkungan kita,
kesederhanaan tidak menimbul-kan orang yang di sekitar kita terbakar, kesederhanaan adalah
pola Rosululloh yang patut kita teladani, dan kesederhanaan adalah bagaimana kita belajar
menyelaraskan aspek jasmani dan rohani. Kesederhanaan tidak membual dalam rangka mendapat
predikat, kesederhanaan adalah konsep hidup agar mengetahui sejatinya hidup, hidup yang sejati.

DIMENSI HENING
Jika keyakinan itu adalah sesuatu yang benar dalam aturan agama, apapun patut
dipertaruhkannya demi menegakkan kebenaran itu sendiri.

ANGKRINGAN SUFI
PRASOJO ITU TIDAK SEDERHANA....???
Kesederhanaan (Prasojo) bukan sebuah penampilan semata, akan tetapi sebuah fudamental yang
harus kita bangun sedini mungkin, sebab sederhana tidak sesederhana pemikiran yang ada
dalam  pikirkan kita, sebab sederhana bukan atas pandangan panca indera kita dan sederhana
bukan saja penampilan yang kelihatan memelas atau agar orang lain iba.  Namun sederhana
mencakup setia, bertanggungjawab, disiplin, terhadap prilakunya dengan sangat hati-hati dan
diperhitungkan dengan teliti dan cermat.

Kang Sarengat    : Kang......saya belum paham dengan pengertian di atas, sebab setahu saya
bahwa sederhana ya.. mensyukuri segala karunia yang sudah Alloh 
berikan kepada kita, jadi, sederhana ya identik dengan tidak  
berlebihan,,... lantas apa kaitannya dengan setia, bertanggung jawab dan 
sebagainya itu Kang...?
Kang Hakekat    : Weh la dhalah....tumben Sampean rodho mulai cerdas Kang, ora sia-sia le
ngaji dan ditambah ngangkring Kang.... tadi tak pikir  ketempelan
prewangan je..hehehehe....
Kang Sarengat    : Wah Kang...yo tidak begitulah.... yo mungkin ini lagi agak sedikit mudeng
saja Kang tapi ya belum paham-paham juga tentang maksud diatas tadi.
Kang Hakekat    : Jadi begini Kang, Prasojo atau sederhana itu bener dan tidak salah
seperti yang Sampean sampaikan tadi, diantaranya tidak berlebihan. Lantas apa 
kaitannya dengan setia, disiplin, bertanggung jawab dan hati-hati,
masalahnya begini bahwa sederhana bukan dari penampilan yang sederhana,
dan bukan pula pemikiran yang sederhana akan tetapi keselarasan dalam hatimu yang tidak
berlebihan,satu contoh dalam beribadah sekalipun, tapi berlebihan itu tidak termasuk
prasojo,karena yang dilakukan menuruti kehendak nafsunya, berarti ada tendensi lain,
jadi bertolak belakang dengan unsur berlebihan, disiplin,
bertanggung jawab, dan satu hal bahwa disini nampak tidak waspodo (wira’i). 
Jadi Sampean dalam menganalisa dan memaknai arti dari prasojo harus teliti dan
cermat serta harus ada unsur yang terkandung diatas,
selama Sampean dalam mengartikan lebih-lebih dalam menjalani tidak
mengandung unsur tersebut ..ya... artinya Sampean belum benar-benar prasojo Kang........!!!
Kang Sarengat    : Oalah...weh.. ternyata  ya tidak sederhana ya...(huf,... agak

0 komentar:

Posting Komentar