Sabtu, 11 April 2015

EDISI - 28 BURDAH

Edisi 28 Burdah
Kamis 29 Jan 2015

“SEBAIK-BAIK BEKAL ADALAH TAQWA”
Allohumma sholli wa sallim`Ala Sayyidina wa Maulana Muhammad.
Wa la tazawwadtu qablal mawti nafilatan Wa lam usholli siwa fardhin wa lam ashumi   
(Dan tidak sama sekali kupersiapkanPerbekalan demi menyongsong kematianSedangkan sholat dan puasa
yang kujalankanHanyalah berakhir kepada sebuah kewajiban)
Kehidupan begitu luas dan sangat kaya dengan berbagaimacam  jenis ilmu dan warna khasanah keindahan dan kemisteriusannya,peristiwa dan kenyataan hidup sambung menyambung menjadi sebuah warna yang membentuk kepribadian dan cara pandang kita dalam menilai sesuatu. Dan kadang seseorang sudah dengan sebegitunya menetapkan bahwa warnaya hitam putih semata,dunianya hitam putih semata,tanpa mau mencoba membuka diri bahwa hidup itu luas dan penuh warna,sedangkan begitu banyak hal dan peristiwa yang terlewatkan begitu saja yang kita anggap hanya hitam putih semata dan  tanpa kita temukan ilmu atau rahmat Alloh yang terkandung didalamnya.  Kita begitu sibuk memperdebatkan kebaikan dan kebenaran yang sesungguhnya tidaklah perlu lagi untuk diperdebatkan,kita mempertengkarkan sesuatu hal yang pada akhirnya,hanya untuk menunjukan betapa hebat ego dan kepintaran ngomong kita akan kebenaran.
Yah... kita hanya jaga berdebat dan jaga mengemukankan teori-teori tentang sebuah hal yang justru hanya Nol besar di prakteknya. Kita begitu sibuk ngomong soal dalil-dalil tentang kebaikan,tentang kebenaran dan tentang Rahmat Alloh sampai lupa untuk menerjemahkan dan mengaplikasikan dalil-dalil yang kita ketahui tersebut agar jadi manfaat bagi kehidupan kita.  Kita hanya sibuk berteori sampai lupa mempersiapkan diri untuk menemui kehidupan abadi yang pasti kita jalani dan temui. Lalu apakah yang sudah engkau persiapkan..?Apakah yang sudah kita persiapkan..?apakah hanya cukup pada sebatas ibadah-ibadah mahdoh semata..?lalu apakah  ibadah-ibadah kita tersebut sudah menjamin bahwa itu bisa menyelamatkan diri dihadapan Alloh swt..?sedangkan Rosululloh bersabda bahwa yang mampu menjamin kita hanyalah Rahmat Alloh swt. Apakah jika sudah kau penuhi kuota ibadah mahdohmu itu lantas bisa menjaminmu untuk jadi benar-benar telah melakukan sebuah kebaikan dengan benar dan indah..?apakah juga engkau telah yakin bahwa ibadah mahdohmu itu sudah sedemikian baiknya,sedemikan benarnya..?apakahkita sudah begitu yakin terhadap itu, sehingga kita tidak mempersiapkan sesuatu perbekalan yang lain untuk menyongsong kehidupan abadi..? Perbekalan macam apakah yang kau persiapkan dan kebaikan macam apa yang kau cari, jika engkau sendiri selalu lari dari dirimu sendiri,lari dan mengelak untuk berbuat kebaikan yang akan menuntunmu untuk memepersiapakan perbekalan kehidupanmu selanjutnya. Perbekalan dan kebenaran bukanlah melulu soal apakah ini baik bagi diri sendiri atau tidak,ataukah ini bermanfaat bagi diri sendiri ataukah tidak,namun juga harus bermanfaat bagi orang lain sehingga menimbulkan kenikmatan dalam berbuat baik yang akan menumbuhkan rasa untuk bersyukur dan pada akhirnya Alloh swt pun akan meridloi kehidupan kita,karena hal itu adalah modal dan perbekalan yang teramat sangat penting bagi kehidupan kita saat ini ataupun selanjutnya. Sebab nilai indahnya sholat dan ibadah mahdohmu yang lain bukanlah dinilai atas apa yang tampak dari wajahmu,bekas banyak sujudmu,namun dari bagaimana engkau memperlakukan orang lain dan kehidupan disekitarmu. Dinilai dari output perbuatanmu atas kehidupan sosialmu,karena dari output ibadahmu maka akan terlihat kualitas taqwamu terhadap Alloh swt dan kesungguhanmu mencintai Alloh swt dan Rosululloh Muhammad saw. Sebab perbekalan yang terbaik untuk menyongsong kehidupan abadi adalah kepatuhan kita,ketaatan kita,ketaqwaan kita kepada Alloh swt,perlu juga kita pahami hidup adalah bejana berhubungan yang saling terkait antara satu dan lainnya,satu perbuatan kita, berefek kepada perbuatan kita selanjutnya,sehingga kita tidak bisa dengan seenaknya mempersiapkan perbekalan secara mendadak dan tiba-tiba. Yang kualitas dari perbekalan itu tidaklah seberapa dan kadang justru perbekalan yang kita bawa,jauh dari sebuah nilai kemanfaatan dan ketaqwaan kita kepada Allohswt dan kesungguhan kita mengikuti Rosululloh Muhammad saw. Hidup menjadi indah,luas,kaya dan menakjubkan,jika kita terus takjub terhadap semua rahmat Alloh swt dan mensyukurinya,kemudian mengaplikasikan rahmat tersebut agar menjadi berkah bagi kehidupan kita dan sekaligus bisa menjadi sebuah perbekalan demi menyongsong kehidupan selanjutnya.
Alloh ya Hafied,Allohul Kaafi,ketentraman bersama kalian.

DIMENSI HENING
* Sebab perbekalan yang terbaik untuk menyongsong kehidupan abadi adalah kepatuhan kita,ketaatan kita,ketaqwaan kita kepada Alloh swt,perlu juga kita pahami hidup adalah bejana berhubungan yang saling terkait antara satu dan lainnya,satu perbuatan kita berefek kepada perbuatan kita selanjutnya,sehingga kita tidak bisa dengan seenaknya mempersiapkan perbekalan secara mendadak dan tiba-tiba yang kualitas dari perbekalan itu tidaklah seberapa dan kadang justru perbekalan yang kita bawa jauh dari sebuah nilai kemanfaatan dan ketaqwaan kita kepada Alloh swt dan kesungguhan kita mengikuti Rosululloh Muhammad saw.

ANGKRINGAN SUFI
Bismilahirohmanirohim:”NIKMATI PERJALANANMU”
Kang  Sarengat    : Kang kok rasanya lama sekali ya..?
Kang  Hakekat    : Maksudmu bagaimana..?apanya yang lama...?           
Kang  Sarengat    : Ya perjalanannya dan pengembaraan yang panjang untuk menemukan
Kesejatiandiri,kok rasanya lama,kok rasa ora lek ketemu ki Kang..?   
Kang Hakekat    : Oh...,begitu,memangnya ada yang sebentar to..?           
Kang  Sarengat    : Ya ada to Kang,waktu bertemu dan ngobrol dengan orang-orang alim itu
rasanya cepet banget dan sebentar banget,padahal kalau melihat jam ya  
sudah berjam-jam,tapi rasanya kok sebentar yo kang.   
Kang  Hakekat    : Nah,mestinya Sampean belajar dari hal itu..?
Kang  Sarengat    : Maksudnya Kang...?                       
Kang  Hakekat    : Maksudnya ya Sampean harus menemukan ilmu dari itu,tidak cuma ilmu dari
pembicaraan dan Ngobrol dengan orang-orang alim saja,belajar kan tidak
harus selalu Ngadep buku dan kitab to..?               
Kang  Sarengat    : Sik Kang,aku kok malah bingung,apa yang harus kupelajari dari ngobrolku
dengan orang-orang alim itu selain ilmu yang tertuang dari obrolan itu..?
Kang  Hakekat    : Intinya Sampean tidak pernah mensyukuri waktu, Sampean hanya cenderung
menikmatinya semata tanpa mau mensyukurinya, lha kenapa ketika Sampean ngobrol dengan Mursyidmu,waktu menjadi begitu cepat dan tidakterasa..?sebab kamu menikmatinya dan menjalaninya dengan keikhlasan
niatmu,begitu juga mestinya Sampean memperlakukan dirimu sendiri ketika menempuh perjalananmu,pengembaraanmu untuk menemukan kesejatian dirimu dan kembali kepada Yang Maha sejati. Selama ini khan Sampean hanya terpatokdan terfokus terhadap cara Sampean menempuh perjalanan
itu,sehingga lupamengaplikasikannyadanmenikmati indahnya panorama pengejawatahan Alloh swt dalam bentuk keindahan ciptaan-Nya yang akanmeningkatkan Ketaqwaan dan cintamu di dalam perjalananmu.
Sehebat,sepintar apapaun engkau memahami sebuah cara, namun jika tidak engkau aplikasikan dan nikmati dalam perjalananmuitu hanya akan berakhir diangkasa pemikiranmu,bukankahsemakin jauh perjalananmu akan semakin indah jika nanti bertemu..?akan semakin matang dirimu ditempa perjalananmu..?Akan semakin menakjubkan hasil akhirnya...begitu khan...?
Kang  Sarengat    : Oh...ya..ya.. jadi begitu Kang.



0 komentar:

Posting Komentar