Jumat, 03 April 2015

EDISI - 09 KAMIS

Edisi, 09
Kamis 14  Maret 2013

SEMUA PASTI BERLALU
“Aldunya bintulaakhiroh faman tazawwaja bintan faqod kharroma ummuh”
 (Dunia itu anak perempuannya akhirat, barang siapa mengawini anak perempuannya maka haram
mengawini ibunya).
Gemerlap suasana isi jagad raya kini, bingar-bingar kemegahan dan keramaian nampak semakin
menggila dan mampu menggerogoti bara kainginan hidup lebih mulia diatas bumi ini. 
Manipulasi politik dan budaya telah mengubah peradaban manusia itu sendiri sehingga
cenderung ingin menghalalkan segala cara yang penting dinggap layak untuk di ditelan
menjadi sumber kehidupan. Sementara Al-Quran dan Hadist serta ijma para Ulama  hanya
dianggap hiasan semata sebagai pelengkap aksesoris isi jagad raya. 
 “ Duh Gusti….. Gusti Allah Mugi Panjenengan paringono ing margi keleresan, kados margining
manungso kang manggih kenikmatan, Sanes margining menungso kang paduko laknati “ Serpihan anak manusia menengadahkan tangan karena melihat kemelaratan akhlak yang
semakin rapuh.
Dimana semua itu, dimana Sang Malaikat mengintai dan mengawasi dengan geram melihat anak-
anak Adam yang sudah semakin edan.
 “ Duh Guru Waskito….. Mugi Panjenengan paring duko dumateng kito sedoyo, awit saking
panggulo wentahing Panjenengan ndadosaken kito sedoyo saged mangertosi dharmaning wigati ” 
Mestinya kita segera menyadari, apa yang kau miliki hanyalah sementara, rumah mewah, mobil
bagus, harta berlimpah semua hanya titipan, semua hanya singgah semata di dunia, mustahil
hartamu akan ikut di kubur dengan jasadmu. Kecuali dengan cara yang lebih baik agar harta
bendamu bisa menyelamatkanmu kelak dengan cara-cara yang sesuai perintah Tuhan.
Pada Aksara Jawa “ DO “ telah menerjemahkan “ DO “ Durma Gati (Darma merupakan perbuatan)
Gati ( Adalah sesuatu yang penting yakni kebaikan/Kabecikan) Durmo Gati sesungguhnya
darmaning manungso agar selalu berbuat kebacikan, karena hanya di dunia kita bisa melakukan
hal itu jadi sangat tidak mungkin kita mencari bekal akhirat mencari di akhirat,  sehingga
jangan sampai kita menjadi hamba yang selalu  “Dunyo Dahuru “  dengan kata lain kita
sebagai hamba yang selalu silau duniawi dan selalu “ Keno Godo Dunyo “  Karena sesungguhnya
Dunia itu hanya harta benda yang menipu, dunia hanyalah sebagai tempat permainan dan dunia
bisa di artikan sebagai penjaranya orang mukmin.  Ketika kita sadar bahwa semua hanya semu,
permainan dan tempat singgah sementara tapi kenapa masih saja kita terbujuk rayu dengan
kemewahan Dunia, yang sifatnya semu dan sementara, “ Silahkan Golekono donyamu Yen Ketemu
Tinggalno “ perlu kita tandaskan sekali lagi ingat bahwa   “ SEMUA PASTI BERLALU “ 

Keblinger
Ning endi ewuhmu
Ning endi roso elingmu
Amargo kahanan wis nggegirisi
Lan nuwuhake sedih ing ati
Wiwit rino tumekaning wengi. . . .
Amargo rosoning kalbu kang nyawiji
Di papanake ing mburi
    Kabeh kabeh podo micara
    Aku sing kudu nomor siji
Ing bab olo kang ngiwaake kautaman…….marang sesami
Kadurakan amber mbludak
Ning endi-endi………..
Ning endi-endi pamer kadigdayan
Awatak kadurakan, iblis podo sorak
Margo seneng oleh rewang ngrusak
Bebrayan lan pranatan……
    Isining urip kudu setimbang
    Nggayuh kaweruh lan dunyo
    Opo dene kasuwargan, murih
    Mbesuk ing pungkasaning nyowo
    Padang dalane jembar kubure
Kairing sanak kadang menyang Kramatan
Ketampi dining Gusti kang Moho Wenang

ARKANUL ISLAM
 “   ZAKAT. Didalamnya adalah ada  hak orang lain disetiap rizki materi yang di berikan
oleh Allah pada kita, akan tetapi kadang kita terlau rakus dan menikmatinya  dengan cara
yang kufur,  karena kita tidak memberikan kepada yang berhak, bahkan selalu kurang
pinginnya selalu berlebihan.

MUTIARA HIKMAH
 “  Pangkal keutamaan sesorang adalah akalnya,  kemuliaannya “
 Adalah agamanya dan kepribadian-nya adalah akhlaknya ”(Umar bin Khattab)
 “   Musyawarah adalah inti petunjuk, dan membahayakan orang yang merasa cukup dengan
pendapatnya saja.”

ANGKRINGAN SUFI
Tidak seperti hari biasanya Kang Sarengat mengajak Anaknya yang begitu  di sayanginya ke
tempat angkringan karena saking pinginya minta nasehat tentang kebenaran yang sesungguhnya sama Kang Hakekat.  
Kang Sarengat : (Berguman dalam hati), Kemana sedulur lanang ini,  jam segini belum juga nongol.
Kang Hakekat  : Hai… Wah ngajak bolo Kang tumben Anaknya diajak,  ada apa gerangan sehingga
menggebu-gebu he..he...(sambil ngeledek)
Kang Sarengat : Oalah Kang..... bikin kaget aja, gini Kang saya mau tanya tentang sejatinya
kebenaran, Sampean khan ahlinya…  
Kang Hakekat   : Wah tumben sampean, tapi gimana ya Kang kalau aku sampaikan aku takut situ
marah pada diriku he..he..he
Kang Sarengat : Jangan begitu Kang, saya serius untuk hal yang satu ini tolong kang aku janji apapun tidak akan marah.
Kang Hakekat   : Baiklah… sambil memegang kepala Anaknya ia berkata, Anak Sampean akan mati.
Kang Sarengat : Kaget bukan kepalang dengan wajah marah, geram sekaligus murka
menyelimutinya pada Kang Hakekat.
Kang Hakekat  : Hayo.. jangan marah khan sudah janji, sekarang camkan dan renungkan apa
Anak sampean, kita semua akan hidup selamanya tidak akan mati, ya begitulah Kang bahwa
suara kebenaran itu bagai petir menyambar di telinga.
Kang Sarengat  : Yach… aku mengerti (dengan nada lemas).

0 komentar:

Posting Komentar