Jumat, 03 April 2015

EDISI - 17 KAMIS

Edisi, 17
Kamis 9 Mei 2013

PERANG TANDING
  Poma-poma wekas mami,  Anak putu ojo podho leno
  Ojo katungkul uripe, lan ojo duwe kareman marang pepaes donyo
  Siang dalu dipun emut, Yen urip manggih antoko.
Ngluruk tanpo bolo menang tanpo ngasorake, mungkin itu kalimat yang pas dalam menghadapi
tipu daya kehidupan yang semakin marangsak di sela-sela proses metamorfose bagi para
pesalik, karena konsep tersebut sejatinya konsep Kanjeng Rosul.  Tertuang dalam aksara jawa
(JO) dan (YO)  Kita ketahui bahwa dalam aksara tersebut betapa kita benar-benar harus
berjuang dalam mempertahankan dari tipu daya syetan dan  nafsu yang muncul dalam jiwa kita.
(JO) Jogo Rogo adalah manusia yang bisa menjaga raganya artinya
orang yang sudah bisa menjaga dari tiga (3) perkara Qolbun, Fuadun
dan Jinan. Dan sudah bisa menjadi khalifah.
 (JO) Jangkaning Pepesten. Orang yang   sudah  bisa  menjadi
Khalifah (pemimpin) di bumi, dengan demikian orang tersebut akan menemukan Kanzul Aresy dan
kanzul Jannah yakni harta benda simpanan yang tidak bisa ditukar dengan apapun.
 (JO) Jonggring Saloko).Orang yang sudah bisa mengingatkan dan meneguhkan terhadap Imannya,
Islamnya dan Ikhsannya. Dengan menggunakan tiga (3) perkara seperti diatas yakni, Qolbun,
fuadun dan jinan serta harus memahami syarat untuk ikhlas.
Sehingga apabila sudah bisa menjalani hal tersebut maka sudah bisa dan pantas di sebut
sebagai Gurunya manusia. Dan pantas untuk mendapatkan (Jonggring Saloko atau suwarga Loka) dari Allah Ta’ala.
Pendalaman    dari   perjalanan  tersebut  dijelaskan  pada  aksara jawa
 (YO) yang diuraikan sebagai berikut :
 (YO) Yoga Yatmo. Yen wis biso njogo mlebu metune sembarange, sudah bisa menjaga keluar
masuknya semua hal yakni, ucapannya, lakunya dan halal haramnya yang masuk dalam tubuh.
 (YO) Yoga Yoni.  Menjaga keseimbangan antara jasmani dan rohani, dengan keseimbangan maka
harus benar-benar tobat. Cara yang lain yoiku Napani nafsune, atine dan pengertiane,  gen
ora kesasar ning sakjroning kaweruh, sebab kaweruh kuwi isih ake sing nyasarake lan durung
iso kasebut weruh kinaweruhan yen durung biso Napani nafsune, atine lan pengertiane. ****
Lanjutan, 10 (Sepuluh) WASIAT ROSULULLOH
4. Wasiat Keempat  yaitu :
a. Sesunggunya para Waliullah (Kekasih Allah) tidaklah memperoleh keluasan rahmat dan
ridlo-Nya dengan sebab banyaknya beribadah, mereka memperolehnya karena kemurahan hati
mereka dan memandang remeh urusan harta dunia.
b. Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan rahmat-Nya, serta jauh dari
siksa-Nya sedangkan orang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari rahmat-Nya serta dekat dengan siksa-Nya.  
c. Saya melihat tulisan di pintu syurga yang bunyinya “ Syurga itu diharamkan bagi setiap
orang yang bakhil, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya dan bagi orang yang suka mengadu domba.
d. Ketika Allah menciptakan syurga, maka syurga bertanya kepada Allah  “ Ya Rob, untuk apa
engkau menciptakanku” Untuk orang yang bermurah hati dan orang yang bertaqwa ” jawab Allah.
Kalau begitu saya senang sekali ucap syurga, kemudian nerakapun bertanya kepada Allah
ketika ia diciptakan “ Ya Rob untuk apakah engkau menciptakan aku…? “ untuk setiap orang
yang pelit dan sombong “ Jawab Allah “, Ooh…, baiklah saya untuk mereka . “ ucap neraka”.
e. Barang siapa menentang hawa nafsunya, syurgalah tempat Ia kembali dan barang siapa yang
menuruti hawa nafsunya neraka jahanamlah tempatnya.
f. Takutlah pada orang murah hati karena do’anya akan dikabulkan Allah.
g. Barang siapa yang memberi makan orang muslim dengan hati tulus Allah mencatatnya sejuta
kebaikan dan menghapus sejuta keburukan, disamping itu, Ia diangkat sampai seribu tingkat drajadnya.
h. Cintailah saudaramu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri.
i. Anjurkanlah berbuat baik kepada mereka yang sedang ceria wajahnya, dan hormatilah tamu
sebab rizki tamu yang singgah kerumah seseorangpun ikut singgah disitu dan kalau ia
meninggalkan rumah itu, dosa penghuni rumah itu lenyap bersama perginya sang tamu tersebut.
Lalu terbuanglah dosa-dosa itu jauh di tengah samudra.
j. Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada lukisan atau patung atau orang yang
menyakiti kedua orang tuanya, atau rumah yang tidak dikunjungi tamu.
k. Berbuatlah kebajikan walau terhadap orang-orang yang rendah. (Sayyida Bin Abi Tholib
bertanya). Apa yang dimaksud orang rendahan itu…?, Baginda Rosulullah SAW menjawab” Ialah
orang-orang yang tidak mau mendengarkan nasehat, orang yang tidak mau menghentikan
perbuatan yang seharusnya dihentikan dan orang yang tidak memperhatikan terhadap apa yang dikatakan dan apa yang Ia katakan.
l. Sedekah yang sembunyi-sembunyi itu dapat meredam murka Allah dan menarik rizki dan
berkah yang banyak. Maka berpagi-pagilah kalau bersedekah. Karena sesungguhnya bahaya itu
turunnya pagi hari, sebelum bahaya turun bersedekahlah sehingga dapat menolak bahaya di udara.
m. Apabila engkau bersedekah maka bersedekahlah yang baik (Paling bagus) yang ada di sisi
engkau, karena sedekah dengan sesuap makanan yang halal itu lebih disukai Allah SWT. Dari
pada sedekah ratusan kali tetapi haram dan sedekah yang engkau keluarkan sebelum engkau
meninggal dunia itu lebih baik dari pada ratusan kali sesudah meninggal dunia.
n. Bersedekahlah untuk orang-orang matimu, sesungguhnya Allah SWT telah menyuruh para
Malaikat agar membawa sedekah orang-orang yang hidup untuk orang yang telah meninggal dunia
sehingga mereka sangat gembira sebagaimana gembiranya mereka ketika di dunia dan merekapun
berkata, “ Ya Allah ampunilah orang-orang yang menerangi kubur kami dan berilah mereka
kabar gembira dengan syurga sebagaimana kami di beri kabar gembira dengan syurga.
o. Beramalah dengan ikhlas hanya karena Allah sesungguhnya Allah tidaklah menerima amal,
melainkan dari orang yang benar-benar ikhlas karena Allah.

ANGKRINGAN SUFI
Suasana malam itu kelihatan mencekam anginpun seakan-akan berhenti, tidak seperti biasanya
Kang Hakekat seperti orang kesurupan atau Junun bahkan mungkin Jadzab dan semua yang ada di
angkringan tidak tau sebenarnya apa yang sedang terjadi pada Kang Hakekat, sinar matanya
menatap tajam, ucapan dari mulutnya setajam pedang ahli badar sehingga aneh sikapnya.
Bahkan Ia meludahi wajah yang ada di angkringan. Tapi jangan katakan Kang Hakekat tidak
beradab, karena bagi masyarakat angkringan beradab dan berakhlaq bukan berarti harus
munafik. Dan sebenarnya tidak ada ludah di wajah, dan puncaknya Kang Hakekat menangis
merengek kaya anak kecil yang polos dan lugu.
Kang Sarengat    : Sebenarnya ada apa to Kang sampean Kok seperti ini….?
Kang Hakekat    : Kalian menganggap aku tidak waras, padahal sesungguhnya
kalian yang sedang sakit jiwa. (Yang hadir diangkringan kian bingung dan diam membeku).
Kang Hakekat   : Kalian itu tidak tahu atau pura-pura dungu, bahwa sejak tadi bahkan dari
dulu Rosululloh hadir disini, tetapi kalian tidak melayaninya, padahal kalian selalu bilang “ kita harus mencintai Rosul” tapi kalian mencintai dengan cara yang tidak di cintai-Nya.
Kalian bersholawat dengan cara merobek jubah kearifan dan kebijaksanaan Rosul, Kalian minta
syafa’at & keselamatan tapi kalian melangkah di jalan syetan. Kalian bilang kita harus eradab & berakhlaqul karimah tapi adab & akhaq kalian tak lebih dari adab seekor kucing, di depan Mursyidmu menundukan kepala di belakang berkacak pinggang,   Bilangnya harus hidup rukun saling mengasihi tapi kenapa di belakang kamu taburkan benih kebencian & kedengkian yang luar biasa,  bilangnya kita harus mengidolakan Rosul dalam kehidupan tapi kenapa kalian sendiri yang gila hormat dan pingin di idolakan, kalian benar-benar parah…dan tidak tau diri………..!!!
Kang Sarengat  : Sudah Kang…kami sudah tidak kuat lagi mendengar maaf…!!

0 komentar:

Posting Komentar