Jumat, 03 April 2015

EDISI - 08 KAMIS

Edisi, 08
Kamis 7 Maret 2013   

UCAPAN ADALAH DOA
Kadyo sinendhal mayang kanti gumantining wektu
Minangko koco benggalaning ngaurip
Tumprap menungso kang sedyo ndungkap lelakon
Kanti ngagem pusoko Tri Digdoyo
    Siji  “ Lamun peteng sesuluh telenge nolo”
    Loro  “ Yen lumaku tekenan sabdo tomo”
    Telu  “ Lamun lopo nyecep tirto sumur kencono”
Seperti   apa   sebenarnya    yang  namanya ucapan dan seberapa jauh
pengaruh dalam perjalanan hidup sebagai salik dengan ucapan tersebut. Sering kita
mengeluarkan ucapan dari mulut kita tanpa kendali tanpa berfikir bahwa apa yang di
ucapkannya bermanfaat atau mudharat , menyinggung atau tidak, semua di anggap biasa dan
angin lalu. Tapi ketahuilah bahwa dengan asal ucap disadari atau tidak, bisa jadi akan
medatangkan malapetaka bagi dirinya sendiri bahkan untuk orang lain, oleh sebab itu
alangkah baiknya jika memang apa yang diucapkan tidak bermanfaat lebih baik diam (Luwih
becik mingkem tinimbang gunem). Dan tidak ada salahnya sebagai orang bijak ketika kita
meluangkan waktu berbicara dengan orang lain mencermati ucapan/pembicaraan dari orang
tersebut, bisa jadi dari yang mereka ucapkan ada nilai manfaat sekaligus pencerahan dalam
Laku pribadi.
Penerjemahan pada Aksara Jawa “ KO “  (Kola /Kala / Waktu) Ucapan  yang hati-hati.
 “KOLO NADAH “  Jikalau ada ucapan yang di sampaikan dari seorang Mursyid hendaklah
dicermati dan di masukan (Ditadahi) direnungkan dalam hati agar  di bukakan pintu hatinya
sehingga punya kecerdasan ruhani sehingga berdampak pada budi pekerti, Cerdas dan Ora
gumunan. 
 “ KOLO MENGO “ Berucaplah dengan hati-hati karena bisa jadi ucapan tersebut sebuah Doa
yang akan mejadikan sabiyah terkabulnya ucapan, sepanjang ucapan itu baik beruntunglah,
akan tetapi jika ucapan itu tidak baik maka sangat disayangkan kalau itu terjadi (Kala /
ojo asal mengo).
 “ BETHORO KOLO “  (Raksasa / Perputaran Waktu).  Demi masa/ Waktu, sesungguhnya kita
golongan orang yang merugi, terjemahan dari Bethoro Kolo yakni bahwa gunakan waktumu dengan
sebaik-baiknya sebab jika tidak bisa memanfaatkannya sudah barang tentu  kamu sendiri yang
akan ditelan dan tergilas oleh waktu itu sendiri, oleh sebab itu pergunakan waktumu dengan
baik.
Dari terjemahan aksara Jawa “ KO”  banyak pitudhuh tutur yang di arahkan  kepada kita
sebagai Hamba, dalam prilaku sehari-hari mestinya kita harus lebih hati-hati (Wira’i) dalam
ucapan maupun sikap/prilaku, kedangkalan dalam analisa serta cara berfikir yang jernih akan
mendorong perbuatan yang egois dan arogansi moral, akan tetapi mencermati dan mengikuti
petuah, arahan dan bimbingan Mursyid  berarti menjernihkan hatinya untuk selalu mengontrol
dan membimbing serta memimpin hatinya serta meluangkan waktu untuk selalu bercengkrama bersama
Gusti Allah.
Hidup adalah bagai permainan dan bersenda gurau dengan waktu akan tetapi jika kita main-
main dengan waktu maka kita akan dipermainkan oleh waktu, mestinya KITA yang mengatur waktu
bukannya WAKTU yang, mengatur kita kalau hal itu terjadi berarti kita KALAH / MERUGI.***MASA
Bola dunia bergulir begitu cepat
Kurun waktu menelan rapuhnya jaman
Ketika evolusi alam beredar
Menggilas menerpa peradaban
Apa benar akan datang dihari yang gelap. . . .
Apa benar bahwa perhitungan itu ada
Bahwa persaksian itu tampak . . . .
    Kenapa engkau ragu, apa engkau
    masih samar dengan datangnya hari
    kemudian, tidak cukupkah Tuhan
    memaparkan segala keperkasaan
    dan keagungan-Nya   
    Tidak cukupkah bukti sehingga kamu
    ingkar akan janji. . . .
    Kenapa tetap saja kamu masih
    mengerutkan dahi, apa tidak lebih
    baik bergegas meratapi untuk
    membayar sebuah janji suci
Apakah masa sudah datang . . . .
Sehingga malu menyebut nama Tuhan,
Apa lagi tunduk terhadap perintahNya.
Sedang menyebut saja enggan . . . .
Masa itu terus melaju mengejar cakrawala, bersujudlah jangan menanti Sang Surya terbit dari
BARAT karena itu pertanda peristiwa besar sudah TIBA.    

ARKANUL ISLAM
“   Dirikanlah Sholat untuk   Mengingat-KU “
Tapi apa yang justru sering terjadi pada kita,  Tuhan . . Tuhan . . Duniawi yang selalu
mengganggu ingatan kita.

MUTIARA HIKMAH
 “   Jika kau telah menyelesaikan semua urusan duniamu, maka segera sibukkanlah dirimu
untuk ibadah kepada Tuhanmu. “
 “   Jika orang dungu berbicara, maka jangan menanggapinya. Karena sebaik-baik tanggapan
bagi orang dungu adalah diam .”

ANGKRINGAN SUFI
Masih terlihat lesu dan sayu nampak pada wajah Kang Sarengat, sepertinya baru saja bangun,
sesekali mulutnya masih menguak lebar karena masih menahan rasa ngantuk.  Tampak malas dan
kebingungan saat duduk di serambi depan, sambil melihat sahabatnya Kang Hakekat siapa tahu
ia lewat. Wuaah…. Mulut menganga menguak kembali, dan akhirnya masuk ke dalam untuk mencuci
wajahnya yang enggan membuka mata, ketika itu terdengar Kang Hakekat memanggil-manggil,
kang ayo nongkrong Ngankring dulu… 
Kang Sarengat : Oya Kang tunggu dulu silahkan duduk di depan ini lagi cuci muka (Sambil
teriak dari dalam) tak lama kemudian keluar Kang Sarengat.
Kang Hakekat  : Weh sudah seger ya Kang sudah kelihatan sumringah wajah Sampean.
Kang Sarengat : Yo jelas Kang khan habis sholat Isa sekalian, biar tenang sekaligus ben
rezekinya lancar he..he..he…. bukankah begitu Kang. 
Kang Hakekat   : Lah. . . kok begitu jadi selama sholat apa yang ada dalam benak Sampean
hanya duniawi gitu, wah tidak pas to Kang, Mestinya Sampean bisa menempatkan angan-angan
atau permintaan di luar waktu sholat, misalkan sehabis sholat mestinya disaat sholat ya
kita benar-benar menghadap dengan sikap sempurna dan disiplin pada Gusti Allah, jadi jangan
mengajukan proposal tentang duniawi di saat kita sholat, sulit memang tapi kita tetap
latihan to Kang.
Kang Sarengat : Oalah... jadi begitu to, selama ini aku ya begitu (sambil nyengir).

0 komentar:

Posting Komentar