Selasa, 14 April 2015

EDISI - 31 BURDAH

Edisi 31 Burdah
12 Maret 2015

“Jernihkanlah Hatimu”
Allohumma sholli wa sallim`Ala Sayyidina wa Maulana Muhammad. Wa rowadat-hul jibalu-syummu min dhahabin An nafsihi fa-aroha ayyama syamami.
(Sehingga Gunung-gunungpun Menawarkan dirinya untuk menjadi Gunung emas baginyaNamun Beliau
menolaknya Dengan indah dan mulia)Apa gunanya menumpuk pengetahuan   kalau   hanya    berakhir    kepada kefasihan menghafal teori-teori tentang kesadaran diri,tentang menemukan diri yang sejati,jika berhenti hanya pada angan-angan dan hafalan..saja ..?apa gunanya tahu apa itu kesadaran,kalau hanya sebatas tahu semata tanpa mengerti makna kedalaman intisarinya dan bagaimana penerapannya terhadap diri sendiri..?ach...,yang membumbung hanya mimpi-mimpi,sementara hati belumlah sehat belumlah selesai dan jernih dalam menyikapi sebuah hal.  Padahal masih banyak yang lebih indah dan membahagiakan hati daripada sebuah keinginan-keinganan duniawi,kemampuan memahami teori-teori tentang bagaimana menjadi baik,benar dan indah namun hanya berhenti hanya pada sebatas teori,ada yang lebih menakjubkan daripada kilauan emas permata dan hal-hal yang kita lakukan dengan berdasar pamrih,entah pamrih ingin dipuji,mendapat hadiah,ingin surga atau takut kepada neraka. Ada banyak hal yang begitu menakjubkan didunia ini,jika kita mau memahaminya bahwa semua itu adalah ayat-ayat Alloh swt yang turun tiap hari,sebagai hujan rahmat dan symbol akan sebuah peritiwa dan juga bentuk kasih sayang Alloh swt terhadap kita,daripada hanya mengejar pamrih-pamrih pribadi dan kemuliaan semu. Janganlah pamerkan kesadaran diri sebelum engkau mengerti apa itu kesadaran diri dan apa itu ketidak sadarandiri,engkau tidak akan menemukan kesadaran diri,jika tidak ada kejernihan dalam dirimu,jika tidak engkau temukan dulu kejernihanmu,jika terus engkau pelihara prasangka-prasangka burukmu,jika hanya menuruti hawa nafsu dan hasrat duniawi yang memabukan dan menjauhkan dirimu dari apa itu kesadaran diri.Dan jangan tunggu terlalu pikun,terlau malas dan habis waktumu,hanya untuk membedakan mana yang bermanfaat,mana itu kesadaran,mana itu kesejatian dan mana itu kejernihan.  Bukankah sudah begitu banyak contoh dan cara bagaimana cara menemukan kesadaran diri, cara memanejemen nafsu yang kita ketahui..?apakah hanya mandek di ubun-ubun pemikiran semata,ataukah hanya pada sebatas hafalan..?pelajarilah segala sesuatu secara utuh,jangan hanya setengah-setengah,pahamilah dan cari tahulah pola hidup dan ahklak Rosululloh Muhammad saw bukan hanya ketika beliau jadi Rosull,namun juga ketika beliau belum diutus menjadi Rosul,cari tahu,pahami praktekan jangan cuman mau enaknya saja,hanya mempelajari sesuatu atau sebuah hal ketika sudah menjadi sebuah hal yang bermanfaat namun melupakan proses perjuanganya untuk menjadi sempurna dan bermanfaat. Pelajari juga kenapa Rosululloh Muhammad saw,memilih menjadi “Abdan Nabiyya-Nabi yang manusia biasa saja yang tak punya apa-apa,Bukan Mulukkan Nabiyya –Nabi yang Raja.”,Juga kenapa Beliau selalu menolak ketika Gunung Uhud berulangkali menawarkan diri untuk jadi segunung emas ketika mengetahui Rosululloh Muhammad saw tersenyum menaklukan rasa laparnya dengan mengganjalkan batu diperutnya,Bahagia dengan dengan penderitaannya dan kemiskinannya yang membuatnya begitu mencintai Alloh swt dan dicintai Banget oleh Alloh swt.  Jangan jadi generasi mandek yang hanya belajar setengah-setengah tanpa mau mencari keutuhan dari sebuah ilmu,yang pada ujungnya hanya menilai sesuatu bukan dari kejernihan namun dari egonya semata. Maka  jernihkanlahhati dan cara pandangmu,selesailah hatimu dengan memahami dirimusendiri,dengan
mewaspadai nafsu-nafsumu, meridloi keputusan Alloh swt terhadapmu,banyak beristighfar,bersholawat,berdzikir tidak hanya sebatas ucapan namun juga perbuatan.
Aagar tersingkap kesadaran pada dirimu,dan terbuka cakrawala keindahan Alloh swt dan kemesraan syafa’at Rosululloh Muhammad saw. Sebab dari hatimu yang selesai,maka kejernihan akan timbul sehingga kilauan fatamorgana duniawi tiada lagi memabukan diri dan membutakan diri,sehingga akan enteng hidupmu,sehingga akan engkau mengerti apakah kebahagiaan yang sejati itu.Alloh ya Hafied,Allohul Kaafi,ketentraman bersama kalian.

DIMENSI HENING
* Jangan jadi generasi mandek yang hanya belajar setengah-setengah tanpa mau mencari keutuhan dari sebuah ilmu,yang pada ujungnya hanya menilai sesuatu bukan dari kejernihan, namun dari egonya semata,maka  jernihkanlah hati dan cara pandangmu,selesailah hatimu dengan memahami dirimu sendiri,dengan mewaspadai nafsu-nafsumu,meridloi keputusan Alloh swt terhadapmu,banyak beristighfar,bersholawat,berdzikir,tidak hanya sebatas ucapan namun juga perbuatan,agar tersingkap kesadaran pada dirimu,dan terbuka cakrawala keindahan Alloh swt dan kemesraan syafa’at Rosululloh Muhammad saw.

ANGKRINGAN SUFI
Bismilahirohmanirohim:”Bahkan Amal-Amalmupun Tak Bisa Kau Andalkan”
Kang  Hakekat   :Kang,...bolehkah aku bertanya sesuatu..?
Kang  Sarengat  :Ya boleh to Kang,..tumben pakai basa-basi segala..
Kang Hakekat    :Ha..ha..kadang basa-basi yang menarik itu perlu juga lho kang.
Kang  Sarengat  :Haha..,mau nanya apa to kang...?
Kang  Hakekat   :Sebenarnya adakah yang bisa kita andalkan pada diri kita Kang...?
Kang  Sarengat  :Dalam soal apa dulu ini Kang...?
Kang  Hakekat   :Ya dalam ha-hal kewajiban kita untuk beribadah dan menjalankan perintah-perintah Alloh Azza wajalla,adakah sesuatu yang bisa kita andalkan atau setidaknya menjamin kita selamat dihadapan Alloh swt Kang..?
Kang  Sarengat  :Sik Kang...aku kok malah bingung,Kudune  yang nanya begitu aku no kang,lha kok malah Sampean nanya dahulu...?
Kang  Hakekat  :Lha kok tidak nanya duluan...?kenapa hanya dipendam saja...?
Kang  Sarengat :Wah lha kui Kang.. masalahe....
Kang  Hakekat  :Haha,...lha terus apa jawabanya menurutmu kang....?
Kang  Sarengat :Apa ya kang..?Mungkin ama-amal dan ibadah kita kayaknya Kang...?
Kang  Hakekat  :Yakin kang...?
Kang Sarengat  : Sambil mengangkat pundaknya pertanda sedikit ragu,gimana ya kang,yakin kayaknya...
Kang Hakekat   :Kang,bahkan amal-amal dan ibadah-ibadah kita tidak bisa kita andalkan tidak bisa menjamin kita selamat dihadapan Alloh swt,tidak juga shodaqohmu, puasamu,sholatmu, khaji dan zakatmu bisa menjaminmu selamat di hadapan Alloh swt.
Kang  Sarengat :Yaa Alloh...lalu terus apa kalau begitu Kang...?
Kang  Hakekat  :Hanya Rahmat kasihsayang Alloh swt yang bisa menjamin dan kita andalkan.
Kang  Sarengat :Lalu terus bagaimana cara untuk memahami dan menemukan Rahmat itu..?
Kang Hakekat   :Masih suruhmenerangkan lagi..?Kok yo kebangetenmen Sampean ini Kang-Kang”Afalla taatafa’karun..?Opo koe ki tidak mau berfikir...? Kok kelihatansekali kalau kamu tidak pernah bertafakur dan  bersyukur.
Kang  Sarengat :He..he..,terdiam dan tersenyum malu.




0 komentar:

Posting Komentar